Indonesia terpilih dalam Dewan Eksekutif Intergovernmental Oceanographic Commission (IOC) UNESCO

Indonesia terpilih dalam Dewan Eksekutif Intergovernmental Oceanographic Commission (IOC) UNESCO

Maritim - Paris, Indonesia terpilih sebagai anggota Dewan Eksekutif IOC (2017-2019) pada the 29th IOC UNESCO Assembly Meeting di Markas Besar UNESCO, Paris. Posisi Dewan Eksekutif ini disandang Indonesia bersama Australia, Jepang, Korea, Ma)laysia, Filipina, Pakistan, Thailand, dan Tiongkok. Hal ini diungkapkan oleh Asisten Deputi Bidang Iptek Maritim Nani Hendiarti yang juga menjadi anggota Delegasi RI dalam assembly meeting IOC (29/6/2017). Pertemuan IOC UNESCO Assembly ke-29 diselenggarakan di Kantor Pusat UNESCO Paris tanggal 21 s.d 29 Juni 2017. Delegasi Republik Indonesia Dipimpin Kepala BMKG, terdiri dari Kemenko Maritim, LIPI dan Perwakilan Tetap RI di UNESCO, Paris. Assembly dibuka oleh Presiden IOC Prof. Peter M. Haugan, pada tanggal 21 Juni 2017. Presiden IOC merujuk pada kesepakatan EC IOC Meeting ke 49, berharap untuk terus melanjutkan pengembangan International Decade on Ocean Science for Sustainable Development (2021-2030) dengan tema Towards the ocean we need for the future we want. Direktur Jenderal UNESCO Mrs. Irina Bukova menyatakan keyakinannya bahwa kemitraan dalam the Decade of Oceans semakin mendorong pemahaman tentang laut dan manfaatnya lebih luas bagi kehidupan masyarakat. Sekretaris Jenderal IOC Dr. Vladimir Ryabinin menyatakan perlunya mensinkronkan kebutuhan regional dengan sasaran global untuk lebih mengintegrasikan sumberdaya kelautan, menanggapi pernyataan Sekjen IOC, para anggota mengapresiasi gagasan baru Pembangunan Kapasitas terkait dengan Ocean Literacy dan dukungan kepada para peneliti muda.

“Dengan terpilihnya Pemerintah Indonesia menjadi anggota Executive Member Council IOC of UNESCO untuk periode 2017 – 2019, pemerintah perlu mengupayakan peningkatan tata kelola, sarana dan prasarana ilmu pengetahuan dan teknologi kelautan, serta program riset kelautan straregis,” Kata Asdep Nani Hendiarti. Nani juga menjelaskan keberhasilan ini tidak terlepas dari perjuangan panjang dari sejak Informal Consultation Process (ICP) tentang The Effects of Climate Change on Oceans di PBB New York, 15 s.d 19 Mei 2017. Kemudian diikuti dengan UN Ocean Conference di PBB New York dari tanggal 5 s.d 9 Juni 2017.

Sebagai negara archipelagic (kepulauan) terbesar dan mempertimbangkan pentingnya data bagi pembangunan kemaritiman serta pertumbuhan ekonomi kelautan, Pemerintah perlu berkomitmen untuk mewujudkan Indonesian Ocean Data Center melalui koordinasi Kemenko Maritim, agar dapat berkontribusi dalam mengisi kesenjangan data di wilayah Indonesia. “Sebagai negara kepulauan terbesar di Asia dan Pasifik, posisi Indonesia sebagai Anggota Dewan Eksekutif akan membuka peluang semakin lebar dalam mewujudkan Poros Maritim Dunia”, Tegas Asdep Nani. Terkait pembangunan ocean data center, Nani menjelaskan,”Kemenkomaritim yang akan mengkoordinasikan terkait dengan peningkatan tata kelola, sarana dan prasarana IPTEK kelautan serta program riset kelautan strategis. Selanjutnya Indonesia perlu memiliki Indonesian Ocean Data Center, yang nantinya menajadi bagian dari kontribusi Indonesia dalam IODE (International Oceanographic Data and Information Exchange) mendorong capacity building dan ocean literacy untuk peneliti muda”. Nani memaparkan bahwa riset kelautan bisa didorong dan ditingkatkan melalui RIRN dan grand strategy riset kelautan nasional yang sedang disusun bersama akademisi atau Universitas berkoordinasi dengan Kemenko Maritim.

Sebelum pemilihan, Kepala BMKG menjadi panelis dalam Side Event “The Next Tsunami” bersama dengan Administrative Director NOAA Dr. Craigh McLeland, dalam rangka pemberian sertifikat Tsunami Ready kepada Samoa dan British Virgin Island pada tanggal 26 Juni 2017. Di sela-sela pertemuan, BMKG telah menanda-tangani Perjanjian Kemitraan dengan IOC, yang ditanda-tangani oleh Kepala BMKG Dr. Andi Eka Sakya, dengan Sekretaris Jenderal IOC Dr. Vladimir Ryabinin, pada tanggal 27 Juni 2017 dalam mendukung Indian Ocean Tsunami Information Centre (IOTIC) – BMKG Program Office di Indonesia dari tahun 2017 s.d 2022. Pada pertemuan ini, Kepala BMKG juga memberikan presentasi dalam kapasitasnya sebagai Chair Intergovernmental Coordination Group of Indian Ocean Tsunami Warning and Mitigation System (ICG/IOTWMS). Dalam presentasinya, Kepala BMKG melaporkan hasil sidang ICG/IOTWMS yang telah diselenggarakan di Malaysia tanggal 18 – 20 April 2017 yang merangkum kemajuan kegiatan IOTWMS dari tahun 2015 sd 2017.***