Y20 di KTT G20, Generasi Muda Calon Pemimpin Bangsa di Masa Depan

Y20 di KTT G20, Generasi Muda Calon Pemimpin Bangsa di Masa Depan

MarvesJakarta,  Bung Karno, Presiden Republik Indonesia pertama pernah bersemangat mengatakan, "Berilah aku sepuluh pemuda yang bersemangat besar, niscaya aku akan sanggup mengguncang dunia."

Dan tokoh dunia dari Afrika Selatan, Nelson Mandela, juga pernah berkata bahwa anak-anak muda saat ini adalah para pemimpin di masa depan.

Sementara Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi, Luhut Binsar Pandjaitan beberapa waktu lalu pernah di pernah dikawal 25 anak muda berbakat dan cerdas dari berbagai bidang dan keilmuan yang memiliki kontribusi dan membantu Pak Menko ini dalam memutuskan sebuah kebijakan seperti investasi.  

“Ada sekitar 25 anak muda di kantor saya dari berbagai bidang dan keilmuan yang membantu saya. Dan dengan adanya orang muda ini saya tegaskan akan sulit bagi bangsa lain untuk menipu kita dengan kungfu-kungfunya, karena anak-anak muda ini cerdas dan sangat detail terutama dalam hal angka. Orang muda ini berperan penting,” kata Pak Menko.

Memang peran orang muda menjadi poin penting dan bagian yang ikut dibahas di KTT G20 2022. Melalui Youth Twenty (Y20) Summit yang dibuka oleh secara resmi di Gedung Nusantara V, Komplek DPR, Senayan, Jakarta Pusat pada pertengahan Juli lalu. Acara dengan tema “From, Recovery to Resilience: Rebuilding the youth agenda beyond Covid-19” yang berlangsung di Jakarta dan Bandung pada 17-24 Juli 2022 lalu.

Menurut Asrorun Ni’am Sholeh, Deputi Bidang Pegembangan Pemuda Kementerian Pemuda dan Olahraga Republik Indonesia (Kemenpora), bahwa acara ini merupakan side event dari Indonesia sebagai presidensi G20.

“Salah satu isu yang paling strategis adalah isu kepemudaan, karena itu Kementerian Pemuda dan Olahraga beserta Indoneisa Y20 serta elemen kepemudaan di Indonesia menyelenggarakan satu event untuk mendukung Presidensi G20 Indonesia yaitu dengan Y20,” ujar Asrorun Ni'am Sholeh.

Niam menjelaskan, acara ini sudah diawali dengan pre-summit yang dilakukan secara terpisah di empat kota di Indonesia, yakni Palembang, Sumtera Selatan, Lombok, NTB, Balikpapan, Kaltim dan Manokwari, Papua Barat dengan membahas 4 isu utama yaitu Ketenagakerjaan pemuda, transformasi digital, planet yang berkelanjutan dan keragaman dan inklusi.

“Itu menunjukan bahwa Indonesia itu besar dan memiliki pengalaman dalam keragamannya. Tetapi tetap satu dengan komitmen Bhinneka Tunggal Ika atau Unity in Diversity. Kita tunjukan kepada peserta dari negara G20 yang tergabung dalam Y20 bahwa Indonesia memiliki pengalaman dengan keragaman yang sangat tinggi, baik itu bahasa, bangsa, agama, kepulauan. Tetapi itu tidak memisahkan tetapi menguatkan satu dengan yang lain,” kata Niam.

Menurut Niam, hal tersebut menjadi guru terbaik dalam memainstreming perspektif diversity dalam konteks kebersamaan, bukan untuk dipertentangkan. Bahwa ada spirit komitmen kebersamaan di tengah percaturan global yang semakin terbuka, gak bisa lagi hanya bertumpu pada ‘aku’ dan ‘kamu’. Tetapi saatnya berbincang secara kolektif soal “kita”.

Niam pun mengatakan, “Sekalipun kita dibatasi oleh teritori, tetapi gak bisa mainset kita hanya membatasi diri pada teritori yang sempit, kita hidup di tengah kehidupan masyarakat global yang terbuka yang borderless, karena itu perlu ada take and give. Kita terbuka untuk saling memberi dan saling menerima untuk menguatkan tema besar kita.”  

Pemuda Bisa Berikan Optimisme

Sementara Michael Victor Sianipar, selaku Co- Chair Y20 Indonesia menjelaskan, di tengah krisis global yang terjadi saat ini, pemuda diharapkan memberikan optimisme dan semangat. Karena pemuda yang terdiri dari berbagai negara G20 ini tidak punya kepentingan dan masih berfikir dengan satu idealisme dan memiliki satu harapan bahwa dunia ini diperbaiki bersama.

“Semangat itulah yang coba kita jaga di Y20, dan ini kita bangun terus untuk resiliensi, bahkan melewati masa krisis covid yang telah berlalu. Kita harap walaupun banyak gejolak, tapi pemuda bisa memberikan optimisme,” harapnya.

Kemudian, Michael juga menjelaskan bahwa para delegasi ini  akan menandatangani deklarasi pemuda dunia di gedung Konferensi Asia Afrika di Bandung dan diserahkan langsung kepada Presiden Jokowi.

“Jadi dari deklarasi pemuda dunia menuju deklarasi pemimpin dunia. Itu harapan kami, agar kepala negara berkumpul di Bali nanti, pemikiran-pemikiran dan optimisme pemuda ini masuk ke deklarasi tersebut,” kata Michael.

Sementara Dian Triansyah Djani, Co-Sherpa G20 Indonesia beberapa waktu lalu mengatakan bahwa pemuda adalah aset penting bagi dunia, terutama dalam kondisi perubahan global seperti sekarang ini.

Menurut Dian, para pemuda adalah mesin yang sedang membangun jalan emas menuju perubahan dan pembangunan berkelanjutan. “Nah, para orang muda ini memiliki potensi yang luar biasa dengan segudang ide kreatif yang mereka miliki, dan hal ini yang sangat dibutuhkan Indonesia," ujar Dian.

Dan memang, satu agenda strategis pembangunan kepemudaan adalah menciptakan generasi penerus masa depan bangsa yang tangguh, mandiri dan berdaya saing. Terlebih dengan adanya peluang bonus demografi menuntut pemuda untuk pandai dalam mengambil peran dan peluang.

Dian mengatakan hingga saat ini, Indonesia  memiliki jumlah anak muda sekitar 64,5 juta jiwa atau sekitar 24 persen dari populasi anak muda di dunia. Hal ini, merupakan potensi besar bagi kreativitas global. “Tentu saja, kalangan orang muda ini telah berperan nyata dalam bidang budaya, kesenian, politik, olahraga, hubungan sosial, teknologi digital, startup, dan lingkungan hidup.”

Dian juga meyakini anak-anak muda di Y20 mampu memberi kontribusi nyata bagi Presidensi G20 Indonesia. Karena mereka adalah pemimpin masa depan dan yang menghasilkan karya nyata yang memberi dampak bagi masyarakat global.

Dokumen Rekomendasi Kebijakan Y20 2022

Adapun Rahayu Saraswati Djojohadikusumo, Co-Chair Y20 Indonesia 2022 menegaskan kegiatan Y20 Indonesia 2022 ini dapat menjadi ajang yang tidak terlupakan bagi seluruh peserta yang merupakan suara pemimpin masa depan.

Ketika Saraswati menyerahkan dokumen rekomendasi kebijakan atau Communique kepada Pemerintah Republik Indonesia pada 22 Juli lalu di Bandung, fokus yang disampaikan dalam Communique ini ada empat isu prioritas yaitu Ketenagakerjaan pemuda, transformasi digital, planet yang berkelanjutan dan keragaman dan inklusi.

“Kami anak muda yang ada di sini untuk berkontribusi dan kami membutuhkan kesempatan. Berikan kami tempat duduk dan kami berjanji tidak akan mengecewakan bahkan di even G20 ini,” kata Saraswati bersemangat.

Maudy Ayunda, Juru Bicara untuk Presidensi G20 menyampaikan peran penting generasi muda untuk berperan dalam Y20 di KTT G20 ini.

“Banyak peran penting yang bisa dilakukan orang muda yang akan menjadi pemimpin bangsa di masa depan. Misalnya untuk ikut berperan dalam menyelamatkan bumi,”kata Maudy beberapa waktu lalu.

Maudy yang merupakan salah satu artis muda  Indonesia berbakat ini menegaskan sebagai generasi muda yang akan mewarisi bumi memiliki peran penting dalam kehidupan. “Generasi muda harus berkontribusi menjaga kelestarian dan keberlanjutan bumi sebagai tempat yang layak huni dan berkelanjutan di masa mendatang,” kata pemeran Ainun di film layar lebar Habibie Ainun 3.

Biro Komunikasi

Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi