Kemenko Marves Dorong Percepatan Pemenuhan Protokol Ekspor Kelapa dan Rehabilitasi Mangrove di Kabupaten Indragiri Hilir, Riau

Kemenko Marves Dorong Percepatan Pemenuhan Protokol Ekspor Kelapa dan Rehabilitasi Mangrove di Kabupaten Indragiri Hilir, Riau

MarvesIndragiri Hilir, Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Kemenko Marves) melalui Tim yang dipimpin oleh Deputi Bidang Koordinasi Pengelolaan Lingkungan dan Kehutanan, Nani Hendiarti bersama Staf Khusus Menteri Bidang Ketahanan Pangan dan Ekonomi Hijau, Van Basten melaksanakan kunjungan lapangan ke Kab. Indragiri Hilir (Inhil) pada hari Senin (29/7/2024). Selain komoditas durian, Kemenko Marves ingin mendorong penuh percepatan ekspor kelapa butiran agar dapat dioptimalkan dan memberi efek berganda bagi perekonomian wilayah di Kab. Inhil.

Pj. Gubernur Riau, SF Hariyanto mengutarakan bahwa Pemerintah Provinsi Riau siap mendukung rencana ekspor kelapa butiran, khususnya dalam giat survei ke Inhil untuk mendalami potensi kebun, infrastruktur, dan kegiatan hilirisasi lainnya.

Hal senada juga disampaikan oleh Pj. Bupati Inhil, Herman. “Potensi kebun kelapa di Inhil ini cukup luas dengan kontribusi 10,36 persen secara nasional. Kami juga ada Pelabuhan Parit 21 dan Bandara Tempuling yang dapat dioptimalkan ke depannya untuk ekspor atau investasi lainnya. Terpenting, melalui komoditas kelapa ini bisa meningkatkan perekonomian masyarakat” ujarnya.

Saat ini Kab. Inhil memiliki potensi kebun hampir 400.000 Ha dimana 31.891 Ha kebun di Kec. Enok adalah kebun teregistrasi untuk ekspor dengan status lahan milik masyarakat. Varietas yang ditanam yaitu lokal unggulan dengan produksi per tahun sekitar 263.000 ton atau menyumbang 10% dari produksi nasional. Terkait protokol ekspor, saat ini Badan Karantina Indonesia sedang mengawal draf tingkat akhir sehingga tahun ini diharapkan kegiatan ekspor bisa berjalan.

“Kita sedang mengumpulkan data-data yang akan kita bahas bersama dan nantinya akan kita follow up bagaimana membuat satu perencanaan yang terintegrasi untuk meningkatkan atau mengoptimalkan sumber daya” tutur Deputi Nani.

Potensi infrastruktur pendukung ekspor kelapa butiran, yaitu Pelabuhan Parit 21, Pelabuhan Samudera Kuala Enok, dan Bandara Tempuling butuh perombakan agar dapat berjalan secara integrasi. Tak hanya itu, jalan menuju lokasi tersebut juga perlu perbaikan.

Tidak hanya meninjau persiapan ekspor kelapa butiran, Deputi Nani berkesempatan mengunjungi lokasi rehabilitasi mangrove yang berlokasi di Desa Tanjung Pasir dan Desa Sapat. Lokasi ini menjadi lokasi penanaman mangrove nasional untuk kegiatan PEN 2021, PRM 2022 dan M4CR 2024.

Tingkat keberhasilan dari penanaman mangrove mencapai 95% dengan jenis mangrove yang dominan adalah Rhizopora. Hal ini ditunjang dengan lokasi yang berdekatan dengan muara dan terlindung dari gelombang serta arus. Bertumbuhnya mangrove membuat biota alami seperti Kepiting Bakau dan Udang Galah turut berkembang dengan pesat. Namun demikian usaha perikanan yang dilakukan masih dalam skala kecil berupa penangkapan yang dijalankan oleh sejumlah kelompok tani hutan, dikarenakan daerah tersebut belum terjangkau aliran listrik sehingga kemampuan penyimpanan masih sangat terbatas.

"Hal positif yang disampaikan kelompok tani, bahwa sejak adanya mangrove yang telah terehabilitasi, dirasakan peningkatan dari hasil tangkapan mereka setiap tahunnya. Kami apresiasi kepada seluruh pihak yang telah terlibat dan mendorong pelaksanaan di lokasi-lokasi lainnya" ujar Deputi Nani dalam pernyataan pemungkasnya.

Biro Komunikasi
Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi