Pemerintah Targetkan Penuhi Nilai Ekspor Produk Kelautan dan Perikanan (KP) Sesuai RPJMN 2020-2024
Marves - Yogyakarta, Dalam rangka koordinasi untuk mencapai target RPJMN 2020-2024 terkait nilai ekspor produk kelautan dan perikanan serta monitoring perkembangan major project sektor kelautan dan perikanan khususnya integrasi pelabuhan perikanan dengan international fish market, Kementerian Koordinasi Bidang Kemaritiman dan Investasi melalui Deputi Bidang Koordinasi Sumber Daya Maritim menggelar Rapat Koordinasi Upaya Pemenuhan Target Nilai Ekspor Produk Kelautan dan Perikanan (KP) Sesuai RPJMN 2020-2024 di Yogyakarta, Kamis (6/7/2023).
Asisten Deputi Peningkatan Daya Saing, Dedy Miharja menyampaikan seperti yang diketahui bersama arah kebijakan kelautan dan perikanan dalam RPJMN 2020-2024 terkait Peningkatan Pengelolaan Kemaritiman dan Kelautan antara lain peningkatan produksi, produktivitas, standardisasi, dan mutu produk kelautan dan perikanan, dengan target ekspor adalah USD 8 Miliar pada tahun 2024.
"Seperti kita ketahui bersama, Indonesia adalah produsen produk perikanan nomor 2 di dunia setelah China. Namun, hasil perikanan dan hasil industri perikanan Indonesia baru menyumbang 2,8% dari produk domestik bruto Indonesia," jelas Asdep Dedy dalam sambutannya secara virtual mewakili Plt. Deputi Bidang Koordinasi Sumber Daya Maritim.
Lebih lanjut, Asdep Dedy menjelaskan jika masih terbuka peluang besar untuk mengembangkan potensi sektor kelautan dan perikanan untuk kesejahteraan masyarakat. "Perlu dilakukan percepatan upaya seperti peningkatan nilai tambah produk kelautan dan perikanan melalui perbaikan mutu pengembangan sistem rantai dingin, penguatan market intelligence untuk pasar ikan di luar negeri dan dalam negeri, pengembangan potensi pasar ekspor baru, penguatan diplomasi dan negosiasi perdagangan internasional untuk mengatasi hambatan tariff dan non-tariff, dan meningkatkan akses permodalan dan kemudahan investasi," tambah Asdep Dedy.
Salah satu pasar potensial bagi produk KP Indonesia adalah pasar Eropa. Namun, Asdep Dedy menjelaskan tentunya hal ini tidak lepas dari kendala, misalnya masih belum tercapainya titik temu dalam perjanjian perdagangan bebas antara Indonesia dengan Uni Eropa. Dengan situasi ini, maka produk perikanan Indonesia masih terkendala dengan bea masuk, yang menjadikan produk Indonesia kurang bersaing dengan negara- negara lainnya.
"Diharapkan pertemuan ini bisa menghasilkan gambaran kebijakan serta sinergitas antar institusi pusat dan daerah melalui kebijakan-kebijakannya yang bisa meminimalisir dampak kurangnya daya saing produk kelautan dan perikanan Indonesia. Peran aktif pemerintah daerah juga diperlukan dalam memberikan asistensi kepada para pelaku usaha yang memiliki potensi ekspor," harap Asdep Dedy.
Dalam acara ini, turut hadir narasumber dari berbagai instansi terkait. Paparan pertama dari Erwin Dwiyana, Direktur Pemasaran, Direktorat Jenderal Penguatan Daya Saing Produk Kelautan dan Perikanan Kementerian Kelautan dan Perikanan. Ia menyampaikan materi terkait Perkembangan Nilai Ekspor Produk KP dan Pendampingan Major Project Pembangunan Integrasi Pasar Ikan Bertaraf Internasional dan International Fish Market di Likupang. Dilanjutkan oleh narasumber kedua yang hadir secara daring, Erliani Budi Lestari, Direktur Sinkronisasi Urusan Pemerintahan Daerah II Kementerian Dalam Negeri. Ia menjelaskan terkait Pembagian Kewenangan Urusan Kelautan dan Perikanan antara Pemerintah Pusat dan Daerah Terkait Arah Kebijakan Sektor Daya Saing Produk Kelautan dan Perikanan dalam Mendukung Pencapaian Nilai Ekspor Produk Kelautan dan Perikanan.
Narasumber ketiga yakni Irman Adi, Analis Perdagangan Ahli Madya dari Kementerian Perdagangan menyampaikan materi terkait Peran Strategis Atase Perdagangan Bagi Peningkatan Ekspor Produk Kelautan dan Perikanan Daerah. Terakhir, ditutup oleh Setyawati Koordinator Perikanan dari Direktorat Kelautan dan Perikanan Kementerian PPN/Bappenas yang membahas terkait Strategi Pencapaian Target Ekspor Produk Kelautan dan Perikanan melalui RKP 2024.
Selain itu, Asdep Dedy jg menyampaikan terkait pelaksanaan pameran ikan hias internasional NUSATIC yang akan diselenggarakan pada 14-16 Juli 2023 di ICE BSD. Kegiatan tersebut menjadi salah satu upaya Indonesia menjadi produsen dan eksportir ikan hias nomor 1 dunia serta mendukung perolehan devisa dari sektor kelautan dan perikanan khususnya komoditas ikan hias.
Acara dihadiri oleh perwakilan K/L terkait, Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi seluruh Indonesia, serta beberapa Dinas Perikanan Kabupaten/Kota yang hadir secara offline maupun virtual. Usai rakor, acara dilanjutkan dengan kunjungan lapangan ke salah satu sentra budidaya ikan hias di Desa Gilangharjo, Pandak, Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta pada Jum’at (7/7/2023). Mayoritas penduduk yang menjadi pembudidaya ikan hias menjadi alasan untuk mengembangkannya menjadi Desa Wisata Berbasis Edukasi Ikan Hias. Rombongan mengunjungi beberapa lokasi budidaya ikan hias seperti budidaya ikan molly, koki, dan berbagai ikan hias lainnya.
No.SP-142/HUM/ROKOM/SET.MARVES/VII/2023
Biro Komunikasi
Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi