Kemenko Marves Bersama HATHI Dorong Infrastruktur Biru Melalui Penyediaan Energi Terbarukan dan Pemanfaatan Bangunan Air
Marves - Jakarta, Dalam rangka membahas upaya pemanfaatan Bangunan Air untuk mendukung penyediaan energi terbarukan, Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Kemenko Marves) melalui Deputi Bidang Koordinasi Infrastruktur dan Transportasi bersama Himpunan Ahli Teknik Hidraulik Indonesia (HATHI) menggelar webinar bertajuk Blue Infrastructure : Pemanfaatan Bangunan Air untuk Energi Terbarukan pada Sabtu, 1 Oktober 2022 secara daring dan ini merupakan Seri V dari Blue Infrastructure Network Initiative (BIN-I) webinar series.
Asisten Deputi Infrastruktur Dasar, Perkotaan dan Sumber Daya Air, Rahman Hidayat mewakili Perwakilan Ketua Dewan Sumber Daya Air Nasional (Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi – Deputi Bidang Koordinasi Infrastruktur dan Transportasi dan selaku Ketua Komisi VII HATHI mewakili Ketua Umum HATHI (Direktur Jenderal Sumber Daya Air, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat) memberikan sambutannya. Ia menyampaikan HATHI dan Kemenko Marves melalui Deputi bidang Koordinasi Infrastruktur dan Transportasi memandang pentingnya "Infrastruktur biru" (Blue Infrastructure) menjadi bagian rencana masa depan untuk memperbaiki kualitas kehidupan yang lebih baik, melalui integrasi infrastruktur yang mengarah kepada solusi berbasis alam (Nature based Solutions) serta penyediaan infrastruktur penyedia energi yang bersih dan ramah lingkungan.
"Dukungan Kemenko Marves sangat penting Bagi HATHI, terutama dalam menjembatani kebijakan percepatan pembangunan kelautan, infrastruktur sumber daya air dan transformasi energi terbarukan di Indonesia yang membutuhkan rumusan langkah alternatif dalam pelaksanaan kebijakan, serta optimalisasi pemanfaatan ruang laut dan pesisir, maupun bangunan air. Diantaranya melalui pembangunan infrastruktur seperti bendungan multifungsi maupun pengintegrasian antara program prioritas strategis (Major Project) dan proyek strategis nasional (PSN) untuk kesejahteraan masyarakat secara berkelanjutan," jelas Asdep Rahman.
Ia menambahkan, "Infrastruktur biru" (Blue Infrastructure) mengacu pada infrastruktur perkotaan yang berkaitan dengan air. Desain infrastruktur biru memberikan cara yang ekonomis dan ramah lingkungan untuk memenuhi kebutuhan masyarakat pesisir akan infrastruktur yang dapat menahan dampak dari perubahan iklim dan bencana alam.
"Konsep Blue Infrastructure dalam perencanaan pembangunan infrastruktur terpadu, khususnya dalam bidang kelautan dan pesisir, bendungan, pelabuhan dan bangunan air merupakan sebuah jejaring inisiatif yang cukup dinamis untuk dibahas," tambah Asdep Rahman.
Webinar ini merupakan bagian dari program HATHI Pusat, yakni Komisi VII - HATHI yang membidangi kelautan dan pesisir, bendungan, pelabuhan dan bangunan air yang bersinergi dengan inisiatif pengembangan jejaring infrastruktur biru kemaritiman. Oleh karena itu, kerjasama penyelenggaraan Webinar ini mendapat dukungan penuh dari Deputi bidang Koordinasi Infrastruktur dan Transportasi Kemenko Kemaritiman dan Investasi.
"Penyelenggaraan Blue Infrastructure Network Initiative (BIN-I) Webinar Series yang kami (HATHI) laksanakan dengan dukungan dari Kemenko Marves diharapkan menjawab isu-isu mengenai sumber daya air dan pantai," ungkap Asdep Rahman.
Asdep Rahman memaparkan beberapa isu yang tengah ditangani tersebut. Di antaranya, pertama, menindaklanjuti hasil kajian bank dunia serta ancaman krisis air 2045. Kedua, menjawab kebutuhan air baku diantaranya kawasan Pulau Jawa, diperlukan solusi bangunan air kawasan pantai (teluk) di antara nya seperti waduk lepas pantai. Ketiga, bangunan air berupa bendungan-bendungan besar multifungsi telah di bangun, pemanfaatannya perlu dioptimalkan, di antaranya sebagai sumber energi terbarukan. Selain itu potensi perairan laut juga dapat dimanfaatkan pembangunan infrastruktur biru dan energi terbarukan. Keempat, berbagai infrastruktur biru di kawasan pesisir dapat diintegrasikan secara efektif menumbuhkan ekonomi kelautan.
Selain menjawab isu terkait sumber daya air dan pantai, Asdep Rahman memaparkan webinar kali ini dilatarbelakangi oleh kesadaran akan energi listrik yang merupakan kebutuhan pokok dalam menjalankan aktivitas.
"Namun seiring berjalannya waktu, kebutuhan listrik semakin naik dengan ketersediaan listrik di beberapa daerah yang masih stagnan. Sehingga diperlukan adanya inovasi pembangkitan listrik dari berbagai sumber, diantaranya pembangkit listrik tenaga air (PLTA) pembangkit listrik tenaga surya (PLTS) dan lainnya. Energi Alternatif terbarukan ini dapat menjadi solusi untuk masalah ini. kita ketahui bahwa tenaga air merupakan sumber energi listrik yang cenderung murah dan mudah dalam pemeliharaannya. Pembangkit listrik tenaga air ini dapat dihasilkan dari sumber daya air pada infrastruktur bendungan multifungsi yang telah dibangun," papar Asdep Rahman.
Menutup sambutannya, Asdep Rahman berharap agar webinar kali ini menjadi tempat berdiskusi dalam pelaksanaan kebijakan serta memaksimalkan sumber daya air dan pantai. "Saya berharap melalui diskusi dalam webinar ini dan nantinya pelaksanaan kebijakan Pemanfaatan Bangunan Air untuk Energi Terbarukan, dapat menjadi salah satu solusi dalam mengoptimalkan pemanfaatan infrastruktur yang sekaligus menerapkan pendekatan infrastruktur biru (Blue Infrastructure) untuk kesejahteraan masyarakat," tutup Asdep Rahman.
Acara webinar ini dipandu oleh Juliastuti, Sekretaris HATHI DKI Jakarta dan dilanjutkan dengan paparan serta diskusi dipimpin oleh moderator Agung Wiyono Hadi Soeharno. Para narasumber yang hadir juga menyampaikan beragam materi yang relevan dan menarik untuk didiskusikan lebih lanjut. Pertama, Direktur Sumber Daya Energi, Mineral dan Pertambangan, Bappenas diwakili Koordinator Bidang Energi Baru Terbarukan, Nizhar Marizi yang menyampaikan paparan mengenai Kebijakan dan Strategi Percepatan Penyediaan Infrastruktur Energi Terbarukan berbasis Pemanfaatan Sumber Daya Air. Dilanjutkan oleh Direktur Jenderal Energi Baru, Terbarukan dan Konservasi Energi yang diwakili Sekretaris Direktur Jenderal, Sahid Junaidi membawakan materi terkait Strategi dan Program Penyediaan Energi Baru dan Terbarukan.
Kemudian, Direktur Utama PLN yang diwakili oleh Executive Vice President Perencanaan dan Enjiniring Energi Baru Terbarukan, Cita Dewi membahas mengenai Strategi dan Program Penyediaan Energi Baru dan Terbarukan berbasis Pemanfaatan Sumber Daya Air. Dilanjutkan oleh Direktur Bendungan dan Danau Kementerian PUPR/Ketua Umum KNI-BB diwakili oleh Subkoordinator Perencanaan Teknis II, Subdit Perencanaan Teknis Direktorat Bendungan dan Danau, Taty Yuniarti memaparkan terkait Strategi Optimalisasi Pemanfaatan Bendungan dan Danau untuk Produksi Energi Terbarukan. Narasumber terakhir yakni Dewan Sumber Daya Alam Nasional, Hadi Susilo menjelaskan terkait Energi Listrik Murah dan Berkelanjutan berbasis Pemanfaatan Sumber Daya Air.
Peserta dari webinar ini hadir dari berbagai kalangan serta webinar kali ini merupakan seri ke-5 (seri terakhir) dari 5 (lima) sesi Blue Infrastructure Network Initiative (BIN-I) Webinar Series yang telah direncanakan. Namun, masih ada satu sesi lagi yang akan menjadi penutup, yaitu Session IV: Infrastruktur Tanggul Laut Pengaman Pantai terintegrasi dengan Transportasi (2) yang rencana akan dilaksanakan pada tanggal 15 Oktober 2022 mendatang.
No.SP-316/HUM/ROKOM/SET.MARVES/X/2022
Biro Komunikasi
Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi