Indonesia Inisiasi Kerja Sama Internasional Menangani Sampah Plastik

Indonesia Inisiasi Kerja Sama Internasional Menangani Sampah Plastik

Maritim - Jakarta,  Pemerintah Indonesia terus berupaya memerangi sampah plastik khususnya di perairan (marine plastic debris). Indonesia dicantumkan dalam publikasi internasional sebagai penyumbang sampah plastik kedua terbesar di dunia. Dalam langkah tindak lanjut penanganan sampah plastik ini, Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman bekerja sama dengan Kedutaan Besar Amerika Serikat mengundang pakar sampah plastik Dr. Jenna Jambeck University of Georgia US. Dr. Jenna Jambeck adalah akademisi yang telah mencantumkan Indonesia sebagai penyumbang sampah plastik terbesar kedua dalam publikasi ilmiahnya.

WhatsApp_Image_2017-06-14_at_09.33.50__1_Dr.Jenna Jambeck menjadi narasumber dalam Diskusi Ilmiah mengenai sampah laut. Diskusi ilmiah ini mengagendakan pemaparan mengenai kontribusi Indonesia dalam isu sampah laut di UN Ocean Conference oleh Asisten Deputi Pendayagunaan Iptek Maritim Nani Hendiarti dan pemaparan mengenai plastic waste input into the ocean oleh Dr. Jenna Jambeck (13/6/2017).

Sebelumnya pada konferensi pers UN Ocean Conference (6/6/2017), Menko Maritim Luhut Pandjaitan menegaskan bahwa negara-negara tidak perlu saling menyalahkan perihal tingginya jumlah sampah plastik laut yang ada di perairan teritorial masing-masing, ”Yang utama adalah bagaimana mengatasi masalah sampah, illegal fishing dan lalu kita bicarakan bagaimana mengimplementasikan hasil diskusi ini sehingga tidak hanya wacana di kemudian hari,” katanya.

Berangkat dari hal itulah, Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman berkeinginan  mengadakan kerja sama internasional dalam menangani sampah plastik. Dalam paparannya, Dr. Jenna Jambeck pun menegaskan bahwa "Marine plastic debris is a trans boundary global issue"

Perihal kerja sama internasional dalam penanganan sampah plastik laut, Menteri Iklim dan Lingkungan Norwegia Vidar Helgesen dalam konferensi pers bersama Menko Maritim Luhut Pandjaitan juga menyatakan siap bekerja sama dengan Indonesia. Sementara  Dr. Jenna Jambeck sendiri mengungkapkan dukungannya terhadap keinginan Indonesia dalam memerangi sampah plastik dan berniat akan mempelajari lebih jauh lagi mengenai situasi di Indonesia.“Indonesia sudah memiliki proyek bebas sampah yang bagus (zero waste), Indonesia juga punya berbagai proyek pembersihan dan rehabilitasi kanal yang luar biasa. Kami akan dengan senang hati membantu Indonesia,” jelasnya.

Jenna  merekomendasikan agar setiap orang dapat berperan aktif dalam mengurangi sampah plastik, diantaranya dengan  : hindari air dalam kemasan botol plastic apabila ada akses ke sumber air minum bersih, hindari sedotan dan produk plastik sekali pakai lainnya, bawa tas yang dapat digunakan kembali, utamakan botol yang dapat digunakan kembali dibanding botol plastik meskipun itu menggunakan plastik yang mudah terurai (biodegradable), memungut sampah saat sedang berada di luar untuk meminimalisir sampah darat yang akan berakhir di laut.

Plastic Tar Road

WhatsApp_Image_2017-06-13_at_15.16.35__1_Pada hari yang sama Menko Maritim Luhut Pandjaitan menerima kunjungan Prof. Vasudevan (TCE India) penemu dan pemegang hak paten teknologi Plastic Tar Road. Kunjungan Prof.Vasudevan masih dalam skema kerja sama penanganan sampah plastik, yakni rencana memanfaatkan sampah plastik sebagai komponen tambahan pembangunan jalan. Indonesia akan membangun model plastic tar road di Bali.

Kemenko Maritim menginisiasi kerja sama internasional dalam penanganan sampah plastik. Sifat plastik yang tidak mudah terurai menjadikan masalah sampah plastik di berbagai negara sebagai masalah global yang perlu ditangani dengan kerja sama yang baik***