Wujudkan Target 20 Juta Wisatawan Mancanegara, Humas Harus Bersinergi

Wujudkan Target 20 Juta Wisatawan Mancanegara, Humas Harus Bersinergi

Maritim - Jakarta, Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman berkoordinasi dengan 4 Kementerian, yakni Kementerian Pariwisata, Kementerian Energi Sumber Daya Mineral, Kementerian Kelautan dan Perikanan dan Kementerian Perhubungan. Dalam rangka mewujudkan target kunjungan 20 juta wisatawan mancanegara, Kementerian Pariwisata (Kemenpar)  mengadakan acara pertemuan dan diskusi bagi para personel Kehumasan  Kementerian dan Lembaga (K/L) se-Indonesia yang dinamakan Forum Tematik Badan Koordinasi Kehumasan (Bakohumas) bertema  “Indonesia Incorporated  Menuju  20 Juta Wisatawan Mancanegara di Tahun 2019” digelar di Balairung Soesilo Soedarman, Jakarta, pada hari Rabu (11/5/2017).

Dalam sambutannya Menteri Pariwisata Arief Yahya memaparkan berbagai target yang ingin diraih kedepannya, diantaranya meningkatkan peringkat IDP (Indeks Daya Saing Pariwisata) dari sebelumnya ada di peringkat 42 (di bawah Malaysia, Thailand dan Singapura), maka di tahun 2019 diharapkan IDP Indonesia naik ke peringkat 30. Menteri Arief kemudian menjelaskan berbagai permasalahan yang harus segera dibenahi, antara lain tiga masalah utama yaitu kebersihan, akomodasi, dan aksesibilitas.

“Oleh karenanya, masalah-masalah tersebut harus diselesaikan secara sinergi, makanya forum kehumasan antar K/L ini sangat penting guna menemukan kesepahaman dan kerjasama demi mewujudkan target 20 juta wisman tahun 2019 mendatang. Contohnya masalah kebersihan, Kemenpar tidak bisa bekerja sendiri, kita juga harus koordinasi dengan Kementerian Kehutanan dan Lingkungan Hidup serta Kementerian Kesehatan” jelasnya.

“Kemudian masalah Akomodasi, seperti ketersediaan Homestay di 10 lokasi wisata andalan kita (diantaranya, Danau Toba, Wakatobi dan Lombok),kita juga harus sinergi dengan Kementerian PU-Pera dan Kementerian lain terkait, dan masalah Aksesibilitas dan Amenities seperti adanya Bandara penghubung dan penambahan kapasitas kursi pesawat, kita juga harus dibantu oleh Kementerian Perhubungan, Kementerian BUMN dan Kementerian lain. Dari hal itulah peran Kehumasan di setiap K/L sangat vital adanya demi memberikan informasi dan saling bekerjasama dengan baik,” imbuh Menteri Arief.

Sementara, Sekretaris Deputi Bidang Pemasaran Pariwisata Mancanegara Kemenpar, Giri Adnyani menerangkan berbagai strategi yang sudah dan akan dilakukan oleh Kemenpar, diantaranya perihal pemasaran wisata Indonesia di mancanegara yaitu, Branding, Advertising dan Sailing. Giri menuturkan bahwasanya saat ini pemerintah Indonesia telah melaksanakan ketiga hal tersebut yaitu dengan mengadakan berbagai pameran pariwisata nusantara di luar negeri, branding atau mengiklankan daya tarik pariwisata Indonesia di berbagai lokasi strategis dan transportasi umum di berbagai negara potensial, serta menjual tema Wonderful Indonesia secara massif di mancanegara.

“Meskipun itu relatif sukses menarik minat wisman, kedepannya Kemenpar akan mendorong lagi Branding, Advertising dan Sailing Wonderful Indonesia dengan lebih mengedepankan teknologi digital, karena kita semua tahu bahwa saat ini kita masuk era digital dan strategi itu terhitung lebih menghemat biaya, tapi gaungnya tetap akan menggema di seluruh dunia,” tambahnya.

Senada dengan Giri Adnyani, Staff Khusus Menpar Bidang Komunikasi dan Media, Don Kardono juga mengakui bahwa strategi digitalisasi sudah teramat penting untuk diterapkan karena dinilainya saat ini semakin banyak media berbasis digital. Dan lagi-lagi ia mengungkapkan peran penting dari setiap Staff Kehumasan di seluruh K/L, menurutnya setiap Humas di berbagai K/L mempunyai modal berharga yaitu informasi yang valid dan aktual langsung dari sumber yang terpercaya, karenanya sinergi itu mutlak dilakukan demi bersama-sama menciptakan berita yang positif dan mencerahkan. Apalagi, sambung Don, era saat ini disebutnya sudah masuk pada era media yang “menciptakan berita” bukan lagi media yang “menceritakan berita”, makanya setiap berita dari luar pemerintah, ujar Don seolah mudah sekali “menyerang” dan Humas di K/L seakan hanya “bertahan”.

“Kehumasan harus berubah dan tidak lagi bertahan, kalau saya mengibaratkan setiap staff kehumasan di selruh K/L itu harus bersama-sama dan bersinergi menciptakan sebuah lukisan mozaik, misalkan dari setiap humas K/L memberikan satu mozaik , maka apabila seluruh humas K/L memberikan mozaiknya maka akan terciptalah satu lukisan mozaik yang sangat indah. Jika itu dapat diwujudkan saya yakin seluruh strategi yang telah dicanangkan akan bisa direalisasikan,” jelasnya. ***