Melalui AIS Forum, KJA dan Rumpon Pertama Kali Dikenalkan ke Samudera Pasifik dan Madagaskar
Marves - Pertemuan Kelima Tingkat Menteri Forum Negara Pulau dan Kepulauan resmi digelar pada hari ini, Selasa (10/10/2023). Dalam pertemuan kembali para Menteri dari negara-negara partisipan AIS Forum ini, Deputi Bidang Koordinasi Kedaulatan Maritim dan Energi Kemenko Marves Jodi Mahardi melaporkan hasil Pertemuan Pejabat Tinggi atau Senior Official Meeting (SOM) ke-7 yang dilaksanakan di Suva, Fiji, pada Juni 2023 dan ke-8 di Antananarivo, Madagaskar, yang telah dilaksanakan pada September 2023, dengan di antaranya mengenai pengenalan keramba di Samudera Pasifik dan Tanaman Rumpon di Perairan Madagaskar.
"Pertemuan ini adalah pertemuan pertama dan kedua negara-negara partisipan AIS Forum yang diselenggarakan di luar Indonesia, dengan yang pertama di Fiji dan kedua di Madagaskar. Pertemuan-pertemuan ini menunjukkan bahwa forum ini adalah milik bersama dari negara-negara AIS, bahwa ada kepentingan kita untuk menguatkan komitmen, membahas masalah-masalah yang dihadapi negara pulau dan kepulauan bersama, tanpa membedakan level dari negara tersebut," kata Deputi Jodi di kesempatan Press Conference setelah pertemuan.
Deputi Jodi memaparkan bahwa AIS Forum juga telah menunjuk regional officers di Madagaskar (Samudera Hindia), Fiji (Samudera Pasifik), dan di Karibia yang dalam hal ini menetap di Barbados. Masing-masing regional officers bertugas untuk ‘blusukan’ ke tengah masyarakat di Kawasan Samudera Hindia, Samudera Pasifik, dan Karibia untuk mencari tahu kebutuhan yang bisa dipenuhi melalui kerja sama AIS Forum. Salah satu contoh nyata hasil pekerjaan para regional officers ini adalah program memperkenalkan praktek budidaya ikan menggunakan keramba jaring apung (KJA) ke Samudera Pasifik.
"Pada saat SOM di Fiji, KJA yang sebenarnya sudah biasa ditemukan di Indonesia, tapi ternyata di negara Pasifik belum ada satu pun KJA ini. Ini hal-hal yang simpel yang bisa kita terapkan di negara-negara kecil dengan komunitas dalam hal ini bisa terlibat dalam pembuatannya, dan akhirnya ini bisa ditularkan ke negara-negara sekitarnya. Jadi ini pertama kalinya masyarakat Pasifik belajar membudidayakan ikan dengan KJA,” ujarnya.
Deputi Jodi menjelaskan bahwa kerja sama AIS Forum lebih fokus pada upaya membagikan teknologi sederhana yang sudah sukses diterapkan di satu negara ke negara pulau dan kepulauan lainnya. Sehingga dengan kata lain, pendekatan AIS adalah pratical solutions yakni tidak harus menunggu bantuan atau dana besar dari negara-negara donor, tetapi juga bisa dilakukan sendiri oleh komunitas.
“Kita menyebarluaskan inovasi-inovasi sederhana yang impactful, yang benar-benar punya manfaat untuk komunitas. Seperti contoh KJA itu tadi,” jelasnya bersemangat.
Diketahui, pola yang sama juga dilakukan di Madagaskar saat kesempatan SOM-8 di September lalu. AIS Forum mengenalkan teknologi rumpon dari Indonesia kepada komunitas nelayan di Toliara, Madagascar.
“Kita membawa rumpon ikan oleh tim KKP (Kementerian Kelautan dan Perikanan) dan perguruan tinggi IPB (Institut Pertanian Bogor) dan ini akan kita evaluasi keberhasilannya, dan jika berhasil maka akan kita dukung dari Sekretaris AIS yang kemudian untuk bisa direplicate dan scale up di tempat lain. Rumpon ini sebetulnya sederhana sekali, namun sudah terbukti meningkatkan tangkapan ikan nelayan di Indonesia. Pendapatan nelayan kecil bisa meningkat. Kita akan lihat seberapa efektif teknologi ini bila diterapkan di Madagaskar,” tambahnya.
Lebih lanjut disampaikan bahwa tim dari Indonesia yang dibawa untuk memberikan pelatihan penggunaan KJA dan rumpon disambut dengan sangat baik oleh masyarakat dan nelayan di Fiji dan Madagaskar. Mereka berharap, lebih banyak program serupa bisa diterapkan juga di daerah, negara, atau belahan dunia lainnya.
AIS Forum adalah wadah kerja sama konkret yang mempersatukan negara-negara pulau dan kepulauan di seluruh dunia. Forum yang didirikan di Manado pada 2018 ini adalah inisiatif Indonesia untuk mengajak negara pulau dan kepulauan bekerja sama dalam menyelesaikan tantangan-tantangan bersama. Terdapat empat area kerja sama utama di AIS Forum, yakni mitigasi dan adaptasi perubahan iklim dan mitigasi bencana, pengembangan ekonomi biru, penanganan sampah plastik di laut, dan tata kelola kelautan yang baik.
Biro Komunikasi
Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi
No.SP-249/HUM/ROKOM/SET.MARVES/X/2023