Tour de Flores Jadi Ikon Balap Internasional
Maritim - Menteri Pariwisata Arief Yahya mengapresiasi pelaksanaan even balap internasional Tour de Flores yang ditutup Senin (23/5) di Kabupaten Manggarai Barat.
Pemerintah, lanjutnya, ingin melanjutkan even balap sepeda bertaraf internasional ini di Flores setiap tahun.
"Karena even ini kita bisa lakukan dua hal sekaligus, yakni olahraga dan promosi pariwisata,” ungkapnya usai menyambut kedatangan peserta di garis finish.
Lomba balap Tour de Flores menurut menteri yang pernah menjabat sebagai dirut PT Telkom itu dilakukan untuk mempromosikan Labuan Bajo sebagai salah satu destinasi wisata prioritas.
“Saya senang, karena dengan adanya even ini Flores secara umum menjadi 'trending topic' di 'twitter',” ujarnya bangga.
Namun demikian, Arief Yahya tidak ingin keberhasilan itu hanya berakhir sampai pada banyaknya 'traffic' diskusi tentang Flores ataupun Labuan Bajo di media sosial.
“Sebagai destinasi prioritas, Labuan Bajo harus memenuhi syarat 3A, yakni atraksi yang berskala internasional, akses yang juga berstandar internasional serta amenitas,” jelasnya mengenai hal-hal penting yang memengaruhi kemajuan kota itu.
Lebih jauh, Arief menuturkan, Labuan Bajo telah memilki atraksi komodo yang telah mendunia dengan diumumkannya hewan purba tersebut sebagai salah satu warisan dunia oleh lembaga 'New Seven Wonders'.
Tentang akses, Arief menjelasan bahwa pemerintah daerah perlu mengutamakan akses. Akses jalan dari Larantuka ke Labuan Bajo via darat diakui oleh Menpar telah memadai, namun tidak demikian dengan akses pelabuhan udara.
"'Runaway' (landasan pacu) bandara oleh pak Jonan (Menhub) sudah diperpanjang dari 2.250 meter menjadi 2.350, tapi sekarang beliau sedang menunggu tanah pembebasan tanah untuk perpanjangan bandara,” sebutnya.
Bila 'runaway' telah mencapai 2.500 meter, menurut Menpar Pelabuhan Komodo akan menjadi bandara internasional karena pesawat asing bisa masuk ke bandara tanpa transit ke Denpasar.
Menpar juga mengatakan pihaknya akan menarik investor untuk membangun hotel di Labuan Bajo agar makin banyak wisatawan yang bisa menginap di kota dengan ikon Komodo tersebut.
(Nuans/Arp)