Menko Luhut Menyambut Para Penerima Beasiswa AIS Innovator Scholarship
Marves - Jakarta, Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi, Luhut B. Pandjaitan sambut baik semangat penerima beasiswa AIS Innovator Scholarship untuk dapat berkontribusi dan memberikan sumbangsih kepada negara asal masing-masing. Hal tersebut dirinya sampaikan saat menerima secara resmi para penerima beasiswa di Kantor Kemenko Marves (25-03-2024).
“Hal teknis memang dapat Anda pelajari dari Indonesia, tetapi semangat berkontribusi ini, Anda harus bawa kembali ke negara Anda. Anda lah yang dapat mengubah negara sendiri,” tutur Menko Luhut merefleksikan dari pengalamannya dalam bekerja dengan pemerintah, ia menekankan untuk tidak mengandalkan masa depan dan kemajuan negara kepada negara lain.
Menko Luhut juga menekankan untuk belajar dari kesuksesan dan kesalahan Indonesia dalam proses transformasinya menjadi negara maju. Dirinya menyampaikan kepada para penerima beasiswa agar apa yang dipelajari di Indonesia, di bawa ke negaranya untuk menjadikannya lebih baik.
"Latar belakang dan minat riset mereka yang beragam mencerminkan tantangan dan peluang yang beragam yang dihadapi negara kepulauan dan pulau di seluruh dunia. Melalui program beasiswa Inovator, kolaborasi antara Pemerintah Indonesia, Sekretariat Forum AIS, dan UNDP; kami bertujuan untuk memberdayakan para sarjana ini menjadi katalis untuk perubahan positif di komunitas mereka," ujar Deputi Jodi Mahardi.
Institut Pertanian Bogor sebagai universitas tuan rumah penerima beasiswa diwakili oleh Prof. Luky Adrianto, membahas tentang peran Indonesia sebagai pemimpin studi kelautan di negara-negara AIS, dan bagaimana IPB dapat mendukung tujuan ini. Beliau juga berbicara tentang kemajuan belajar penerima beasiswa dan langkah selanjutnya.
“Para penerima beasiswa akan melakukan program pertukaran di Universitas Malta selama semester ke-8 mereka, memperluas pengetahuan mereka dan mendorong kolaborasi penelitian internasional,” ucap Adrianto.
Selama pertemuan ini, para penerima beasiswa memiliki kesempatan untuk membahas minat riset mereka dan visi mereka setelah studi, serta berbagai komitmen untuk mengatasi berbagai masalah di negara mereka sendiri.
“Timor Leste saat ini menghadapi masalah polusi, seperti sampah, jadi ketika saya selesai studi, saya ingin bekerja dengan Kementerian Kelautan dan Perikanan Timor Leste untuk memperbaiki pengelolaan pencemaran di laut. Di Indonesia, ada banyak solusi inovatif dalam pengelolaan sampah,” kata Alzira dos Santos dari Timor Leste.
Sementara itu, Ibrahim dari Komoro menyatakan minatnya dalam pengelolaan sumber daya laut. “Negara saya masih mengembangkan semua sektornya, termasuk sektor kelautan. Saya ingin tahu area mana yang cocok untuk negara saya, Komoro,” ucapnya.
Penerima beasiswa lainnya, seperti Lisa Ipambonj dari Papua Nugini, ingin fokus pada dampak sosial ekonomi terhadap keberlanjutan terumbu karang, sehingga dapat digunakan untuk perencanaan konservasi laut di Samudra Pasifik.
“Saya berharap program ini dapat dilanjutkan, dan mengharapkan seluruh Kementerian/Lembaga dapat mendukung hal ini,” pungkas Menko Luhut.
Sebagai informasi, program Innovator Scholarship merupakan salah satu program AIS Research and Development Centre yang menekankan komitmen AIS Forum dalam membina talenta dan mendorong upaya kolaboratif menuju pembangunan berkelanjutan. Para penerima beasiswa berasal dari Timor Leste, Fiji, Papua Nugini, Madagaskar, Komoro, Kepulauan Solomon, dan Indonesia. Para akademisi ini baru saja tiba dari negara asal mereka, dan siap untuk memulai perjalanan akademiknya di Indonesia.
No.SP-74/HUM/ROKOM/SET.MARVES/III/2024
Biro Komunikasi
Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi