Dorong Dekarbonisasi, Kemenko Marves Bersama AstraZeneca Luncurkan Program Transisi Kendaraan Listrik 

Dorong Dekarbonisasi, Kemenko Marves Bersama AstraZeneca Luncurkan Program Transisi Kendaraan Listrik 

Marves - Jakarta, Berkomitmen pada visi dekarbonisasi Indonesia, Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Kemenko Marves) melalui Deputi Bidang Koordinasi Pengelolaan Lingkungan dan Kehutanan dengan PT AstraZeneca Indonesia secara resmi  meluncurkan Transisi Kendaraan Listrik pada Selasa (31/10/2023). Program ini meliputi transisi armada operasional AstraZeneca yang terdiri hingga 500 (lima ratus) sepeda motor dan mobil yang semula berbahan bakar bensin menjadi kendaraan listrik sampai tahun 2024.

Pada sambutannya, Deputi Bidang Koordinasi Pengelolaan Lingkungan dan Kehutanan Kemenko Marves Nani Hendiarti menyampaikan bahwa Indonesia berkomitmen untuk mencapai Net zero emission pada tahun 2060 atau lebih awal, dan akan menyeimbangkan target pengurangan emisi dengan target pembangunan ekonomi.

“Sejalan dengan keprihatinan terhadap pemanasan global, Pemerintah Indonesia berkomitmen terhadap Paris Agreement untuk mengurangi emisi dalam Enhanced NDC pada tahun 2030 sebanyak 915 MT (31,89%) dengan upaya sendiri dan 1.240 MT (43,20%) dengan dukungan internasional. Target yang ambisius ini selaras dengan Strategi Jangka Panjang Rendah Karbon dan Ketahanan Iklim 2050 dengan visi untuk mencapai NZE pada tahun 2060," jelas Deputi Nani. 

Upaya dekarbonisasi melibatkan langkah-langkah penting seperti meningkatkan serapan karbon melalui rehabilitasi dan restorasi mangrove, serta pembuatan taman atau hutan kota. Dalam konteks ini, langkah-langkah tersebut dapat membantu mengurangi emisi karbon di udara dan melindungi lingkungan.

 “Kemenko Marves bersama PT AstraZeneca Indonesia di DAS Citarum sampai saat ini telah mencapai total 4.118.369 pohon dengan 37 jenis pohon di lahan seluas 13.963 ha.  Aktivitas penanaman pohon di DAS Citarum dilakukan di luar kawasan hutan, terutama pada tanah milik masyarakat melibatkan 12.770 petani sehingga diharapkan menunjang penghidupan masyarakat secara berkelanjutan. Sebanyak total 20 juta pohon akan ditanam dan dikawal pertumbuhannya di DAS Citarum sampai tahun 2025. Kami berharap bahwa PT AstraZeneca bisa melakukan program serupa untuk dikembangkan di daerah lain seperti Kawasan Danau Toba," ujar Deputi Nani.

Kesehatan masyarakat juga merupakan kekhawatiran pemerintah yang pada akhirnya mendorong program Net Zero Emission. Sumber emisi karbon dapat berasal dari kegiatan industri, pembangkit listrik, dan sistem transportasi dengan dampak yang tidak baik bagi kualitas kesehatan masyarakat. 

“Pada dasarnya ada dua aktivitas yang dilakukan manusia yang menjadikan bumi tidak sustainable, salah satunya adalah menghasilkan terlalu banyak karbon seperti dari pabrik dan kita perlu menyelesaikannya karena jika tidak, kita tidak akan memiliki masa depan untuk anak-anak kita. Berdasarkan data Kementerian Kesehatan, terdapat 30% polusi sangat berat di Indonesia yang menyebabkan PPOK, Asma, dan kanker paru-paru yang merupakan masalah serius,” jelas President Director of AstraZeneca Indonesia, Sewhan Chon.

“Acara hari ini juga mempunyai arti penting dalam konteks upaya dekarbonisasi Indonesia secara lebih luas. Saat kita memulai perjalanan kendaraan listrik ini, marilah kita menyadari bahwa kita berkontribusi terhadap visi yang lebih besar – visi dekarbonisasi Indonesia. Dengan beralih ke sistem transportasi yang menggunakan sumber energi bersih dan terbarukan, kita mengambil langkah tegas menuju pengurangan emisi karbon keseluruhan di negara kita,” ujar Deputi Nani. 

“Transisi ke kendaraan listrik adalah langkah yang tepat. Penggunaan kendaraan listrik tidak hanya membantu mengurangi emisi gas rumah kaca, tetapi juga mengurangi polusi udara yang membahayakan kesehatan manusia,” lanjutnya. 

Di kesempatan yang bersamaan Nota Kesepahaman dengan Produsen Lokal turut ditandatangani. AstraZeneca bekerja sama dengan PT Volta Indonesia Semesta dan PT Arthasia Finance dalam mendorong program transisi kendaraan listrik ini. Produsen lokal terkait kendaraan listrik seperti PT Volta Indonesia Semesta perlu didorong guna memajukan Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN) dan meningkatkan ketahanan ekonomi Indonesia. 

Deputi Nani sangat mengapresiasi AstraZeneca atas inisiatif transisi kendaraan listrik demi membantu percepatan pengurangan emisi karbon keseluruhan di Indonesia. Acara ini turut dihadiri oleh perwakilan dari Direktur Jenderal Keafirmasian dan Alat Kesehatan, Kementerian Kesehatan, Direktur Jenderal Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi, Kementerian ESDM, President Director of PT AstraZeneca Indoneisa Sewhan Chon, CEO of PT Volta Indonesia Semesta Iwan Suryaputri, dan President Director of PT Arthaasia Finance Eiro Tanaguchi. 

No.SP-267/HUM/ROKOM/SET.MARVES/X/2023

Biro Komunikasi
Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi