Menko Luhut: Hadapi Krisis Air dengan Global Water Fund

Menko Luhut: Hadapi Krisis Air dengan Global Water Fund

Marves - Nusa Dua, Meningkatnya risiko kelangkaan dan ketersediaan air membuat isu ketahanan air menjadi sangat penting. Oleh karena itu, isu ini telah menjadi salah satu prioritas dalam Sustainable Development Goals (SDGs). Menko Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves) Luhut B. Pandjaitan menjelaskan bahwa besarnya tantangan ini menuntut kita untuk memobilisasi pendekatan sumber pendanaan baru dan pengurangan risiko guna menciptakan kepercayaan investor terhadap upaya pembangunan ketahanan, khususnya di bidang infrastruktur air, melalui Global Water Fund.

"Melihat solusi berbasis alam dan ketahanan infrastruktur memberikan peluang yang menjanjikan, maka diperlukan pendekatan pembiayaan yang inovatif untuk mencapai potensi penuhnya. Salah satunya dapat melalui blended finance, yakni Global Water Fund," ungkap Menko Luhut dalam sambutannya pada High Level Panel (HLP) 10th World Water Forum di Nusa Dua, Bali, pada Selasa (21/5).

Menko Luhut menjelaskan bahwa blended finance adalah pendekatan penataan keuangan yang menggabungkan berbagai bentuk modal untuk mendukung tujuan bersama, terutama dalam investasi kompleks yang berpotensi membangun ketahanan masyarakat dan mencapai tujuan pembangunan berkelanjutan. Pendekatan ini melibatkan penggunaan dana publik atau filantropis untuk menarik modal swasta, terutama untuk proyek-proyek yang mungkin dianggap terlalu berisiko atau tidak langsung menghasilkan keuntungan.

"Hal ini dapat digunakan untuk mengatasi kesenjangan pendanaan, mengurangi risiko investasi, dan merangsang pertumbuhan ekonomi dan inovasi. Indonesia memprakarsai G20 Bali Global Blended Finance (GBFA) yang akan menjembatani kesenjangan pendanaan untuk tujuan-tujuan isu iklim dan SDGs dengan pendekatan yang dipimpin oleh daerah, serta didedikasikan untuk memfasilitasi negara-negara berkembang, negara-negara kurang berkembang (LDCs), dan kerja sama Selatan-Selatan untuk meningkatkan proses transisi," tambah Menko Luhut.

Pada Senin (20/5) lalu, telah diresmikan Sekretariat GBFA yang akan berada di Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Sanur. "Terima kasih kepada 8 negara yang telah menandatangani LoI dengan Indonesia untuk bergabung menjadi anggota pendiri GBFA. Bersama-sama kita menyiapkan roadmap menuju Organisasi Internasional dan melaksanakan kerja sama konkrit," tutup Menko Luhut.

No.SP-137/HUM/ROKOM/SET.MARVES/V/2024

Biro Komunikasi
Kemenko Bidang Kemaritiman dan Investasi