Kemenko Marves Koordinasikan Pembangunan Food Hub Baru di Rebana

Kemenko Marves Koordinasikan Pembangunan Food Hub Baru di Rebana

Marves - Bandung, Asisten Deputi Infrastruktur Pengembangan Wilayah (Asdep IPW) Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Kemenko Marves) melakukan kunjungan ke Ponpes Al Ittifaq di Ciwidey Kabupaten Bandung pada Sabtu, 20 Juli 2024. Agenda kunjungan adalah untuk memperkuat bisnis model korporasi petani yang dimiliki Kopontren Al Ittifaq sekaligus mengkoordinasikan adopsi model serupa untuk beberapa daerah di Jawa Barat (Jabar).

Itulah mengapa dalam kunjungan tersebut, Asdep IPW mengajak serta rekan-rekan dari Bappeda Provinsi Jabar, Bappeda Kab Majalengka, dan Biro Perencanaan Kementerian Pertanian (Kementan). Peninjauan dimulai dari gudang penyortiran produk tani (warehouse), area tanam, hingga rumah kaca (greenhouse) yang ditanami berbagai komoditas pertanian seperti jeruk dekopon, stroberi, terong nasubi, hingga sayuran-sayuran hijau.

“Kopontren Al Ittifaq ini luar biasa karena bisa melihat peluang dari permintaan pasar, khususnya segmen ritel besar seperti supermarket. Mereka menjadi offtaker yang memberdayakan hasil tanam petani sekitar, lalu didistribusikan ke market. Karena pengelolaannya sangat terencana, maka permintaan pasarnya selalu ada setiap harinya,” jelas Asdep IPW Djoko Hartoyo di sela kunjungan tersebut. 

Saat ini, pengelolaan supply demand di Kopontren Al Ittifaq juga sudah merambah penetrasi digital sehingga pemasaran produk pertanian menjadi lebih luas secara B2B (Business to Business) maupun B2C (Business to Customer). Namun pangsa pasarnya masih berfokus di Bandung Raya. Oleh karenanya Asdep Djoko mendorong Pemprov Jabar bisa membangun beberapa food hub baru untuk memenuhi permintaan pasar khususnya di Pulau Jawa.

“Dari diskusi bersama rekan Bappeda Jabar, nantinya akan dijajaki pembangunan food hub di Dawuan Purwakarta dan Majalengka. Di Majalengka untuk mengcover demand di Cirebon Raya dan sekitarnya. Di Dawuan bisa dimaksimalkan untuk pasar Jabodetabek. Ini strategi yang cukup bagus. Mengingat dalam implementasi Perpres 87/2021, pengembangan sektor pertanian menjadi salah satu fokus dalam lima tahun ke depan,” lanjut Asdep Djoko. 

Pada kesempatan yang sama, Asdep Djoko juga mendorong agar Ponpes Al Ittifaq yang memiliki SMK Pertanian bisa menyiapkan santrinya untuk menimba ilmu pertanian di Jepang. Sebagai informasi, belum lama ini Kemenko Marves menjajaki kerjasama dengan National Chamber of Agriculture yang berbasis di Jepang untuk program pendidikan di sektor pertanian. 

“Pengelolaan pertanian di Jepang sudah sangat terkenal. Salah satu yang terbaik di dunia. Tentunya akan menjadi hal positif jika nantinya ada santri-santri dari Ponpes ini yang bisa belajar tentang pertanian dari Jepang. Syaratnya, mereka perlu menguasai bahasa Jepang dasar untuk memudahkan komunikasi,” pungkas Asdep Djoko.

Pengasuh Kopontren Al Ittifaq, Irpan Sadikin menyambut baik hal tersebut. Dalam waktu dekat, pihaknya akan mulai memasukkan Bahasa Jepang dalam kurikulum SMK. Di sisi lain, Kopontren juga siap berkolaborasi dalam program pembangunan food hub lainnya di Jabar untuk mendukung implementasi Perpres 87/2021.

Biro Komunikasi
Kemenko Bidang Kemaritiman dan Investasi

No.SP-201/HUM/ROKOM/SET.MARVES/VII/2024