Indonesia Sangat Potensial Kembangkan Industri Rumput Laut
Maritim – Makassar, Indonesia memiliki potensi besar yang belum dikembangkan dalam industri rumput laut. Hal ini diungkapkan oleh Deputi Bidang Sumber Daya Alam dan Jasa Agung Kuswandono dalam sambutannya pada Scientific Meeting and Business Gathering tentang Strategi Pemanfaatan dan Pengembangan Rumput Laut yang diadakan di Hotel Aryaduta Makassar pada Senin, (7/8/2017).
Deputi Agung mengatakan, pengembangan rumput laut sudah dibahas oleh beragam akademisi dan pakar sehingga tidak perlu ragu lagi soal menguntungkan atau tidaknya. “Yang mesti kita pikirkan saat ini adalah apakah kita mau mengembangkan rumput laut di Indonesia atau tidak?,” ujar Deputi Agung dalam kata sambutannya.
Ia pula menambahkan, Indonesia memiliki iklim dan kondisi geografis yang cocok untuk mengembangkan industri rumput laut. Namun, konsumsi masyarakat Indonesia pada rumput laut masihlah rendah. Padahal, rumput laut sangat potensial untuk dikembangkan menjadi produk makanan khas Indonesia.
"Kalau kita lihat, rumput laut barangkali belum banyak jenis yang dapat kita tonjolkan untuk dijadikan produk makanan Indonesia. Mungkin kalau di Jepang atau Korea disetiap makanannya dilapisi oleh rumput laut. Kalau di Indonesia masih belum membudaya untuk memakan makanan hasil dari rumput laut. Untuk itu, tantangan bagi kita semua untuk mengedukasikan rumput pada masyarakat mengingat rumput laut sendiri memiliki nilai gizi yang luar biasa tinggi,” tambah Deputi Agung.
Deputi Agung mengakui bahwasannya industri pengolahan rumput laut di Indonesia masih belum berkembang. Karena selama ini, industri rumput laut Indonesia hanya mengekspor bahan baku rumput laut saja. "Kita kurang tertarik dalam mengolah bahan baku rumput laut ini, tetapi justru malah kita lebih banyak memanen lalu menjual bahan mentah sehingga nilai tambahnya tidak dapat kita nikmati" paparnya.
Untuk itu, diperlukan komitmen yang kuat dalam meningkatkan produksi dan mengembangkan industri pengolahan rumput laut dalam negeri. Sehingga kedepannya Indonesia dapat menjadi produsen produk rumput laut yang hasilnya dapat dinikmati masyarakat Indonesia serta dapat di ekspor ke luar negeri.
"Tantangan ke depan bagi kita semua adalah: pertama, kita perlu meningkatkan produksi rumput laut. Dan yang kedua, mengolah rumput laut didalam negeri yang dapat dilakukan dengan dua langkah, yaitu: penguatan industri menengah dan selanjutnya melakukan diversifikasi produk olahan rumput laut,” tutur Deputi Agung.
Di samping komitmen yang kuat, pengembangan industri rumput laut nasional memerlukan adanya sinergi antar Kementerian/ Lembaga (K/ L) terkait. Sehingga, pengembangan industri rumput laut nasional dapat diwujudkan dalam suatu roadmap berskala nasional.
"Sudah ada Kemenko Maritim, Kemenko Perekonomian, Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP), Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), Kementerian Perdagangan, Kementerian Perindustrian, Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi (Kemen Ristekdikti), Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT), Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), Kementerian ESDM, dan K/ L lainnya yang terkait. Tapi kenyataannya, saya lihat, kita masih terkotak-kotak. Kesemuanya masih belum menyatu untuk menjadi sebuah roadmap nasional,” tegasnya.
Selain itu, kontribusi Pemerintah Daerah (Pemda) juga dibutuhkan dalam pembangunan dan pengembangan industri rumput laut di daerah. Dan selebihnya peran lembaga lain seperti universitas, akademisi, organisasi masyarakat, komunitas, dan lembaga penelitian merupakan pendukung yang sangat signifikan.
“Karena kita tahu akan pentingnya rumput laut mereka ini. Nah, sekarang mereka (akademisi –red) harus kita berikan tempat/wadah. Sehingga, kita bisa merujuk ke roadmap nasional bukan lagi sifatnya sekadar penelitian-penelitian laboratorium,” lanjutnya. Deputi Agung pula menambahkan bahwa peranan Badan Usaha Milik Negara (BUMN), investor swasta, serta para petani rumput laut juga penting dalam pengembangan industri rumput laut nasional.
Deputi Agung optimis bahwa pengembangan industri rumput laut dapat berkontribusi positif kepada masyarakat. Terobosan untuk meningkatkan produksi dan diversifikasi produk olahan rumput laut dapat meningkatkan gizi masyarakat, meningkatkan lapangan kerja, serta sebagai alat pendorong pembangunan.
“Kita tahu hasil dari produksi rumput laut dapat dijadikan produk makanan, baku pupuk, bahan pakanan ternak, bahan kosmetik, farmasi, dan bio fuel. Nah, kita bisa lihat betapa hebatnya rumput laut ini. Hanya sekarang yang harus kita pikirkan adalah kedepan kita akan membangun industri yang mana?" kata Deputi Agung.
Untuk itu, Deputi Agung mengatakan bahwa penyusunan arah pengembangan industri rumput laut bersama K/ L terkait sangatlah penting. Selain itu, pengedukasian pada masyarakat mengenai pemanfaatan rumput laut harus dilakukan agar rumput laut dapat menjadi bahan makanan pokok masyarakat.
“Yang perlu ditetapkan adalah: pertama, roadmap pengembangan industri rumput laut. Dalam roadmap tersebut, kita harus mengembangkan industri menengah dan industri pengolahan rumput laut. Berarti keterlibatan investor BUMN dan Swasta sangat penting sehingga perlu kita ajak bergabung. Dan yang kedua, kita harus mengedukasi masyarakat agar terbiasa mengonsumsi rumput laut,” pungkasnya.
Scientific Meeting and Business Gathering tentang Strategi Pemanfaatan dan Pengembangan Rumput Laut merupakan salah satu mata acara dalam rangkaian Hari Kebangkitan Teknologi Nasional (Harteknas) yang diadakan di Makassar pada 7-13 Agustus 2017. Pertemuan diadakan selama dua hari pada 7-8 Agustus 2017 berkat kerja sama antara Kemenko Maritim, Kemen Ristekdikti, United Nations Industrial Development Organization (UNIDO), Universitas Hasanuddin, dan Asosiasi Rumput Laut Indonesia.***