Pemerintah Dorong Indonesia Sebagai Produsen dan Eksportir Terbesar Ikan Hias Dunia
Maritim - Tangerang, Kekayaan ikan hias yang dimiliki Indonesia bisa membuat bangsa ini menjadi pemasok terbesar ikan hias di pasar dunia. Bahkan kehadiran ikan hias Indonesia di tengah perdagangan ikan hias internasional itu dapat berkontribusi sebagai penyumbang devisa negara.
Deputi Bidang Koordinasi Sumber Daya Alam dan Jasa Kementerian Koordinator bidang Kemaritiman, Agung Kuswandono menyampaikan dukungannya terhadap penyelenggaraan kegiatan Simposium Nasional Pembangunan Industri Ikan Hias yang diadakan pada tanggal 30 November 2017 di ICE, BSD Tangerang.
“Alhamdulillah akhirnya tercapai juga cita-cita kami untuk mengadakan Simposium membahas tentang ikan hias nasional Indonesia,” ungkapnya di sela acara pembukaan Simposium Nasional Pembangunan Industri Ikan Hias, Tangerang, Kamis (30/11/2017).
Adapun kegiatan yang bertemakan “Pengembangan Industri Ikan Hias Indonesia: Peluang dan Tantangan Menuju Indonesia sebagai Ekportir Ikan Hias Nomor 1 di Dunia” dan dilanjutkan dengan “Pameran Ikan Hias bertaraf Internasional” yang berlangsung pada tanggal 1-3 Desember 2017 ini bertujuan untuk meningkatkan kepedulian semua pemangku kepentingan (stakeholder) tentang potensi ikan hias Indonesia, kesepakatan semua stakeholder untuk membangun Industri Ikan Hias Nasional guna mewujudkan Indonesia sebagai produsen dan eksportir Ikan Hias Nomor 1 di dunia, serta Launching dokumen Rencana Aksi Nasional Pembangunan Industri Ikan Hias 2017-2021.
Kegiatan simposium tersebut pun diikuti sebanyak 350 peserta pelaku ikan hias yang ada di seluruh Indonesia.
Menurut Deputi Agung, selama ini sentuhan pemerintah di bidang ikan hias relatif kecil, karena hanya Kementerian Kelautan dan Perikanan saja yang mengurusi hal tersebut.
Menurutnya, mengurus industri ikan hias bukan sekedar mengurusi ikan hiasnya, karena ikan hias ini sudah bersifat internasional, maka industrinya harus benar-benar diurusi pada skala internasional pula.
“Kita mengurusi ikan hiasnya, kita urusi nelayan penangkapnya, kita urusi pembudidayaannya, kita urusi transportasinya karena ikan hias rawan mati dan mengangkutnya harus dengan metode khusus dan tidak bisa lama-lama, maka mengangkutnya menggunakan pesawat terbang. Oleh karena itu, kali ini kita mengundang dari teman-teman Kementerian Perhubungan (ditjen perhubungan udara), kemudian harus kita urusi pasarnya di Indonesia dan pasarnya di Internasional. Maka yang terlibat tidak hanya KKP, yang terlibat berbagai macam kementerian dan lembaga,” jelasnya.
Potensi jenis ikan hias Indonesia sendiri dapat dilihat dari keragaman jenis ikan yang mendiami perairannya. Perairan tawar Indonesia dihuni oleh sedikitnya 1.248 jenis ikan, 243 jenis di antaranya merupakan spesies endemik dan 122 jenis udang hias. Sedangkan di perairan laut Indonesia, terdapat sekitar 3.476 jenis ikan.
Pemanfaatan potensi ikan hias tersebut, tentunya dapat memberikan kontribusi nyata apabila dapat dimanfaatkan secara optimal untuk kepentingan masyarakat. Keanekaragaman ikan hias Indonesia menjadikan Indonesia sebagai salah satu negara eksportir ikan hias dunia. Potensi pasar dan trend produksi ikan hias Indonesia memiliki prospek yang cukup menjanjikan jika ditinjau secara ekonomi. Pada tahun 2015 kontribusi Indonesia untuk nilai ekspor ikan hias air laut menduduki posisi ke 3 dunia, dengan nilai mencapai sekitar 5,43 Juta US $. Sementara nilai ekspor ikan hias air tawar menduduki posisi ke 5 besar dunia, dengan nilai mencapai 14,16 Juta US $.
Hal ini didukung juga dengan tersebarnya wilayah sentra produksi ikan hias Indonesia di 18 Provinsi di seluruh Indonesia. Potensi lainnya terlihat dari trend produksi ikan hias yang terus meningkat setiap tahunnya. Pada tahun 2015 produksi ikan hias sekitar 1,31 milyar ekor dan diharapkan menjadi 2,5 miliar ekor pada tahun 2019. Dalam kurun waktu sepuluh tahun terakhir (2007 – 2016), Indonesia terus bersaing dengan Singapura, Spanyol, Jepang, Ceko, Thailand dan Malaysia untuk menguasai pasar ikan hias dunia.
Untuk itu, Deputi Agung menjelaskan akan pentingnya mengumpulkan semua pakar dan pelaku ikan hias serta lembaga pemerintah untuk menggelar simposium dalam rangka membuka wawasan tentang budidaya ikan hias untuk menjadikan Indonesia sebagai eksportir sekaligus produsen ikan hias nomor 1 di dunia.
Harus Ada Keberanian
Menurut Deputi Agung, pada kenyataannya sumber daya alam Indonesia sangat luar biasa. Indonesia mempunyai lebih dari 17 ribu pulau yang di kelilingi oleh laut dan 2/3 – nya itu merupakan wilayah teritiro. Apalagi, wilayah Indonesia berada di daerah tropis di lingkar khatulistiwa.
“Kalau bicara ikan hias tropis tempatnya ada di kita, itu the best nya saya sampaikan dulu, tetapi sedihnya, mengapa ikan hias di dunia ini ada di negara tetangga? Misal negaranya tidak sampai sebesar Jakarta, tapi ekonomi mengenai ikan hias berada di sana, kalau butuh ikan hias tinggal telepon orang Indonesia,” imbuhnya.
Deputi Agung mengungkapkan, ikan hias yang dibeli dari Indonesia memang dengah harga yang relatif tinggi. Namun di negara lain, seperti Singapura dijual dengan harga mencapai 40 kali lipat. Dengan memanfaatkan sektor ini lanjutnya, kita bisa menciptakan lapangan kerja yang baru dan bisa menurunkan angka kemiskinan.
“Caranya kita harus inovatif sesuai arahan Bapak Presiden Jokowi. Jangan berpikir biasa-biasa saja, tetapi harus ada terobosan,” ujarnya.
Lebih lanjut, Deputi Agung menghimbau kepada seluruh jajaran pemeritah pusat, daerah, jajaran pendidikan, sekolah-sekolah, legislatif pusat dan daerah, lembaga-lembaga non-departemen, swasta atau organisasi untuk bisa memasang aquarium di kantornya masing-masing.
“Bayangkan berapa juta aquarium yang akan tercipta dengan himbauan out of the box. Artinya industri ikan hias di Indonesia akan berkembang,” pungkasnya.