Menko Luhut Berharap Penilaian Bank Dunia Bisa Meningkatkan Investasi

Menko Luhut Berharap Penilaian Bank Dunia Bisa Meningkatkan Investasi
Maritim-Den Haag, Belanda, Menko Maritim, Luhut B. Pandjaitan mengatakan Indonesia patut gembira dengan penilaian dari badan-badan internasional tentang situasi perekonomian dan investasi di Indonesia namun perbaikan-perbaikan masih perlu dilakukan untuk membuat keadaan lebih baik lagi, hal ini diungkapkannya saat mengadakan pertemuan dan diskusi dengan pengusaha dan investor Belanda di Den Haag, Selasa (14/11) malam waktu setempat. “Saat ini dapat saya sampaikan bahwa situasi ekonomi lebih bagus dari tahun lalu. Baru saja Bank Dunia mengeluarkan penilaiannya bahwa Indonesia merupakan tempat yang tepat untuk berinvestasi, beberapa waktu lalu S&P juga meningkatkan rating Indonesia. Tetapi kami menyadari bahwa masih banyak yang harus dibenahi, seperti memberantas kemiskinan terutama yang sedang kami tangani saat ini di bagian selatan Pulau Jawa. Kami juga sedang fokus pada pembangunan untuk pendidikan, menurunkan tingkat kemiskinan, dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat," ujarnya saat membuka pertemuan yang diikuti oleh 15 pimpinan perusahaan besar asal Belanda yang berinvestasi di Indonesia. Ia menambahkan pendidikan yang sangat dibutuhkan saat ini adalah pendidikan keterampilan yang siap kerja di bidang industri. Menko Luhut mengatakan pemerintah mulai mengurangi izin ekspor bahan mentah dan mendorong industri untuk mengolah produknya di dalam negeri sebelum mengekspor, sehingga ada nilai tambahnya. “Dalam upaya meningkatkan kesejahteraan masyarakat selain pengentasan kemiskinan yang menjadi salah satu penyebab suburnya radikalisme, kami saat ini juga sedang meningkatkan produksi dan ekspor kelapa sawit untuk membantu meningkatkan kesejahteraan sekitar 20 juta petani plasma sawit dan keluarganya. Kami akan berkeliling ke beberapa kota di Eropa untuk berdiskusi dan menyampaikan manfaat kelapa sawit bagi masyarakat di Indonesia," ujar Menko Luhut. Menko Luhut juga mengatakan, pada isu keamanan bahaya terorisme sejauh ini masih bisa dikendalikan oleh pemerintah. Oleh karena itu, salah satu upaya untuk mencegah bertumbuhnya radikalisme pemerintah serius mengurangi angka kemiskinan. Pada acara tersebut para pengusaha dan investor yang umumnya bergerak di bidang infrastruktur, seperti pelabuhan, perkapalan, dan lain-lain menyampaikan apresiasi mereka terhadap pemerintah sekaligus menyampaikan beberapa hambatan dan persoalan yang mereka temui di lapangan. Menko Luhut mencatat setiap keluhan dan berjanji untuk membantu mencarikan jalan keluarnya melalui koordinasi dengan kementerian/ lembaga terkait. Pada tahun 2016 pemerintah Belanda mencatat perdagangan bilateral antara kedua negara bernilai 3,4 milyar euro, Belanda mengimpor senilai 2,4 milyar euro dengan nilai ekspor hampir 1 milyar euro ke Indonesia. Tahun lalu investasi perusahaan Belanda di Indonesia bernilai hampir 2 milyar euro. Menko Luhut menceritakan bahwa pada pagi harinya, ia berkunjung ke fasilitas Airbus di Ottobrunn, Munich Jerman. Kepada para pengusaha tersebut, Menko Luhut menyatakan Indonesia ingin memanfaatkan kecanggihan teknologi saat ini seperti yang sempat disaksikannya di fasilitas tersebut. Sambil menambahkan hal tersebut perlu didiskusikan bersama Presiden dan para menteri. Bank Dunia Menko Luhut menyinggung tentang penilaian Bank Dunia yang dikeluarkan baru-baru ini, yang mengatakan Indonesia adalah tempat yang tepat untuk berinvestasi. Dalam pernyataan tertulisnya, Bank Dunia mengatakan dengan iklim investasi yang kondusif dan pertumbuhan ekonomi di atas 5%, saat ini merupakan masa yang tepat bagi para pengusaha untuk berinvestasi di Indonesia. Dalam laporannya Bank Dunia mencatat beberapa pencapaian seperti pertumbuhan ekonomi Indonesia yang stabil selama 10 tahun terakhir, membaiknya peringkat investasi dari lembaga-lembaga pemeringkat utama, perbaikan regulasi yang tercermin dalam peringkat Ease of Doing Business (kemudahan berusaha). Pada tahun pada 2030, Indonesia diperkirakan akan menjadi negara ekonomi terbesar di dunia, 135 juta penduduk kelas konsumsi, dan 180 juta penduduk pada usia produktif. Dalam laporannya Bank Dunia mengatakan di saat ekonomi global melambat, Indonesia masih mencatatkan pertumbuhan yang baik daripada negara lainnya. Selain itu, Indonesia juga telah memperoleh peringkat utang yang relatif baik dari sejumlah lembaga pemeringkat dunia lainnya, seperti Moody’s Investors Service, Fitch Ratings dan Standard & Poor‘s Global Ratings.