Bersama PT. LABAS, Kemenko Marves Dorong Kembangkan Industri Sidat
Marves - Jakarta, Dalam rangka upaya pembangunan dan pengembangan industri ikan sidat (Anguilla sp.) serta upaya pemenuhannya di pasar global, Kemenko Marves melaksanakan peninjauan lapangam ke PT. Laju Banyu Semesta (PT. LABAS) Bogor, Jawa Barat. Diketahui PT. LABAS merupakan salah satu industri pembudidaya dan pengembang ikan sidat di Indonesia.
“Kemarin kita melakukan kunjungan ke PT. LABAS yaitu suatu industri kecil menengah yang mengembangkan budidaya ikan sidat. Kita sudah keliling melihat ke area industri tersebut dan arealnya cukup luas sekitar 8 Hektar dengan 2 Hektarnya difokuskan untuk pembesaran benih ikan sidat,” kata Asisten Deputi (Asdep) Hilirisasi Sumber Daya Maritim Kemenko Marves Amalyos, Senin (21-09-2020).
Amalyos menjelaskan dengan areal 2 hektar yang difokuskan untuk pembesaran ikan sidat, mulai dari benih yang ukuran 0,5 gram sampai ukuran 3 gram. Bukan hanya itu, ada segmentasi yang ukurannya di atas itu yang siap untuk dipasarkan dan juga dikerja samakan dengan masyarakat sekitarnya.
“Sistemnya yang dikembangkan oleh PT. LABAS ini sangat menarik sekali karena mereka melibatkan masyarakat dengan segmentasi ukuran tertentu, sehingga ada point penting di sini yang bisa kita pelajari bahwa proses bisnis yang mereka share ke masyarakat melalui pola kemitraan ini tidak menimbulkan persainganan di antara para pengusaha termasuk dengan para masyarakat yang mereka bina sebagai plasma dari perusahaan inti PT. LABAS ini,” jelasnya.
Sehingga, lanjut Asdep Amalyos, PT. LABAS ini sebagai industri pengembang ikan sidat sangat penting sekali untuk dijadikan contoh dalam rangka pengembangan ikan sidat ke depannya.
“Ke depannya saya pikir pemerintah perlu memberikan dukungan berupa sosialisasinya kepada masyarakat yang terlibat secara langsung dan juga untuk pengembangan bisnis serta juga kemudahan berusahanya, dan itu yang akan kita lakukan ke depannya,” ujarnya.
“Kemarin pada saat peninjauan lapangan, kita keliling guna melihat laboratoriumnya. Kita mendapatkan info bahwa sumber benihnya ternyata berasal dari hampir di seluruh lokasi Indonesia, dan teknologi pembudidayaan jenis sidat ini ternyata sudah cukup dikuasai, sudah memenuhi, dapat didorong dari sisi kualitas untuk pemenuhan kebutuhan di tingkat nasional dan juga untuk ekspor,” pungkas Asdep Amalyos.
Biro Komunikasi Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi