NUSATIC 2017 Resmi dibuka
Maritim – Tangerang, Usai penyelenggaraan Simposium Nasional Pembangunan Industri Ikan Hias diselenggarakan pada Tanggal 30 November 2017 di Nusantara Hall ICE, BSD Tangerang, bertemakan “Pengembangan Industri Ikan Hias Indonesia: Peluang dan Tantangan Menuju Indonesia sebagai Ekportir Ikan Hias Nomor 1 di Dunia” rangkaian kegiatan dilanjutkan dengan Pameran Ikan Hias Internasional (2nd Indonesia Ornamental Fish & Aquatic Plant Show) Nusantara Aquatic (Nusatic) 2017.
Nusantara Aquatic 2017 berlokasi di Hall 9-10 Indonesia Convention & Exhibition (ICE), Tangerang pada tanggal 1 s.d 3 Desember 2017 resmi dibuka oleh Dirjen Penguatan Daya Saing Produk Kelautan dan Perikanan Kementerian Kelautan dan Perikanan Nilanto Perbowo (1/12). Dalam sambutannya, Nilanto mengajak pebisnis dan pembudidaya ikan hias Indonesia untuk mengalahkan Singapura yang saat ini merajai pasar ikan hias dunia. “Bagaimana mungkin kita bisa kalah? Laut kita luas, sumber daya kita berlimpah, tapi kenyataannya, kita belum jadi nomor satu di dunia ikan hias. Padahal Singapura luasnya mungkin sama dengan Tangerang ini”.
Untuk ekspor ikan hias laut, Indonesia saat ini menduduki posisi ke 3 dunia, dengan nilai mencapai sekitar 5,43 Juta US $. Sementara nilai ekspor ikan hias air tawar menduduki posisi ke 5 besar dunia, dengan nilai mencapai 14,16 Juta US $. dalam kurun waktu sepuluh tahun terakhir (2007 – 2016).
Bupati Tangerang Ahmad Zaki Iskandar menyambut baik terselenggaranya Nusatic 2017, Bupati Ahmad juga mengaku pecinta ikan hias dan memiliki aquarium di rumah dan di kantor, tapi belum menyangka kalau industri ikan hias Indonesia sangat potensial. Bupati Ahmad, Perwakilan Kementerian Kelautan dan Perikanan Nilanto, Direktur Nusatic Sugianto dan Perwakilan Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman Sugeng Harmono menabuh bedug sebagai tanda resmi dimulainya pameran ikan hias internasional yang digadang-gadang sebagai “the biggest show in the world”.
Adapun tujuan penyelenggaraan rangkaian kegiatan ini adalah meningkatkan kepedulian tentang potensi ikan hias Indonesia, kesepakatan untuk membangun Industri Ikan Hias Nasional mewujudkan Indonesia sebagai produsen dan eksportir Ikan Hias No. 1 di dunia dan peluncuran Rencana Aksi Nasional (RAN) Pembangunan Industri Ikan Hias 2017-2021.
Menggairahkan Pasar Ikan Hias Dalam Negeri Lewat Aquarium
Selain mengincar pasar eksport, industri ikan hias juga berkembang di pasar dalam negeri. Pengembangan pasar ikan hias dalam negeri juga didorong oleh Deputi Sumber Daya Alam dan Jasa Kemenko Maritim Agung Kuswandono. Sebelumnya dalam Simposium Nasional Pembangunan Industri Ikan Hias (30/11), Agung mengimbau gedung dan perkantoran untuk memiliki aquarium. Menurut Agung, aquarium selain menggairahkan pasar ikan hias dalam negeri karena industri ikan hias tumbuh positif dengan pasar yang bertambah, melihat ikan hias dalam aquarium juga menyehatkan. "Melihat akuarium begitu 'kan menenangkan,meredakan stress, jadi cocok untuk dipasang di kantor-kantor atau di lobby dan ruang tunggu" ujarnya. Agung juga mengingatkan, ruang-ruang kelas juga bisa memiliki aquarium untuk mengenalkan pelajar kepada kekayaan alam Indonesia. Menurutnya, memperkenalkan generasi muda dengan ikan-ikan endemic Indonesia adalah suatu keharusan. “Ikan hias kita bukan hanya cupang. Ikan hias laut kita sangat beragam. Di kantor saya, saya juga punya aquarium. Kalau tidak mau repot ada jasa aquarium yang pekerjaannya merawat dan memelihara, jadi kita tinggal menikmati saja. Ini juga bagus, karena menambah lapangan kerja. Intinya pemerintah akan mendorong agar pasar ekspor dan pasar dalam negeri terus berkembang”
Simposium Nasional Pembangunan Industri Ikan Hias menghasilkan beberapa catatan penting, Pertama: diluncurkannya Rencana Aksi Nasional (RAN) Pembangunan Industri ikan hias sebagai rujukan dalam penyelenggaraan industri ikan hias, kedua: Himbauan display (aquarium/kolam) ikan hias nusantara di area publik pada instansi pemerintah , BUMN maupun swasta, ketiga: Penetapan arwana sebagai ikon ikan nasional ikan hias air tawar dan ikan banggai sebagai ikon nasional ikan hias air laut. Keempat: perlu sinergitas antar pemerintah dan swasta, pembudidaya, eksportir dan masyarakat lainnya. Perlu dilakukan harmonisasi regulasi dan debirokratisasi perizinan. Diketahui dibidang ikan hias ada 28 regulasi terkait dengan perizinan. Pemerintah mendukung pembangunan industri ikan hias dengan mengupayakan mempermudah perizinan dan memperbaiki pelayanan terkait (deregulasi dan debirokratisasi perizinan). Hal ini diharapkan akan membangun iklim kondusif kepada pelaku usaha. Dalam simposium nasional juga terungkap pentingnya dukungan transportasi udara untuk perdagangan ikan hias serta diperlukan strategi khusus dan terintegrasi pada perdagangan ikan hias di negara tujuan ekspor. “Transportasi ikan hias ini harus hati-hati, karena ikan hias ini diantarkan dalam keadaan hidup”.
Simposium Nasional ini menegaskan komitmen pemerintah dalam tujuan pembangunan di sektor ikan hias yaitu pertumbuhan ekonomi, mengurangi kemiskinan, mengurangi pengangguran. Dengan strategi pembangunan industri ikan hias ini yakni melalui pembangunan infrastruktur,konektivitas, deregulasi dan debirokratisasi, serta peningkatan kapasitas SDM. ***