Gelar WIDI International Fishing Tournament 2017, Pemerintah Siapkan Piala Presiden

Gelar WIDI International Fishing Tournament 2017, Pemerintah Siapkan Piala Presiden

Maritim – Jakarta, Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman bersama dengan Kementerian Pariwisata (KemenPar), Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP), Gubernur Maluku Utara, serta para komunitas pemancing Indonesia, akan mengadakan WIDI International Fishing Tournament 2017. Turnamen yang bergelar Piala Presiden tersebut rencananya akan berlangsung di Kepulauan Widi, Maluku Utara, pada Oktober 2017 mendatang. “Jadi bulan Oktober tahun ini akan diadakan kegiatan WIDI International Fishing Tournament 2017. Widi itu nama pulau di Maluku Utara, tempat turnamen itu berlangsung. Turnamen ini merupakan kegiatan turnamen mancing yang bertaraf internasional dan baru pertama kali dilaksanakan di Indonesia, dengan nanti pemenang akan mendapatkan Piala Presiden,” kata Deputi Bidang Koordinasi Sumber Daya Alam dan Jasa Kemenko Maritim Agung Kuswandono, di ruangannya, Senin (06-05-2017).

Agung memaparkan, turnamen itu sendiri sebetulnya merupakan inisiasi masyarakat pemancing Indonesia, yang didukung oleh Gubernur Maluku Utara dan beberapa organisasi pemancingan internasional lainnya. Menurut Gubernur Maluku Utara, Agung mengungkapkan bahwa beliau sudah menghadap ke Presiden termasuk Menko Maritim, Menko Pariwisata, dan sebagainya, dengan hasilnya ide ini didukung penuh. “Makanya kemudian diadakan lah turnamen ini. Jadi nanti turnamen ini hadiahnya berbentuk piala Presiden, jadi ini level tinggi, level internasional,” tegasnya. Untuk peserta yang sudah mendaftar, Agung menyatakan, hingga saat ini tercatat sekitar kurang lebih 80an tim (1 tim 1 kapal dengan peserta 4-5 orang), dengan 12 tim berasal dari luar negeri. Padahal target awal, peserta hanyalah berjumlah 50 tim “Jadi ini tim pemancingan, jadi sebetulnya menurut panitia target awal itu hanya sekitar 50 tim, namun sekarang, tepatnya setelah launching acara ini, total sudah 80 tim lebih. Nah ini diperkirakan bisa jauh lebih dari 80 tim tersebut. Nah untuk terlibat dalam tim ini, siapa saja bisa ikut berpartisipasi, hanya saja harus mematuhi syarat yang bertaraf internasional, seperti pemancingnya, alatnya, itu standar internasional. Karena untuk peserta, menurut panitia batasannya bukan masing-masing negara, tapi 50:50 (dalam negeri dan luar negeri),” jelasnya.

Tapi masalah utama saat ini, lanjut Agung, kapal pemancingnya baru tersedia 50 kapal, sementara yang sudah daftar lebih dari 80 tim, dengan pendaftaran melalui sistem online. “Nah untuk mengatasinya, kan yang menyiapkan kapal ini Maluku Utara, jadi kapal nelayan didesain supaya bisa skala internasional, nah dipakai untuk itu. Semalam saya menyampaikan bahwa Kementerian Pariwisata dan KKP sebaiknya ikut membantu agar kapal-kapal yang kurang itu diadakan, entah dengan cara mengundang provinsi lain. Sebetulnya kalau kapal misal dibutuhkan hanya 150 kapal, menurut saya bisa pinjam ke Papua, Jawa, dan sebagainya. Jadi kelihatannya perlu ada bantuan dari pemerintah supaya kegiatan ini bisa berjalan dengan baik,” paparnya.

Selain persediaan kapal, turnamen ini rencananya juga akan mengundang Presiden. Sehingga jika mengundang Presiden, maka harus disiapkan secara matang, tidak bisa sembarangan, harus direncanakan semua dari awal. Sebab jika Presiden datang, harus sudah disiapkan kapal tersendiri untuk beliau, mungkin pembukaannya di tengah laut dan beliau juga ikut mancing. “Untuk Kemenko Maritim sendiri dalam acara ini berperan sesuai dengan tugasnya, yakni kita ini kan sebagai koordinator, jadi saya lihat kita perlu mengkoordinasikan antara Maluku Utara, Kemenpar, KKP, dan panitia pemancingannya itu. Karena keliatannya ini masih euphoria reunion kesannya, padahal ini direncanakan agenda objek wisata nasional yang berlangsung menjadi agenda tahunan, nah ini kan engga bisa main-main, apalagi menyandang predikat Piala Presiden dan dikabarkan Presiden dan Pak Menko Maritim akan hadir. Jadi harus dipersiapkan. Untuk itu tugas Kemenko Maritim menurut saya harus koordinasikan semua itu agar kegiatan ini benar-benar kegiatan bagian dari destinasi pariwisata. Ini membawa nama negara, jadi harus ada pengelolaan yang lebih bagus,” ujarnya. “Nah ini masih ada waktu persiapan 4 (empat) bulan lagi, saya berencana mengundang semua yang terlibat untuk mengadakan rapat melihat progress dan gambaran di lapangan seperti apa, fasilitasnya bagaimana, sehingga semua berjalan sesuai dengan apa yang diharapkan,” pungkasnya. Para pemancing yang datang ini nantinya akan difasilitasi penginapan dengan sistem homestay yang ada di daerah sana (Pulau Widi), dengan tujuan juga agar kegiatan ini murni menggerakkan ekonomi masyarakat sana. Dalam kedatangan mereka, diharapkan juga adanya pihak bea cukai, hal itu guna menghindari masalah-masalah atau urusan administrasi dan sebagainya, saat turnamen berlangsung. Selain turnamen, bersamaan juga rencananya akan diadakan berbagai pameran, temu bisnis, festival kuliner, pagelaran seni dan budaya, gelar UMKM dan ekonomi kreatif.