Tingkatkan Kerjasama dengan Uni-Eropa, Pemerintah Berfokus pada Isu Kelautan

Marves - Jakarta, Indonesia memiliki berbagai potensi kelautan yang dapat dimanfaatkan bagi sektor pangan dan kesehatan, hingga memberikan pemasukan yang tinggi bagi sektor ekonomi masyarakat. Tetapi, laut juga memiliki berbagai tantangan dalam pengelolaannya. Perubahan iklim yang ekstrem memicu emisi karbon bagi bumi.
Untuk menyelesaikan berbagai tantangan yang ada, Pemerintah melalui Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Kemenko Marves) melalui Kedeputian Bidang Kedaulatan Maritim dan Energi menyelenggarakan Indonesia-EU 3rd High Level Dialogue on Fisheries and Maritime Issues melalui video conference di Jakarta, (23-09-2020).
"Isu kelautan harus menjadi perhatian bersama bagi Indonesia dan Uni Eropa. Laut Indonesia memberikan sumber pangan skala global, menyokong perekonomian dan melindungi kesehatan manusia," ungkap Asisten Deputi (Asdep) Keamanan dan Ketahanan Maritim Kemenko Marves Basilio Dias Araujo mewakili Deputi Bidang Koordinasi Kedaulatan Maritim dan Energi.
Pertemuan yang dipimpin oleh Asdep Keamanan yang sekaligus bertindak sebagai HoD tersebut menjelaskan bahwa, berbagai tantangan lingkungan, geopolitik, aktivitas terlarang, dan penangkapan ikan ilegal menjadi tantangan yang menanti di depan mata. Forum dialog kerja sama ini diharapkan mampu membuka berbagai peluang bagi Indonesia dan Uni Eropa untuk bekerjasama menghadapi berbagai tantangan yang ada.
"Pertemuan ini diharapkan mampu menjadikan Indonesia lebih siap dalam mengatasi tantangan di lautan, Membuka lebih banyak akses produk perikanan berkelanjutan Indonesia ke pasar Uni Eropa, dan kerjasama konkrit lainnya," Jelas Basilio.
Forum ini membahas empat topik yaitu pengembangan kebijakan tata kelola perikanan dan kelautan masing-masing, Isu regional, global dan bisnis lainnya. Masing-masing isu dipresentasikan oleh kedua pihak, Indonesia dan Uni Eropa.
"Isu regional yang dibahas meliputi Western and Central Pacific Fisheries Commission (WCPFC) – Annual Expextation dan Indian Ocean Tuna Commission (IOTC). Sedangkan isu global berfokus pada kelautan dan perubahan iklim, Biological Diversity of Areas Beyond National Jurisdiction (BBNJ), World Trade Organization (WTO), serta Illegal Unreported and Unregulated (IUU) fishing", ungkap Plt. Asisten Deputi Hukum dan Perjanjian Maritim, Nixson F.L.P. Silalahi.
Forum ini dihadiri oleh Delegasi dari Indonesia yaitu Kemenko Bidang Kemaritiman dan Investasi, Kementerian Luar Negeri, Kementerian Kelautan dan Perikanan, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, serta Kementerian Perdagangan. Sementara delegasi dari Uni Eropa diwakili oleh Directorate General Maritime Affairs and Fisheries, European Commission dan Perwakilan Uni Eropa untuk Indonesia dan Brunei Darussalam. Dalam kesempatan tersebut, Duta Besar Uni Eropa untuk Indonesia dan Brunei Darussalam, Vincent Piket, memberikan sambutannya.
Walaupun harus dilakukan secara virtual, Asdep Basilio berharap forum ini tetap akan meningkatkan kerja sama antara Indonesia dengan Uni Eropa dalam isu kemaritiman dan perikanan.
Biro Komunikasi
Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi RI
[gallery columns="2" size="large" ids="50925,50924,50923,50922"]