Sukses Digelar, Para Peserta Apresiasi dan Sanjung Perhelatan Indonesia Sustainability Forum 2023
Marves - Jakarta, Perhelatan Indonesia Sustainability Forum (ISF) 2023 yang dilaksanakan di Jakarta, sudah akhirnya selesai namun banyak cerita di baliknya. ISF berlangsung selama dua hari, sejak Kamis-Jumat (7-8/9/2023).
Gelaran ISF ini berjalan sukses dan menghasilkan sejumlah kemitraan terkait dengan isu-isu keberlanjutan. Tak dimungkiri, ISF yang digelar perdana ini mendapat sambutan positif, apresiasi, serta sanjungan dari para peserta maupun pembicara yang hadir langsung dalam kegiatan ini.
Lady misalnya, menurutnya penyelenggaraan ISF sangat baik dan bagus karena terorganisasi dengan baik meskipun di Indonesia sendiri sedang berlangsung banyak kegiatan skala internasional. “Sangat bagus bahwa ISF ini terjadi bersamaan dengan KTT ASEAN Indonesia. Saya sangat senang melihat keberlangsungan acara ini, terorganisir dengan baik,” ungkapnya di sela-sela kegiatan.
Lady yang berasal dari Amerika Serikat senang bisa mengikuti gelaran ISF. Pasalnya, ia mengaku bisa melihat dan mendengar para pembicara dengan nama serta reputasi yang tidak perlu diragukan lagi di bidangnya, salah satunya ialah Direktur Pelaksana World Bank, Mari Elka Pangestu.
“Banyak sekali sesi pembicara yang mengesankan, tadi saya baru saja dari sesi pembicaraan Ibu Mari (Mari Elka Pangestu), dia selalu terbuka, dan fakta serta angka-angka yang ia sebutkan benar-benar menunjukkan hal yang penting,” kata Lady yang saat ini bekerja di Lembaga Penelitian Ekonomi Kawasan Bangsa Asia.
Lady mengungkapkan bahwa setelah acara ini selesai diselenggarakan Indonesia diharapkan dapat dan mampu mengatasi persoalan polusi atau pencemaran udara yang kini menjadi perhatian pemerintah Indonesia. Meskipun dirinya menyadari persoalan polusi udara tidak hanya dialami Indonesia, tetapi juga negara-negara lainnya di dunia.
“Harapan terbesar saya, bahwa bisa mengatasi masalah polusi yang berarti, transisi energi, serta pendanaan campuran untuk mendukung perekonomian ramah lingkungan secara keseluruhan yang dibicarakan,” imbuhnya.
Hal senada juga diungkapkan peserta asal Prancis, Alexander. Dirinya senang mengikuti perhelatan ISF perdana ini. Ia menilai kegiatan ini berjalan sukses dan dilaksanakan dengan baik sehingga berjalan baik.
“Jadi sebenarnya hari ini pertama saya di sini, tapi menurut saya ini sangat terorganisir dengan baik. Jadi saya sangat suka sekali,” katanya.
Alexander mengatakan banyak sekali para pembicara yang berkualitas dalam forum yang diselenggarakan Kemenko Marves bekerja sama dengan Kamar Dagang dan Industri Indonesia (KADIN), Tony Blair Institute (TBI), dan stakholder lainnya. “Menurut saya di sini hadir beberapa pembicara yang sangat berkualitas, sejauh ini bagus,” akuinya.
Setelah kegiatan ini, lanjut Alexander, dirinya akan bercerita dan memberikan informasi kepada teman-temannya tentang ISF. Jika memang diselenggarakan lagi di Indonesia, ia akan mengajak koleganya untuk datang dan menghadiri perhelatan ISF berikutnya.
“Saya mencoba untuk mengajak teman-teman dari Prancis untuk datang ke Indonesia, untuk mengembangkan bisnis mereka dan berkolaborasi dengan teman teman dari Indonesia. Jadi saya berharap akan ada banyak kesempatan di sektor bisnis antara Prancis dan Indonesia,” bebernya optimis.
Selain peserta dari mancanegara, Felicia peserta dari Indonesia juga mengapresiasi penyelenggaraan ISF 2023. Menurut Felicia, ISF berjalan sukses dalam pelaksanaannya apalagi banyak peserta dan pembicara internasional yang datang.
"Saya sendiri juga mendapat banyak sekali wawasan untuk meningkatkan kesadaran saya juga, tadi sempat join juga salah satu sesi, yang mengenai clean air for the future. Di situ saya mendapatkan banyak inspirasi juga," kata Felicia yang bekerja di Mc Kinsey and Company Indonesia.
Felicia berharap, gelaran ISF ini tidak berhenti sampai di sini atau hanya diselanggarakan tahun ini saja, namun bisa dilaksanakan secara kontinu. Ia menilai banyak pelajaran dan informasi serta aksi-aksi konkrit dari berbagai negara yang disampaikan oleh para pembicara-pembicara mengenai berbagai isu keberlanjutan, khususnya topik keberlanjutan.
"Semoga ini bukan yang pertama, tapi akan menjadi event yang akan berjalan setiap tahunnya. Selalu ada supaya bisa terus meningkatkan lagi kesadaran dari orang orang di Indonesia dan juga seluruh dunia mengenai sustainability," ujarnya.
Tak hanya Felicia, Akademisi Universitas Padjajaran, Ahmad Zaini Miftah juga mempunyai pandangan tersendiri atas diselenggarakannya ISF. ISF menurut dia sengat penting dilaksanakan selayaknya Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) ke-43 ASEAN.
“Forum ini menjadi sangat penting seperti bersamaan dengan KTT ASEAN, di mana Indonesia menjadi tuan rumah dan mudah-mudahan dengan forum ini kita bisa berkolaborasi dengan negara-negara maupun entitas yang memiliki concern untuk sustainability,” katanya.
Berkaca pada penyampaian beberapa pembicara ISF, menurut Ahmad masa depan bukan hanya milik satu orang dan saat ini saja, sehingga dunia perlu dijaga dengan agenda berkelanjutan. Ini penting dilakukan dan diimplementasikan demi masa depan dunia yang lebih baik lagi.
“Ya, masa depan ini bukan milik kita tapi titipan untuk anak cucu kita, yang lebih penting melalui kolaborasi, kita dapat think globally but act locally,” tandasnya.
Sementara itu, Deputi Bidang Koordinasi Infrastruktur dan Transportasi Kemenko Marves, Rachmat Kaimuddin, mengatakan besarnya animo peserta menandakan adanya pergeseran positif di kawasan ini untuk mendukung agenda keberlanjutan. Begitu pula dengan adanya penandatanganan kemitraan-kemitraan penting dalam acara ini.
"Agenda keberlanjutan bukanlah kegiatan yang bersifat check-the-box bagi pemerintah dan dunia usaha. Agenda keberlanjutan lebih merupakan sebuah perubahan model bisnis dalam konsumsi dan pertumbuhan, untuk memastikan bahwa kemajuan menuju kemakmuran dapat terus berlanjut dengan cepat, sekaligus melindungi planet kita. Dalam konteks ini, kemitraan sektor publik dan swasta dapat mendukung terciptanya ekosistem untuk bisnis hijau dan baru untuk tumbuh,” ujarnya.
Deputi Rachmat menambahkan bahwa kolaborasi internasional dapat menjadi kunci untuk meruntuhkan hambatan bagi dunia dalam merangkul pertumbuhan keberlanjutan. Khususnya hambatan tingginya pembiayaan, keterbatasan akses terhadap teknologi dan sumber daya manusia.
Topik terkait pertumbuhan berkelanjutan dibahas tuntas dalam ISF perdana ini yang terdiri dari agenda 10 plenary sessions dan 14 sesi tematik ISF dengan 100 orang pembicara. Forum ISF menjadi salah satu perhelatan pertemuan sustainability yang berpengaruh di kawasan Asia Pasifik.
Selama dua hari, setidaknya ada 2.000 orang dari 41 negara hadir selama pertemuan yang berlangsung, termasuk sejumlah petinggi pemerintahan seperti Perdana Menteri Papua Nugini, James Marape, pimpinan organisasi global seperti Direktur Pelaksana Dana Moneter Internasional (International Monetary Fund/IMF), Kristalina Georgieva, dan Presiden Bank Dunia, Ajay Banga.
Agenda Berkelanjutan Adalah Solusi
Sehari sebelumnya, Kamis (7/9/2023), Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves) Luhut B. Pandjaitan turut hadir dalam pembukaan ISF. Dalam kesempatan ini, ia menyampaikan bahwa pertumbuhan berkelanjutan dan agenda keberlanjutan secara umum merupakan solusi atas masalah utama generasi saat ini yaitu perubahan iklim.
Karena itu ISF 2023 dilaksanakan atas kebutuhan bersama dalam mencari solusi atas masalah tersebut.
“Pertama dan terpenting, komitmen Indonesia dalam menyelesaikan agenda Sustainability atau Keberlanjutan. Seperti kita ketahui bersama, Indonesia telah berkomitmen untuk mencapai Net Zero pada tahun 2060. Namun, sepanjang perjalanan dekarbonisasi dan pengalaman kemitraan, kami menyadari bahwa setiap negara berbeda, dan oleh karena itu kami perlu memupuk kolaborasi berdasarkan rasa saling menghormati dan percaya,” ungkapnya.
Menko Luhut memandang tidak hanya mencari solusi atas masalah, namun pihaknya juga sangat terbuka atas saran dan masukan dari audiens yang hadir di ISF 2023 atas kebijakan pemerintah Indonesia, tentu tujuannya untuk memperbaiki dan meningkatkan kualitas kebijakan pemerintah.
“Forum ini untuk menginformasikan kepada masyarakat mengenai kebijakan yang dilakukan pemerintah Indonesia. Menurut saya itu sangat penting karena sebelumnya kami belum mempunyai forum seperti ini. Hari ini kami memberikan presentasi seperti ini, banyak sekali komunitas bisnis yang bergabung di forum ini. Masyarakat juga dapat memahami kebijakan pemerintah, tidak hanya masyarakat Indonesia tetapi juga masyarakat internasional dan dunia usaha,” ujarnya.
Sebagai negara dengan hutan tropis dan mangrove terbesar ketiga di dunia, potensi Indonesia dalam penyimpanan karbon relatif besar. Atas hal ini, Menko Luhut yakin Indonesia berada di posisi yang baik untuk memperkuat kemitraan global.
“Solusi berkelanjutan harus memungkinkan negara-negara berkembang untuk terus tumbuh seiring dengan upaya industrialisasi mereka. Hal ini akan memungkinkan kita untuk terus mengatasi kemiskinan, kesenjangan ekonomi, serta menciptakan lapangan kerja baru,” tandasnya.
Biro Komunikasi
Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi RI