Perlu Rute Wisata Alternatif Menuju Borobudur
Maritim - Seperti diketahui bahwa kawasan Candi Borobudur merupakan satu dari keajaiban dunia yang ada di dunia ini dan telah memperoleh pengakuan dari UNESCO sebagai World Cultural Heritage (WHC No. 592 tahun 1991). Untuk itu, pemerintah Indonesia berkewajiban melaporkan manajemen pengelolaannya kepada WHC (tiap 2 tahun sekali).
Saat ini diketahui bahwa jumlah pengunjung Candi Boroudur sekitar 12.500 orang/hari. Dan ini melampaui kapasitas daya dukung candi. Ini terlihat dari kondisi tangga utara yang mengalami aus pada batu-batuannya. Tidak hanya itu saja relief yang ada pada candi sebagian dalam kondisi mengenaskan.
“Kondisi Borobudur yang dipaparkan oleh perwakilan cagar budaya memang sangat mengkhawatirkan. Untuk itu perlu adanya rute alternatif kunjungan wisatawan, sehingga situs cagar budaya bisa diselamatkan,” kata Deputi Bidang Sumberdaya dan Infrastruktur Kementerian Maritim, Ridwan Djamaluddin kepada redaksi saat berkunjung ke Bukit Menoreh, Yogyakarta, beberapa waktu lalu.
Ridwan juga mengatakan bahwa potensi wisata di Borobudur, seperti sawah purba, sungai purba, Bukit Menoreh belum dimanfaatkan dengan baik. Untuk itu, dengan pembentukan pokja cagar budaya, diharapkan membantu mengidentifikasi rute wisata dengan baik.
Lebih lanjut Asisten Deputi Bidang Infrastruktur Pelayaran, Perikanan dan Pariwisata Dr. Ir. Rahman Hidayat, M.Eng, menyiapkan pengembangan KSPN Borobudur akan dilakukan secara komprehensif.
“Kita menyiapkan rencana pengembangan KSPN Borobudur yang lebih komprehensif dan terpadu dengan kawasan sekitarnya, sehingga membuat arus wisatawan bisa terbagi, tidak menumpuk di satu tempat di Candi Borobudur. Seperti yang dipaparkan dari perwakilan cagar budaya, bahwa Candi Borobudur pernah masuk sebagai World Heritage in Danger menurut UNESCO,” tegas Rahman Hidayat.
(Maritim/Glh/Arp)