Kemenko Maritim Pantau Kondisi Terkini Wilayah Terdampak Tumpahan Minyak Balikpapan

Maritim--Balikpapan, Setelah melakukan rapat koordinasi untuk mengevaluasi penanganan tumpahan minyak akibat ditabraknya pipa Pertamina oleh Kapal Tanker MV Ever Judger, rombongan Kemenko Bidang Kemaritiman melakukan kunjungan ke lokasi terdampak di Balikpapan pada Hari Jumat (23-11-2018).
Dipimpin oleh Asisten Deputi Bidang Navigasi dan Keselamatan Maritim Odo RM Manuhutu, rombongan juga terdiri dari Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kalimantan Timur Frederik Bid, Kepala Subdit Keteknikan dan Keselamatan Lingkungan Ditjen Migas Kementerian ESDM Putu Suardana, serta Investigator Pelayaran KNKT Renan Hafsar. Rombongan menyusuri Perairan Teluk Balikpapan, pesisir Kota Balikpapan hingga Kabupaten Penajam Paser Utara, Area Mangrove Kariangau (melalui perairan), Kampung Atas Air, Lokasi Kapal Tanker MV Ever Judger serta Kilang Pertamina Refinery Unit V Balikpapan.
Ketika menuju ke Dermaga Semayang, Asdep Odo menjelaskan pentingnya tinjauan lapangan tersebut untuk melihat kondisi terkini pasca penanganan dampak tumpahan minyak. "Kami ingin melihat sejauh mana kondisi lingkungan dan masyarakat yang terdampak langsung agar kita bisa menentukan kebijakan yang tepat untuk kondisi ini," ujarnya.
Hal itu, sambung dia, terkait dengan upaya Kemenko Bidang Kemaritiman untuk melakukan koordinasi dan sinkronisasi upaya-upaya penanganan dampak tumpahan minyak pasca insiden 31 Maret lalu. "Kita ingin menyinergikan sumber daya kementerian dan lembaga terkait sehingga upaya penanganan lebih efektif serta mencegah terjadinya insiden serupa di masa mendatang," tutur Odo.
Sementara itu, di perairan sekitar pipa Pertamina yang ditabrak kapal MV Ever Judger kondisinya nampak bersih dari tumpahan minyak. Pun di wilayah Kampung Atas Air yang sempat tercemar minyak mentah selama beberapa pekan pasca patahnya pipa Pertamina.
Asiah, 44 tahun, warga Kampung Atas Air Margasari, Balikpapan ketika ditemui mengaku sempat mengalami gangguan kesehatan sesaat setelah pipa minyak Pertamina patah sehingga gumpalan-gumpalan minyak masuk ke wilayah perkampungannya. Sebagai informasi, wilayah tersebut terletak di pesisir yang berdekatan dengan lokasi kilang Pertamina. "Memang setelah minyak sampai ke kampung kami, saya dan beberapa warga yang lain sempat mengalami pusing-pusing karena mencium bau minyak yang menyengat dan masuk ke kolong-kolong rumah kami," tuturnya.
Namun, menurut wanita yang juga koordinator Kelompok Usaha Bersama (Kube) tersebut, kini dirinya dan warga sudah tidak lagi mengalami gangguan kesehatan karena tumpahan minyak telah dibersihkan oleh Pertamina. "Ngga lama setelah minyak tumpah ke tempat kami, Pertamina dibantu warga segera membersihkan minyak yang masuk ke kolong-kolong rumah kami, mereka (Pertamina) juga menyediakan pengobatan gratis untuk warga di Gasebo kelurahan," beber Asiah.
Pernyataan ini diperkuat oleh Manajer Health, Safety, Security and Environment Pertamina Oky Wibisono. "Yang pertama kali kita lakukan setelah kejadian adalah penanggulangan, yaitu 0. Setelah dinyatakan bersih oleh perwakilan warga, pemerintah dan kita lalu kita lakukan proses pemulihan,” jelasnya. Untuk proses pemulihan, Pertamina sedang menunggu RPFLH (Rencana Pemulihan Fungsi Lingkungan Hidup) dari KLHK yang memuat metode pembersihan lingkungan. “Setelah ada rekomendasi, kita lakukan pembersihan secara bertahap, lalu hasilnya dianalisa kembali, kalau masih diatas nilai ambang batas aman maka kita lakukan lagi pembersihan,” jelasnya.
Saat ini, lanjut Oky, Pertamina sedang menyelesaikan santunan untuk warga terdampak, terutama nelayan yang kehilangan hari berlayarnya. “Sekarang lagi diproses, total warga terdampak yang terdata sekitar 1400-an, yang baru terbayar di Balikpapan ada 780-an jadi sisanya kita targetkan sampai Desember selesai semua,” pungkasnya.





