Menko Luhut: “Kita harus Kompak Hadapi Kondisi Ekonomi Global”
Makassar, -- Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Luhut Binsar Pandjaitan membuka Forum Nasional Indonesian National Shipowners Association (INSA) 2017 (16/02/2017). Forum Nasional INSA oleh Persatuan Pengusaha Pelayaran Niaga Nasional atau INSA ini juga dihadiri oleh Gubernur Sulawesi Selatan Syahrul Yasin Limpo. Forum kali ini mengangkat tema “Peta dan Dinamika Kebijakan Pembangunan Industri Maritim di Indonesia.
Menko Maritim Luhut B Pandjaitan didampingi Gubernur Sulawesi Selatan Syahrul Yasin Limpo dan Chairwoman INSA Carmelita Hartoto
Dalam sambutannya, Menko Luhut memaparkan kondisi ekonomi global dan bagaimana Indonesia khususnya INSA menyikapinya sebagai organisasi yang solid. “Kita suka lupa Indonesia negara kepulauan terbesar di dunia. Revenue negara ini sebenarnya paling banyak dari laut. Kedepan ini berkembang terus, kekayaan laut kita luar biasa. tapi kita kurang memperhatikan hal itu. Saya ingin membawa teman2 sekalian (INSA-red) dari kacamata ekonomi global lalu menyempit kepada Indonesia.” Menko Luhut menjelaskan bahwa ekonomi dunia dalam kurun waktu 10 tahun terakhir ini menujukkan kelambatan, “Kita lihat peta ekonomi ini, data-data ini menunjukkan (kelambatan) dan ini berdampak bagi Indonesia. Kita belum tahu berapa lama ekonomi akan begini. Tapi kita mesti bersyukur. Sampai saat ini ekonomi Indonesia masih bagus.” Meskipun demikian, Menko Luhut menambahkan bahwa meskipun ekonomi Indonesia masih bagus kita masih harus punya efisiensi yang bagus, produktifitas yang bagus kemudian ditunjang disiplin yang bagus serta inovasi yang mesti dikembangkan di daerah. Masalah yang dihadapi saat ini dalam ketidak pastian ekonomi global, bisa dilihat dari keadaan Timur Tengah yang tidak menentu, itu berdampak pada ekonomi dunia dan geopolitik. Menko Luhut mencontohkan keadaan Syria (Suriah), menimbulkan banyaknya aliran pengungsi ke Eropa. Menko Luhut mengingatkan ini harus disadari akan menimbulkan gelombang-gelombang masalah dan instabilitas ekonomi “Kita sebagai bangsa Indonesia harus aware terhadap semua ancaman itu, kita harus kompak agar tetap eksis sebagai bangsa yang berdaulat.” Tegas Menko Luhut. Meningkatnya jumlah pengungsi juga meningkatkan jumlah terror di negara-negara Eropa itu, muncullah tokoh-tokoh ultra kanan yang potensial untuk menjadi pemimpin-pemimpin baru di Eropa. Saat ini, Amerika Serikat telah dipimpin Presiden Donald Trump dengan kebijakannya yang cenderung inward looking. Hal-hal ini harus diwaspadai, karena kalau terjadi geopolitik, geoekonomi, geostrategic akan berubah. Bagaimana kita menghadapi kondisi ekonomi global, Menko Luhut mengingatkan,”Kita harus bisa melihat ini, kita harus kompak menghadapi ini, jangan membuang energi kita untuk menangani hal-hal yang tidak perlu.”.***
Dalam sambutannya, Menko Luhut memaparkan kondisi ekonomi global dan bagaimana Indonesia khususnya INSA menyikapinya sebagai organisasi yang solid. “Kita suka lupa Indonesia negara kepulauan terbesar di dunia. Revenue negara ini sebenarnya paling banyak dari laut. Kedepan ini berkembang terus, kekayaan laut kita luar biasa. tapi kita kurang memperhatikan hal itu. Saya ingin membawa teman2 sekalian (INSA-red) dari kacamata ekonomi global lalu menyempit kepada Indonesia.” Menko Luhut menjelaskan bahwa ekonomi dunia dalam kurun waktu 10 tahun terakhir ini menujukkan kelambatan, “Kita lihat peta ekonomi ini, data-data ini menunjukkan (kelambatan) dan ini berdampak bagi Indonesia. Kita belum tahu berapa lama ekonomi akan begini. Tapi kita mesti bersyukur. Sampai saat ini ekonomi Indonesia masih bagus.” Meskipun demikian, Menko Luhut menambahkan bahwa meskipun ekonomi Indonesia masih bagus kita masih harus punya efisiensi yang bagus, produktifitas yang bagus kemudian ditunjang disiplin yang bagus serta inovasi yang mesti dikembangkan di daerah. Masalah yang dihadapi saat ini dalam ketidak pastian ekonomi global, bisa dilihat dari keadaan Timur Tengah yang tidak menentu, itu berdampak pada ekonomi dunia dan geopolitik. Menko Luhut mencontohkan keadaan Syria (Suriah), menimbulkan banyaknya aliran pengungsi ke Eropa. Menko Luhut mengingatkan ini harus disadari akan menimbulkan gelombang-gelombang masalah dan instabilitas ekonomi “Kita sebagai bangsa Indonesia harus aware terhadap semua ancaman itu, kita harus kompak agar tetap eksis sebagai bangsa yang berdaulat.” Tegas Menko Luhut. Meningkatnya jumlah pengungsi juga meningkatkan jumlah terror di negara-negara Eropa itu, muncullah tokoh-tokoh ultra kanan yang potensial untuk menjadi pemimpin-pemimpin baru di Eropa. Saat ini, Amerika Serikat telah dipimpin Presiden Donald Trump dengan kebijakannya yang cenderung inward looking. Hal-hal ini harus diwaspadai, karena kalau terjadi geopolitik, geoekonomi, geostrategic akan berubah. Bagaimana kita menghadapi kondisi ekonomi global, Menko Luhut mengingatkan,”Kita harus bisa melihat ini, kita harus kompak menghadapi ini, jangan membuang energi kita untuk menangani hal-hal yang tidak perlu.”.***