Peringati Hari Kartini, Devi Pandjaitan Jelaskan Pentingnya Wanita Cerdas dan Berintegritas

Peringati Hari Kartini, Devi Pandjaitan Jelaskan Pentingnya Wanita Cerdas dan Berintegritas

Maritim - Jakarta, Istri Menko Maritim Luhut B. Pandjaitan, Devi Pandjaitan selaku Penasehat Dharma Wanita Persatuan (DWP) Kemenko Bidang Kemaritiman membuka acara peringatan Hari Kartini yang dilaksanakan oleh Dharma Wanita Persatuan (DWP) Kemenko Maritim di Gedung BPPT2, Jakarta Pusat, Kamis (20/04/2017). Dalam kesempatan ini, Devi menyatakan pentingnya menjadi wanita yang cerdas dan berintegritas.

Mengenakan kebaya hijau, Devi memaparkan harapannya kepada seluruh wanita Indonesia, khususnya kepada DWP Kemenko Maritim agar mencontoh sikap Ibu Kartini, memberikan sesuatu pada negeri. Untuk mewujudkannya, diperlukan kecerdasan dan integritas.

"Pada zamannya, Ibu Kartini tidak mau dikungkung, dia ingin melakukan sesuatu bagi negeri ini. Semua sudah mengetahui perjuangan Ibu Kartini. Nah kemudian apa yang bisa kita tarik dari Ibu kartini? Sekarang zaman abad ke-21, dengan apa yang dilakukan Kartini, semoga perjuangan wanita ke depan lebih cerdas dan berintegritas," kata Devi.

Adapun salah satu contoh menjadi wanita cerdas dan berintegrasi, papar Devi, dimulai dari hal dekat, seperti tidak hanya sekedar menjadi 'konco wingking' bagi suami. Perempuan harus menjadi mitra yang baik terhadap suami.

"Saya tuh rindu kalau wanita Indonesia bukan hanya seperti pepatah Jawa itu 'konco wingking', di belakang suami. Kenapa kita di belakang? Kita harus mendampingi, kita ini adalah mitra suami kita, jadi jangan ikut di belakang suami saja. Nah untuk bisa mendampingi, ini perlu kecerdasan, kepandaian, keterintegritasan," ungkapnya.

"Tak perlu sekolah tinggi untuk bisa jadi pandai ataupun cerdas, apapun bisa kita lakukan, misalnya dengan sering menonton berita, film bermutu, biasakan bertanya, dan sejenisnya. Apa yang saya lakukan? sampai tua begini, kalau misalnya Pak Luhut pulang jam 8 malam atau pagi, sebentar saya sering bertanya, 'ini kenapa begini, kenapa begitu'. Nah dari omongan itu kita menjadi lebih cerdas, karena tau apa yang terjadi. Bukan artinya kita mencampuri tugas suami kita, tidak, tetapi apa yang terjadi di sekitar kita ini, kita harus tahu. Jangan menjadi konco wingking, di belakang. Kita harus jadi mitra suami, bersama-sama kita mikir, bersama-sama kita menyelesaikan masalah," jelasnya.

Tak menjadi 'konco wingking', bukan berarti harus menjadi wanita karir atau bekerja. Devi justru mengungkapkan bangga dengan wanita yang sepenuhnya menjadi ibu rumah tangga, tentunya dengan segala kemampuan yang dimiliki. Dengan kata lain, ibu rumah tangga harus cerdas dan terampil.

"Karena urusan rumah tangga hanya di ibu, engga ada yang bisa gantiin ibu rumah tangga. Saya bangga dengan ibu rumah tangga, tetapi tetap ibu rumah tangga harus terampil, lebih cerdas dan lebih berintegritas. Integritas itu harga diri, lebih menghargai ibu sebagai perempuan," ungkapnya.

Tugas ibu rumah tangga, lanjut Devi, tidak bisa dibeli siapapun, tidak ada penggantinya, begitu kita nikah, hamil, punya anak, bisa memasak, bisa mengurus rumah, semua serba bisa dilakukan ibu rumah tangga. Maka dari itu, dirinya bangga dengan para wanita yang bekerja sebagai ibu rumah tangga.

"Itu lah hebatnya menjadi ibu rumah tangga. Jadi tidak memalukan jika ditanya kerjaan ibu apa? ibu rumah tangga. Jadi berbanggalah ibu-ibu sekalian karena menjad Ibu rumah tangga yang cerdas, yang integritas karena merupakan mitra suami. Kita jangan melangkah terlebih dahulu, jangan di belakangnya, tapi kita teman sejalan, sejajar dengan suami kita di dalam apapun," pungkasnya.