Pengembangan Pinisi untuk Pariwisata Bahari
Maritim – Makassar, Kemenko Maritim mengadakan FGD Pengembangan Pinisi untuk Pariwisata Bahari di Hotel M Regency Makassar, Ujung Pandang, Sulawesi Selatan, Selasa (8/8). Pengembangan Pinisi ini diketahui sebagai salah satu upaya mendorong percepatan pengembangan wisata bahari di wilayah Republik Indonesia, dengan tujuan mendapat rumusan pemikiran dan referensi pembutan kebijakan serat dalam rangkat memanfaatkan secara optimal semua potensi – potensi kearifan lokal yang kita alami untuk memajukan kapal pariwisata di Indonesia.
Acara ini dibuka oleh Deputi Bidang Koordinasi SDM, IPTEK dan Budaya Kemenko Maritim Safri Burhanuddin, didukung beberapa fasilitator dari Ketua Tim Percepatan Pengembangan WIsata Bahari Kementerian Pariwisata Indroyono Soesilo, Pakar kapal Pinisi Horst Liebner, MA , Departemen Sejarah Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Hasanuddin Rahman Hamid, Direktur Warisan dan Diplomasi Budaya, Direktorat Jendral Kebudayaan Kemendikbud Nadjamuddin. Ramly, Dirjen Perhubungan Laut Kemenhub, Direktur Warisan, jaringan kapal rekreasi Suryani Mile Doucet, dan Ketua Yayasan Makassar.
“Speech Kemenangan Presiden Jokowi dalam Pilpres pertama kali di deklarasikan diatas kapal Pinisi sehingga Kapal Pinisi sudah menjadi Icon bagi kota Makassar, oleh karena itu kita harus melanjutkan dalam pengembangan Kapal Pinisi, jangan sampai kita tidak menanggapi hal tersebut,” ujar Safri dalam kata sambutannya.
“Bagaimana cara menasionalkan kapal Pinisi ? Namun masalah kelangkaan bahan dasar kayu juga menjadi faktor utama dalam hal ini,” tambahnya. "Orang kita banyak yang memesan kapal Pinisi dari Monaco dan Miami, sedangkan orang bule memesan di negara kita yaitu di Bulukumba. Sebaiknya sebelum kita jual Kapal kita ke luar negeri, kita sudah memiliki sertifikat agar tidak diakui oleh orang lain dan dapat Go Internasional." Safri lantas mengusulkan, “kapal Perla juga dapat di alih fungsikan untuk Wisata, ketika kapal-kapal tersebut tidak ada muatan barang.” Dan selain itu, bagaimana pengelolaan crew yang ada pada Kapal Pinisi, agar menyambung pada aturan yang ada di Kementerian Perhubungan.
“Kita tidak punya Pelabuhan khusus untuk Kapal Wisata, hanya memiliki pelabuhan untuk kapal niaga.” Ujarnya
Terkait Kebersihan Laut dari sampah, Safri menghimbau kepada setiap Kapal agar tidak membuang sampah ke laut. Dan mengusulkan kepada pemerinah kota untuk membuat peraturan kepada setiap kapal yang menuju laut/pulau wajib membawa kantong sampah. Jangan sampai nanti pada tahun 2050 sampah laut lebih banyak dari pada Ikannya, oleh karena itu mari kita jaga bersama kebersihan dan keindahan laut/pulau dari sampah yang ada.***