Pesona Pulau Kapo-Kapo Sumbar, Salah Satu Destinasi Wisata Para Delegasi KTT G20
Marves - Padang, Even KTT G20 pada puncak penyelenggaraannya. akan berlangsung bulan November mendatang. Bila dibaratkan seperti menghitung hari untuk event penting ini. Berbagai persiapan dan berbenah diri dilakukan Indonesia demi suksesnya peyelenggaraan even internasional yang akan menjadi sorotan seluruh penjuru dunia.
Tentu saja, selain konferensi dan sederetan meeting atau rapat penting yang dihadiri para delegasi mancanegara membahas tentang Finance Track dan Sherpa Track, tak kalah pentingnya adalah refreshing atau rehat untuk menyegarkan tubuh kembali setelah berkutat serius dan waktu yang padat terpasung mengikuti konferensi dan meeting. Nah, saat para delegasi KTT G20 refreshing atau rehat menikmati destinasi wisata di Indonesia.
Memang puncak penyelenggaraan G20 berlangsung di Bali, dan Pulau Dewata ini tidak diragukan lagi memiliki destinasi wisata yang indah yang menjadi incaran para delegasi KTT G20. Namun di luar Bali, sebutlah di provinsi Sumatera Barat juga memiliki keindahan destinasi wisata yang tidak kalah dengan Bali, dan bisa jadi para delegasi ini akan memilih destinasi wisata misalnya ke Pulau Kapo-Kapo, Kawasan Mandeh, Sumatera Barat. Pulau ini menjadi salah satu tempat eksotis di Bumi Ranah Minang.
Pulau Kapo-Kapo, di Kawasan Wisata Mandeh ini letaknya di Kecamatan Koto XI Tarusan, Kabupaten Pesisir Selatan, Sumatera Bara. Pulai ini merupakan satu-satunya pulau di kawasan Mandeh yang dihuni penduduk. Ada 23 Kepala Keluarga yang menetap dan tinggal di pulau ini.
Pulau Kapo-Kapo ini merupakan desa Nelayan biasa, namun belakangan menjadi salah satu destinasi wisata unggulan di kawasan Mandeh. Pemberdayaan ekonomi oleh masyarakat Nelayan meningkat menjadi destinasi wisata. Dan kendati tempat wisata di sini letaknya sangat jauh dan terisolir, faktanya mampu menjadi daya tarik dan magnet sihir para wisatawan lokal dan mancanegara.
Pemberian nama Kapo-Kapo berikut artinya ada berbagai tafsir. Misalnya konon kabarnya Nenek Moyang asal muasal pendudulk desa ini berasal dari Mentawai yang bernama Mak Kapo dan kuburannya sampai sekarang masih ada. Lalu ada juga pendapat beberapa orang tua mengatakan Kapo-Kapo memiliki arti Kepalan-Kepalan atau Gundukan, Kemudian ada juga yang berpendapat nama pulau ini lantaran banyaknya pohon Kapo-Kapo yang ada di pulau ini.
Pulau Terisolir dengan Sejuta Keindahan
Pulau Kapo-Kapo termasuk wilayah terisolir dan boleh dikatakan masih sangat virgin atau perawan belum terjamah bernuansa asri alami. Untuk biasa sampai ke sini menempuh jalur laut dengan menyewa kapal seharga lima ratus ribu hingga sejuta rupiah dengan kapasitas 20 orang. Untuk jarak tempuhnya dengan menggunakan kapal laut nelayan antara sejam hingga dua jam. Saat dalam perjalanan Pulau Kapo-Kapo, kita kan dimanjakan oleh pemandangan kawasan Mangrove atau Hutan Bakau yang cantik, bak hamparan permadani hijau di atas lautan. Kita akan disuguhkan pemandangan yang menakjubkan seperti memasuki sebuah lorong dalam dihiasi jejeran hutan Mangrove yang tumbuh alami dan rimbun bak tertata rapi di sisi kanan dan kiri.
Karena masih terbilang sebagai pulau yang terisolir dan terpencil, maka dermaganya pun belum mumpuni untuk menyambut para tamu dan pengujung . Dengan dermaga yang masih terbilang sederhana justru di situlah yang menimbulkan sensasi yang berbeda. Begitu tiba di sini, para wisatawan serasa memasuki dunia baru, bak nirwana rahasia yang tidak diketahui banyak orang.
Adapun kondisi di pulau ini, hanya memiliki aliran listrik yang ada dan bisa digunakan setelah jam lima sore. Kemudian untuk sinyal data atau operator telepon di wilayah ini sangat sulit, Begitu sampai di Pulau Kapo-Kapo lamgsung terputus tidak ada sinyal telepon, mati gaya lantaran tidak nyambung sama sekali dengan dunia digital.
Berada di sisni sungguh menjadi tempat healing atau menenangkan diri, jiwa, hati dan pikiran yang beristirahat total dari penat dan sibuknya aktivitas rutin yang biasa membelenggu. Maka, saat berada di Pulau Kapo-Kapo dijamin langsung melebur dan menyatu dengan alam nan cantik. Ya, ada di pulau ini seolah menjadi surga atau nirwana para penikmat wisata bahari.
Ketika sampai di Pulau Kapo-Kapo serasa sangat menyatu dengan alam. Begitu leluasanya menikmati keindahan pemandangan di sekitar, pepohonan nan asri, bentangan laut indah selepas mata memandang, debur ombak, terpaan semilir angin nan sejuk dan hamparan pasir di bibir pantai yang indah dan sejuk karena masih banyak pepohonan asri sekitarnya.
Memang, menikmati pantai di Pulau Kapo-Kapo berbeda dengan pantai di tempat lain, karena di sini pantainya masih dikelilingi aneka pepohanan yang rimbun. Di lepas pantai di Pulau Kapo-Kapo terdapat rimbunan Mangrove atau Bakau, kemudian di daratannya banyak pepohonan Kapo, Jengjeng, Pisang, Kelapa dan pohon buah-buahan seperti Mangga, Rambutan dan Kelengkeng.
Bisa Snorkling dan Olahraga Memacu Adrenalin
Memasuki area kampung di Pulau Kapo-Kapo ini seolah terlempar ke masa lalu. mendapati bangunan rumah dari kayu, sangat sederhana terdiri dari ruang tamu kecil, beberapa kamar, dapur dan kamar kecil. Halaman rumah penduduk di sini berasa alami bentangan rumput teki yang terawat rapi dilengkapi aneka tanaman hias.
Saat menjejakan kaki di pulau Kapo-Kapo ini yang letaknya berdekatan dengan sejumlah pulau lain yang menawarkan beragam pesona menarik. Misalnya ada Pulau Setan yang menjadi konservasi laut indah dan sering digunakan sebagai lokasi olahraga air seperti berenang, lalu Snorkling ke beberapa titik cantik yang tersedia di pulau ini yang terkenal dengan keindahan biota lautnya.
Kemudian bagi yang ingin merasakan sensasi Cliff Jumping alias lompat ke air dari tebing tinggi ke air bisa meluncur ke Pulau Sironjomg Kecil. Di sini menjadi tempat terbuka bagi wisatawan penyuka olahraga memacu adrenalin.
Penduduk di Pulau kapo-Kapo sangat ramah. Ketika kita baru sampai di sini langsung ditawari menikmati Kelapa Muda yang baru saja dipetik dari pohon yang ada di sekitarnya. Disuguhkan kelapa Muda rasanya sungguh menyegarkan dan memuasakan dahaga. Kemudian penduduk setempat juga akan menawari kopi hitam bercitarasa kampung yang mengepul ditemani Pisang dan Bakwan goreng.
Untuk menu kuliner yang terkenal di sini adalah Rendang Lokan yaitu sejenis Kerang yang empuk dan kenyal, lalu Ikan Bakar yang disajikan dengan Sayur dan Sambal Lado. Tersaji juga menu khas lainnya adalah Rendang Gurita yang terkenal banyak ada di sini. Bahkan saat menikmati Snorkling para wisatawan sering ikut mencari gurita di yang banyak tersedia di Pulau ini.
Harapan Para Delegasi KTT G20 Berkunjung ke Pulau Kapo-Kapo
Home Stay atau Cotage yang diswakan di sini adalah rumah para penduduk setempat. Dengan harga sewa berkisar mulai Rp 350 ribu hingga sejuta rupiah semalam, akan memanjakan para tamu dan wisatawan yang datang ke sini. Pilihannya bisa rumah yang kecil atau rumah besar lengkap kamar dan dapur berikut peralatan yang bisa dipakai untuk memasak,
Menurut Zuhrizul Chaniago, pemilik Kapo-Kapo Beach Cotage, animo masyarakat lokal dan mancanegara datang ke sini sangat antusias dan tinggi. Pria yang biasa disapa Zul ini membangun resort dengan sistem kerjasama pemilik lahan, masayarakat atau penduduk setempat. Zul membangun Cotage untuk keluarga dan grup yang setiap akhir pekan selalu saja ada tamu yang datang menginap di sini.
“Meski Pulau Kapo-Kapo letaknya terisolir, tetapi karena ada yang berbagi pengalaman menikmati pulau ini dan jadi tersebar, membuat orang lain tertarik datang ke sini. Setiap akhir pekan selalu saja ada yang datang,” kata Zul yang juga menjadi Ketua DPW Indonesia Adventure Travel and Trade Asociation (IATTA) Sumatera Barat pada beberapa waktu lalu.
Pria kelahiran Bukit Tinggi, Sumatera Barat, 12 Maret 1972 ini menjelaskan Pulau Kapo-Kapo menyuguhkan suasana tenang, cocok untuk mereka yang ingin healing atau menenangkan diri. Dan karena pulau ini letaknya terpencil, maka supaya pengunjung yang datang ke sini mendapatkan suasana yang berasa aman, nyaman dan privat, masyarakat setempat hanya menyediakan penyewaan berdasarkan jumlah vila dan cotage yang ada. “Supaya tidak kebanyakan orang justru mengurangi sensasi privat dan healing saat berada di Pulau Kapo-Kapo,”kata Zul.
Selanjutnya, Zul yang juga tergabung sebagai Koordinator Tim Percepatan Sumbar Madani Bidang Pariwisata ini menyambut baik apabila Pulau Kapo-Kapo direkomendasaikan sebagai salah satu destinasi wisata yang ditujukan bagi para delegasi KTT G20.
“Selama ini ada juga wisatawan mancanegara yang datang dan langsung tertarik dengan keindahan, keasrian dan keheningan Pulau Kapo-Kapo. Saya sebagai tokoh pariwisata di Sumbar akan senang dan berterimakasih apabila para delegasi KTT G20 datang ke sini,”ujar Zul bersemangat.
Hal senada juga dikatakan Suhendri, Kepala Dinas Pariwisata Kepemudaan, Kawasan Mandeh Pesisir Selatan, Sumatera Barat. “Kami siap dan bersukacita apabila wisata yang kami miliki seperti Pulau Kapo-Kapo bisa menjadi bagian dari event KTT G20,”kata Suhendri.
Memang, bila menyaksikan keindahan di Pulau Kapo-Kapo ini yang menjadi Nirwana Wisata Bahari di Ranah Minang, boleh jadi para dekegasi KTT G20 akan tertarik dan tidak akan menolak bila ada tawaran menikmati destinasi di sini. Dan tentunya para delegasi ini akan semakin mengerti, memahami dan mengetahui bahwa wisata Indonesia yang indah tak hanya Bali, tetapi masih banyak wisata lain yang tersebar dari Sabang sampai Merauke