Menko Luhut Tantang ITB Lakukan Research Industry Policy Hingga Menjadi Kampus Research Center di Indonesia

Menko Luhut Tantang ITB Lakukan Research Industry Policy Hingga Menjadi Kampus Research Center di Indonesia

Marves - Bandung, Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves) Luhut B. Pandjaitan memberikan tantangan kepada Institut Teknologi Bandung (ITB) untuk dapat melakukan research mengenai industry policy  e-katalog selama 2 minggu hingga bagaimana menjadikan ITB sebagai research center/ research university di Indonesia. Hal itu disampaikannya saat melaksanakan peresmian China – Indonesia Joint Research Laboratory for New Energy and Metallurgical Engineering Technology di Institut Teknologi Bandung (ITB), Jawa Barat, Rabu (28/08/2024).

“Jadi baru saja kita meninjau Laboratorium dan kita lihat semua sudah siap, sumber daya manusia nya juga siap, jadi tinggal saya challenge bagaimana ITB untuk mulai melakukan research untuk maju ke depan, bagaimana kerja sama ini, sehingga nanti kita bisa melakukan research/ join research dengan Central South University di China untuk mendapatka hasil yang bagus,” kata Menko Luhut di lokasi.

Diketahui ITB dipilih sebagai tempat laboratorium bersama antara Indonesia – China untuk penelitian mengenai bahan energi baru dan teknologi, dengan beberapa pihak yang terlibat lainnya yakni Central South University (CSU) China dan GEM Co., Ltd (perusahan energi terbarukan dari China)

“Kolaborasi ini sangat penting. Saya challenge ITB bahwa saat ini terdapat lebih dari 8,8 juta lebih item di e-katalog yang merupakan bagian dari government performance sebesar lebih  dari 3500 Triliun. Jadi coba ITB bantu pemerintah untuk membuat industry policy dan juga industri apa saja yang bisa dibuat. Saya kasih 2 minggu untuk membuat study ini dan saya minta nanti hasilnya dibawa ke Jakarta  dan presentasi ke kami. Nanti saya juga akan undang Prof. Xu (Chairman GEM  Co., Ltd),” jelas Menko Luhut.

Mengenai research akan industry policy yang akan dilakukan di ITB ini, Menko Luhut mengungkapkan bahwa dirinya sudah berkoordinasi dengan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia (Menkumham) Supratman Andi Agtas dan Kemenkumham siap menerima pendaftaran hasil research.

“Research ini saya sudah bilang ke Menkumham dan mereka siap menerima pendaftaran hasil research ini. Kita akan bikin special research area di Morowali di mana nanti kita bisa mendapat insentif di sana dan kita bisa mendapatkan kemudahan-kemudahan untuk researcher melakukan research di sana,” ujarnya.


Selain research industry policy, Menko Luhut juga berharap bahwa ITB harus mampu menjadi research center. “Saya pikir ITB harus mampu mentranformasi diri bukan hanya lembaga pendidikan saja, tetapi juga harus bisa menjadi research center. ITB harus maju,” tegas Menko Luhut.

“Jadi 2 PR saya berikan untuk ITB yakni mengenai industry policy dan apa saja yang bisa anda buat dari 8,8 juta e-katalog itu, yang di mana saya berjanji jika selesai selama 2 minggu, anda datang ke kami, maka akan kita buat aturan mengenai itu. Kemudian mengenai bagaimana ITB menjadi research university,” tambahnya.

Menambahkan Menko Luhut, Rektor ITB Reini Wirahadikusumah meyakini bahwa hubungan kemitraan yang erat ini nantinya akan memungkinkan terjadinya pertukaran pengetahuan yang lebih strategis, pertukaran pengalaman, terutama di bidang penelitian dan pengembangan teknologi, serta pengembangan sumber daya manusia.

“Kami yakin bahwa kerja sama ini bukan hanya memberikan manfaat besar bagi ITB, namun juga memberikan manfaat untuk masyarakat luas. Untuk itu saya berterima kasih kepada semua yang telah membantu, sehingga ITB bisa terlibat di dalamnya. Saya harap ITB Jatinangor ini bisa menjadi center of excellence khususnya di Jawa Barat. Terima kasih untuk kepercayaannya kepada kami (ITB),” pungkasnya.

Biro Komunikasi
Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi

No.SP-251/HUM/ROKOM/SET.MARVES/VIII/2024