Kisah Sukses UMKM Lokal Pemasok Suvenir Resmi KTT G20
Marves - Jakarta, akhirnya Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (Kemenkop UKM) akhirnya menetapkan sekitar 20 UMKM sebagai pemasok atau official merchandise resmi ajang Konferensi Tingjat Tinggi (KTT) G20 di Bali yang akan berlangsung pada 15-16 November 2022.
Mereka yang terpilih merupakan hasil kurasi 1.024 UMKM yang dilakukan Kemenkop UKM bersama Smesco dan terdiri dari UMKM sektor kerajinan (ekonomi kreatif), fashion, makanan, kosmetik, hingga wellness.
EthneeQ dari PT Lima Menara Sejahtera dan Faber Instrument Indonesia adalah dua di antara yang terpilih sebagai pemasok official merchandise.
Keduanya punya kisah menarik tentang pengalaman saat mengikuti seleksi, mulai persiapan hingga proses pengerjaan produknya di even KTT G20 Bali.
Padu Padan Kain Lokal dan Goni, Persembahan Indonesia untuk Dunia
Bagi EthneeQ kebahagiaan haruslah berbagi. Kebahagiaan adalah melihat penenun, pengukir, dan pengrajin ikut merasakannya. Nah, melalui misi ini juga yang mendasari kelahiran Garjita. Mini Purse (dompet mini) Garjita menjadi salah satu official merchandise gelaran G20 yang merupakan produksi EthneeQ dari PT Lima Menara Sejahtera.
Menggunakan bahan baku kain goni atau jute dipadankan dengan kain endek khas Bali menjadikan Garjita sangat elegan. Perpaduan yang memiliki kisah menarik hingga menghasilkan produk bergaya elegan, Garjita.
Demikian diungkap Co Founder EthneeQ, Nadia Aqmarina saat dihubungi Sabtu (22/10/2022).
Menurut Nadia, produk Garjita merupakan lahir di tengah keresahan tim EthneeQ menyaksikan para penenun kain endek di Klungkung Bali yang lesu diterjang badai pandemi.
Dari sini kemudian EthneeQ membuka tangan untuk berkolaborasi dan mengampanyekan kain endek khas Pulau Dewata.
EthneeQ memulai kegiatan usahanya di akhir 2019 dengan hanya menjual sesuai pesanan pembeli. UMKM ini berani menerabas pandemi. Januari 2020 EthneeQ meluncurkan produk perdananya “Akusara,” sebuah tas berbahan goni dengan ornamen ukiran pada material kulit. Kata Akusara memiliki arti kesuksesan.
Sejak meluncurkan Akusara, EthneeQ kembali bersiasat. Selain memantapkan fokus perusahaan di bidang fashion bag, juga menyediakan waktu setahun untuk mempelajari banyak hal dengan bergabung dalam program inkubasi bisnis oleh Kementerian Perindustrian.
“Pikiran kami bisnis enggak mungkin langsung divalidasi pasar secepat itu. Dan perkiraan kami selama setahun lebih berbenah dan menyiapkan segala hal, hingga 2021 baru kami serius berjualan,” ungkap Nadia.
Lulus dari inkubasi bisnis, EthneeQ tidak serta merta menggenjot produksi. Maret 2021 mereka memilih kegiatan pemberdayaan. Masih dengan dukungan dari Kementerian Perindustrian, UMKM ini melatih 25 penjahit, para ibu rumah tangga yang tergabung dalam komunitas Bali Loves Handmade. 25 SDM tambahan inilah yang menyokong produksi, termasuk persiapan menuju gelaran G20 November mendatang.
“Kami berterimakasih dan bersyukur karena terpilih sebagai official merchandise G20," kata Nadia yang di awal proses seleksi bersikap proaktif di semua portal media dari pemerintah, termasuk kementerian koperasi dan SMESCO.
Desain Radio Kayu dengan Sentuhan Indonesia di KTT G20 2022
Jika EthneeQ mewakili provinsi Bali, dari Jawa Barat, Faber Instrument Indonesia punya cerita dan pengalaman menarik hingga lolos kurasi menuju G20.
“Saya menawarkan dengan 15 desain radio, hingga Smesco dikurasi kembali menjadi empat model yabg memang sama dengan best seller kami,” kata Founder dan CEO Faber Instrument Indonesia, Helmi Suana Permanahadi.
Adapun empat produk radio kayu itu adalah model Gede Pangrango, Wijaya Kusuma, Joglo, dan Cipanas. Pilihan nama produk Faber Instrument Indonesia merupakan kegelisahan Helmi atas kondisi ekonomi kreatif di kampung halamannya, Cianjur, yang terus menurun. Harapan Helmi melalui nama produknya mempromosikan potensi wisata di Kabupaten Cianjur.
“Mereka itu lebih bangga dengan kota tetangga, Kabupaten Bogor, Kabupaten Sukabumi, dan Bandung. Padahal di situ (Cianjur) banyak. Makanya saya ada di sini untuk membangun ekosistem dan inovasi,” kata Helmi.
Selama proses seleksi G20, Helmi optimistis lolos kurasi. Sebab dalam gelaran Ina Craft 2020, Presiden Joko Widodo menyampaikan kepada Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil jika produk radio kayu layak menjadi suvenir G20.
Pertanda ini kemudian mewujud saat Helmi menerima kabar terpilih menjadi 20 UMKM penyedia suvenir G20.
Faber Instrument Indonesia adalah UMKM pengolah limbah kayu yang memulai produksinya pada 2013. Produk pertamanya adalah gitar akustik dan cajon. UMKM ini kini lebih dikenal dengan produk radio kayunya yang khas; vintage dan kekinian.
Para Delegasi KTT G20 Bisa Belanja dan Berinvestasi Produk UMKM Indonesia
Sementara Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves) Luhut Binsar Pandjaitan mendorong pengenalan dan penjualan produk UMKM dalam ajang memeriahkan KTT G20.
Menko Luhut mengatakan, "Pada pasar di ajang KTT G20 ini, Indonesia akan menggencarkan terus tentang UMKM Tanah Air. Tentu saja harapannya supaya para delegasi yang hadir baik saat Side Event, B20 dan KTT G20 dapat berbelanja produk lokal. Bahkan juga bisa berinvestasi pada UMKM Indonesia," ujar Menko Luhut panjang lebar pada Sabtu (7/5/2022) lalu.
Kemudian Menko Luhut berpesan bagi UMKM yang diberikan kesempatan untuk berpromosi di ajang besar perlu senantiasa memperhatikan kualitasnya.
Sehingga dapat meninggalkan kesan positif bagi dunia internasional.Bahkan Menko Luhut menegaskan, "Kegiatan ini merupakan peluang emas untuk mengenalkan produk UMKM lokal kepada seluruh delegasi G20 dari mancanegara," kata Menko Luhut.
Menko Luhut juga menyatakan UMKM Indonesia telah menjadi backbone atau tulang punggung ekonomi Indonesia. Menko Luhut juga optimis target percepatan digitalisasi 30 juta UMKM masuk digital di tahun 2030 dapat tercapai.
Biro Komunikasi
Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi