Jadi Pembicara Seminar Nasional, Menko Luhut Ajak TNI-AL Wujudkan Ekonomi Biru
Marves - Jakarta, Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi sampaikan pentingnya peran Angkatan laut dalam mewujudkan ekonomi untuk Pembangunan yang berkelanjutan saat menjadi pembicara kunci pada Seminar Maritim Nasional yang diadakan Sekolah Staf dan Komando Angkatan Laut (Seskoal) rabu (27-09-2023).
“Pendekatan ekonomi biru harus menjadi arus utama Pembangunan ke depan. Terutama jika kita mempertimbangan ekonomi biru yang sangat besar,” papar Menko Luhut. Dirinya memaparkan potensi energi terbarukan berkelanjutan dan dampak perubahan iklim pada laut.
Menurut Menko Luhut, laut mampu menangkap emisi karbon sehingga pengembangan industri rumput laut dan mangrove perlu menjadi perhatian. Dirinya sependapat dengan Panglima TNI yang sebelumnya menyampaikan pengelolaan sampah.
Dirinya menambahkan bahwa saat ini pemerintah Tengah membangun 52 fasilitas Refuse Derived Fuel (RDF) diharapkan Ketika selesai kita bisa proses sampai 30 ribu ton sampah/hari.
“Dengan demikian, kita mengurangi sampah termasuk yang masuk ke laut. Jadi anda sebagai pelaut perlu juga melihat permasalahan ini. Anda memiliki peran yang luar biasa untuk turut membersihkan sampah laut,” ucapnya kepada para peserta seminar.
Sebelumnya, Panglima TNI, Laksamana TNI Yudo Margono, sempat menyampaikan seruannya kepada para peserta seminar untuk bersama- sama memperhatikan pengelolaan sampah laut serta mengajak para perwira TNI AL untuk menjaga kebersihan kapal dan tidak membuang limbah ke laut.
“kita punya sekitar 6,4 juta km2 area laut yang kaya akan keanekaragaman hayati laut dan potensi sumber daya laut. Tapi saya kira, kita kurang memberikan perhatian pada laut. Kita mau fokus ke rumput laut, itu bisa diolah jadi macam-macam. Bisa jadi makan, pupuk, biofueld, dan menangkap emisi karbon,” tutur Menko Luhut.
Potensi perikanan yuang dimiliki Indonesia, menurut Menko Luhut kita perlu mengembangkan budidaya jangan hanya menangkap saja karena dikhawatirkan terjadi over fishing. Pada paparannya dirinya menerangkan Indonesia sebagai produsen terbesar kedua.
“Sayangnya kontribusi ekonomi biru masih relatif terbatas, padahal potensinya sangat besar. Pertumbuhan Produk Domestik Bruto (PDB) kemaritiman masih lebih rendah dibandingkan pertumbuhan PDB Nasional,” ungkapnya.
Dirinya kemudian menyayangkan kesejahteraan Masyarakat pesisir yang lebih rendah dibandingkan dengan non pesisir. Berdasarkan data SUSENAS Maret 2021, presentasi peduduk miskin daerah pesisir sebesar 11,02% sedangkan non-pesisir 8,67%.
“Saya kira peran TNI AL juga banyak untuk ini, territorial itu agar disisir. Kemiskinan itu tugas kita (pemerintah) untuk mengatasinya. Kita sudah usaha, sayangnya angkanya masih segini. Sekarang kita coba dengan industri rumput laut ini,” ucap Menko Luhut.
Dalam paparannya Menko Luhut menekankan bahwa ekonomi biru menjadi bagian penting dalam Upaya pencapaian visi Indonesia sebagai negara maritim yang berdaulat, maju, dan berkelanjutan di tahun 2045. Dirinya kemudian menyampaikan bahwa optimasi peran kelautan kedepan tidak akan mudah seiring dengan dinamisnya perkembangan tantangan global.
“Pemerintah berkomitmen untuk mengoptimalkan peran ekonomi maritim dan mengatasi berbagai tantangan yang berkaitan dengan sektor maritim. TNI AL berperan besar dalam mewujudkan potensi ekonomi biru, terutama melalui pengawasan terhadap penggunaan sumber daya maritim yang berkelanjutan,” pungkasnya.
No.SP-232/HUM/ROKOM/SET.MARVES/IX/2023
Biro Komunikasi
Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi