Kemenko Maritim Gelar Pelatihan Public Speaking dan Keprotokolan
Maritim – Jakarta, Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman mengadakan pelatihan public speaking dan keprotokolan di Ruang Komisi Utama BPPT 2, Jakarta Pusat, Kamis (18-05-2017). Kegiatan ini yang dipimpin oleh Deputi Bidang Koordinasi Infrastruktur selaku Plt. Sesmenko Maritim, Ridwan Djamaluddin dan Penasehat Dharma Wanita Persatuan (DWP) Kemenko Maritim, Ibu Devi Pandjaitan. Tujuan pelatihan ini adalah untuk menggali kemampuan para pegawai Kemenko Maritim agar dapat berbicara di depan umum secara percaya diri dan nyaman dan mampu melakukan prosedur keprotokolan dengan benar.
Acara yang berlangsung selama setengah hari ini dibuka secara resmi oleh Plt. Sesmenko Maritim, Ridwan Djamaluddin. Dalam sambutannya, Deputi Ridwan menyatakan pelatihan seperti ini merupakan komponen penting untuk para karyawan, khususnya yang bekerja di pemerintahan seperti Pegawai Negeri Sipil (PNS) dan sebagainya.
“Kita merasa ini adalah komponen penting dalam melaksanakan pekerjaan-pekerjaan kita di Kemenko Maritim, di mana melengkapi otak kanan yang mengasah kecerdasan supaya ketika kita berupaya meningkatkan produktifitas kita bekerja, kita mempunyai kemampuan seimbang yakni kemampuan subteknis dan hal-hal lain yang tidak kalah pentingnya,” kata Deputi Ridwan.
“Saya menyadari khususnya kita yang bekerja di pemerintahan sering dicap pemalas, tidak produktif, tampil tidak cemerlang, kita perlu memperbaiki diri kita. Bagi kita, itu perlu diperbaiki, dan untuk memperbaiki kita dalam konteks itu, yang nantinya juga akan meningkatkan produktifitas kita semua, maka perlu adanya pelatihan seperti ini,” tambahnya.
Deputi Ridwan memaparkan, selama dua setengah tahun berdirinya Kemenko Maritim ini, secara kinerja sampai saat ini publik melihat cukup baik, meskipun masih banyak kantor pemerintahan lain yang lebih baik dibandingkan Kemenko Maritim yang baru berdiri ini. Untuk meningkatkan kualitas tersebut, sudah seharusnya yang bekerja di Kemenko Maritim perlu menjaga citra itu dengan salah satunya pelatihan seperti ini, karena seringkali pada tataran yang mungkin tidak kita pikirkan sebelumnya, yakni harus berhadapan dengan kepala negara lain, kepala menteri senior lain yang mungkin agak rikuh bagi kita semua.
“Nah mungkin dengan pelatihan ini, membantu kita untuk menutupi atau mengisi kekurangan itu. Dari narasumber yang diundang dari Kemenlu yakni Chandra Hanitya dan dari Pertamina yakni Wianda Pusponegoro. Semoga dua narsum ini akan memberikan kita dua sisi yakni kebiasaan di pemerintahan yang saya kira sudah tepat narasumber Kemenlu yang berpengalaman, namun juga perlu perkembangan kekinian, dan dari Pertamina memberikan warna lain. Sehingga public speaking tidak menjadi kaku, tidak terlalu terstruktur, tapi bagaimana kita bisa menciptakan suasana yang bagus dalam menangani suatu acara,” ujarnya.
“Dalam kesempatan yang baik ini, saya berharap dapat kita pelajari dan tularkan kepada teman yang lain. Dan jika diperlukan untuk mempertahankan kemampuan itu, kalau diperlukan pengulangan dari pelatihan ini atau perluasan, bagus juga menambah narasumber dan pihak lain yang juga berkesinambungan di acara ini. Semoga yang kita upayakan ini membawa kebaikan dan manfaat bagi kita di Kemenko Maritim, baik untuk masyarakat dan bangsa Indonesia,” pungkasnya.
Tak hanya Deputi Ridwan, Penasehat DWP Ibu Devi Pandjaitan pun menyatakan bahwa pelatihan ini sangat penting agar para karyawan ataupun karyawati, baik PNS maupun Non-PNS yang bekerja di pemerintahan, dalam hal ini khususnya Kemenko Maritim, mampu tampil di depan umum sebaik mungkin.
“Kalau tadi Pak Ridwan mengatakan acara ini merupakan sesuatu yang sangat penting, saya menyetujuinya. Apa sih sebetulnya public speaking? Kalau diterjemahkan secara bebas memang bagaimana cara berbicara di depan publik atau umum. Kalau Pak Ridwan mengatakan memang justru dalam kepemerintahan ini sangat penting sekali disampaikan, memang itu penting.
Pelatihan public speaking, papar Ibu Devi, memang penting, sebab jika dilihat di perusahaan swasta, memiliki kemampuan public speaking ini menjadi salah satu persyaratan untuk diterima dalam suatu syarat kepegawaian, tetapi tidak di kementerian.
“Apa sih yang sebetulnya akan dicapai? Nah memang kelemahan kita, katakanlah orang Indonesia ini kadang berbicara di depan itu tidak tahu topik apa yang disampaikan, batas mana, kadang guyonannya melebihi batas kontennya. Nah itu nanti akan disampaikan narasumber kita. Bagaimana juga penampilan, bagaimana membuat audiens mau mendengarkan kita, itu juga keahlian sendiri,” jelasnya.
“Oleh karena itu, saya berterima kasih untuk acara ini, juga kalau ajakan Pak Ridwan bisa dibikin sesi kelanjutan dan sebagainya, sehingga kita lebih mahir tampil di depan publik dengan jumlah peserta bisa ditambah, agar ilmu ini merata dan bisa diterima semua. Akhirnya kita berharap bahwa acara ini tidak berakhir sia-sia sebagai angin lalu, tetapi berguna bagi kita semua. Sehingga sebagai pegawai negeri kita menyadari, harus mempunyai satu keahlian khusus untuk itu. Kita berharap semua berjalan baik,” tutupnya.