Kemenko Maritim Adakan Edukasi Tentang Bahaya Sampah Plastik

Kemenko Maritim Adakan Edukasi Tentang Bahaya Sampah Plastik

Maritim – Jakarta, Menjelang aksi Gerakan Aksi Bersih dalam rangka Memperingati Hari Bumi yang akan berlangsung pada 6 Mei 2017 mendatang, Kemenko Bidang Kemaritiman mengadakan edukasi mengenai bahayanya sampah plastik ke berbagai Sekolah Dasar (SD) yang ada di Jakarta, salah satunya adalah SDN Kalibaru 09 Pagi, Jakarta Utara, Jumat (04-05-2017). Kegiatan Edukasi ini dipimpin langsung oleh Devi Pandjaitan selaku Pengarah Gerakan Budaya Bersih dan Senyum (GBBS) Kemenko Bidang Kemaritiman.

Di depan puluhan anak SDN Kalibaru 09 Pagi, Devi menjelaskan mengenai seberapa besar bahaya sampah plastik, baik terhadap kehidupan kita sehari-hari maupun lingkungan sekitar. Dalam hal ini, Devi mencontohkan bahayanya gelas atau kemasan botol plastik, dan sedotan terhadap biota laut.

“Contoh misalnya anak-anak pernah ke Kepulauan Seribu? Bawa minumnya pakai apa?,” tanya Devi yang langsung dijawab serentak ‘pernah' botol (plastik) dan sedotan, oleh siswa.

“Sekarang saya mau cerita, kalau kita di Indonesia itu kaya, lautnya itu banyak karang yang indah – indah, berwarna-warni, tetapi ya anak-anak, di situ ada kura-kura yang sudah hidup ratusan tahun, bisa ratusan tahun, tapi dia mati, kenapa mati? Karena sampah ini. Kok bisa?,” ujar Devi.

“Jadi kita minum dari botol pakai sedotan terbuang ke laut, ini tidak habis, biar berproses, berputar-putar di laut, ini tidak habis. Karena dia plastik. Semua ke bawa ke laut, turun ke air, kalau sudah ke air dia ditutupi oleh plankton tumbuhan laut. Nah terus kura-kuranya berenang, sudah berenang kan dia tidak tahu mana plastik, mana sedotan, mana karang. Dia bernafas dan plastik bakteri jahatnya masuk. Nah masuk ke dalam kura-kura, ke pencernaannya dan membuat mati lah kura-kuranya. Padahal kura-kura itu seratus tahun besar loh. Jadi ini (sedotan) bahaya. Kalau bisa, jangan lagi pakai sedotan,” jelasnya di hadapan siswa-siswi SDN Kalibaru 09 Pagi.

Selain dapat mencemari ekosistem kura-kura, sampah-sampah tersebut juga dapat meracuni ikan dan hewan laut lainnya. “Padahal kan misal seperti ikan, itu makanan penting loh, karena mengandung karbohidrat sebagai penghasil energi untuk beraktivitas sehari-hari, mengandung protein untuk pembentukan otot-otot dan sel-sel dalam tubuh, mengandung kalium untuk membuat seluruh otot bekerja dengan baik, serta mengandung lemak tak jenuh yang memiliki omega 3 untuk meningkatkan fungsi jantung dan memori otak,” ucap Devi.

Untuk itu, Devi menyarankan agar kiranya para siswa segera mengganti botol kemasan tersebut dengan tempat minum dari rumah atau dengan kata lain membawa bekal makan dan minum dari rumah. Selain mengurangi pencemaran lingkungan, juga lebih hemat dan sehat.