Apresiasi Bulan Cinta Laut, Menko Luhut: Komitmen Penanganan Sampah Laut Jadi Fokus Kita

Apresiasi Bulan Cinta Laut, Menko Luhut: Komitmen Penanganan Sampah Laut Jadi Fokus Kita

Marves - Bali, Selama 1 (satu) bulan penuh Gerakan Nasional Bulan Cinta Laut (Gernas BCL) dilaksanakan. Gerakan ini menjadi langkah konkrit penanganan sampah laut yang berkelanjutan, karena melibatkan seluruh stakeholder, termasuk nelayan yang menangkap ikan di laut. 

"Saya apresiasi sekali untuk Menteri Kelautan dan Perikanan (MenKP) Sakti Wahyu Trenggono yang telah mengadakan Gernas BCL. Kita libatkan nelayan kita untuk ikut turut menjaga laut dari sampah yang ada," ujar Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves) Luhut B. Pandjaitan (27-10-2022).

Dalam sebulan Gernas BCL yang diadakan oleh Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) di seluruh wilayah Indonesia, nelayan diajak untuk mengambil sampah plastik dari laut yang nantinya dapat ditukarkan per kilogramnya dengan harga yang setara dengan harga ikan per kilogramnya. Gernas BCL ini diharapkan dapat dilakukan setiap tahun dalam kurun waktu satu bulan dengan harapan tercipta penangkapan ikan berkelanjutan, adanya kepedulian akan lingkungan laut dari sampah, serta terselenggaranya pengembangan konsep blue economy dan blue carbon di Indonesia.

"Saya harapkan, kontribusi strategi dan komitmen penanganan sampah laut menjadi fokus kita bersama, yang akhirnya memberikan multiplier effect kepada masyarakat dan utamanya bagi para nelayan yang menjadi ujung tombak penjaga laut," ujar Menko Luhut dalam sambutannya.

MenKP Trenggono mengungkapkan bahwa hingga kini sekitar 80% persen sampah laut Indonesia berasal dari darat, dimana 30 persen dari sampah tersebut dikategorikan sebagai sampah plastik. 

"Setiap tahunnya, 1.29 juta ton sampah plastik yang turut dipengaruhi oleh pasang surut ombak masuk ke perairan Indonesia dan berkontribusi terhadap akumulasi sampah lokal," kata MenKP Trenggono.

Trenggono menjelaskan Gernas BCL merupakan langkah konkrit KKP dalam upaya untuk mengedukasi kesadaran nelayan dan masyarakat, serta mengkampayekan pentingnya menjaga laut agar tetap bersih sehingga ekosistem laut menjadi sehat.

Dia menambahkan bahwa Gernas BCL ini dilaksanakan di 14 kabupaten/kota di 14 provinsi secara serentak sejak 1-31 Oktober 2022. Selain di Kabupaten Badung, Bali kegiatan ini juga dilaksanakan di Kota Banda Aceh, Kota Medan, Kota Padang, Kota Tanjungpinang, Kota Serang, Kota Cirebon, Kabupaten Cilacap, Kabupaten Kubu Raya, Kota Balikpapan, Kota Kendari, Kota Manado, Kota Sorong, dan Kota Merauke.

Hingga hari ini, sambungnya, jumlah sampah yang telah terkumpul dari seluruh lokasi adalah sebesar 67,34 ton dengan jumlah nelayan yang terlibat adalah 1.477 orang. Dari hasil pencatatan, lokasi yang paling aktif adalah Kota Padang yang berhasil mengumpulkan 10.9 ton sampah.

"Sampah dari laut yang telah berhasil dikumpulkan oleh para nelayan ini selanjutnya akan dipilah sesuai dengan jenisnya dan ditimbang untuk menentukan besaran insentif yang akan diterima. Sampah selanjutnya akan dibawa ke tempat penampungan sampah atau proses daur ulang untuk dijadikan produk yang bernilai," kata MenKP Trenggono.

"Proses ekonomi sirkular ini merupakan pendekatan penting bagi nelayan, bahwa dengan mengumpulkan sampah di laut dapat juga menjadi mata pencaharian alternatif bagi nelayan yang tidak dapat melaut karena cuaca yang tidak baik," tandasnya.

Perlu diketahui, Indonesia telah menetapkan target ambisius untuk melakukan pengurangan kebocoran sampah ke laut sebesar 70% sampai dengan tahun 2025, sebagaimana tertuang dalam Rencana Aksi Penanganan Sampah Laut (RAN-PSL) tahun 2018-2025. Dalam 3 tahun terakhir ini, melalui sinergi berbagai pihak, Indonesia sudah berhasil melakukan pengurangan kebocoran sebesar 28,5% ditahun 2021.  Masih perlu ditingkatkan adanya usaha pemerintah untuk mencapai target 70% dalam 3 tahun ke depan.  

Menko Luhut dalam acara ini juga berpesan kepada MenKP Trenggono dan Kepala Staf Angkatan Laut (KSAL) Yudo Margono, agar nantinya mampu berkolaborasi membantu untuk mengumpulkan sampah di laut.

"Saya minta agar KKP dan TNI AL, bisa bersinergi mengerahkan seluruh armadanya yang berlayar untuk bisa mengumpulkan sampah. Jadi sebelum bersandar, kapal yang mau bersandar milik KKP dan TNI AL harus mengumpulkan sampah dahulu. Ini nantinya bisa membantu mempercepat target RAN-PSL kita," katanya.

Pada sisi yang sama, Gubernur Bali Wayan Koster juga mengungkapkan bahwa langkah Gernas BCL ini merupakan langkah yang tepat bagi Bali secara khususnya, untuk terus meningkatkan kesadaran seluruh lapisan masyarakat untuk peduli kepada lingkungan, terutama terkait sampah plastik di laut.

"Saya harap, Bali bisa jadi contoh untuk kawasan lainnya di Indonesia untuk bisa peduli terhadap lingkungan, terutama melalui penanganan sampah plastik yang melibatkan seluruh stakeholder," ujar Gubernur Koster.

Biro Komunikasi
Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi
No.SP-339/HUM/ROKOM/SET.MARVES/X/2022