Serah Terima Jabatan Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Jakarta, 28 Juli 2016

Serah Terima Jabatan Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Jakarta, 28 Juli 2016
Maritim, Untuk mempercepat dan mengefektifkan kinerja pemerintah, Presiden Joko Widodo kembali melakukan perombakan kabinet jilid ke-2. Salah satu menteri yang masuk dalam skema reshuffle  jilid kedua ini adalah Menko Kemaritiman Rizal Ramli. Figur yang dipilih oleh presiden untuk menggantikan Rizal adalah Luhut Binsar Pandjaitan. Sebelumnya, purnawirawan Jenderal Angkatan Darat ini menjabat sebagai Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum dan Keamanan. Presiden melantiknya sebagai Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman pada 27 Juli 2016 beberapa saat usai diumumkan menggantikan Rizal Ramli. Pada masa kepemimpinan Presiden Joko Widodo, Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman mengalami tiga kali pergantian menteri. Menko Kemaritiman pertama yang dipilih oleh presiden untuk duduk di kabinet kerja adalah Dwisuryo Indroyono Soesilo. Sepuluh bulan kemudian, presiden Joko Widodo menggantinya dengan Rizal Ramli yang dilantik pada Bulan Agustus 2016. Tak sampai setahun, presiden kembali melakukan perubahan susunan kabinet dan menunjuk Luhut Pandjaitan menggantikan Rizal Ramli. Saat memberikan sambutan pada acara serah terima jabatan di Auditorium BPPT II Kamis (28/7/2016), Menko Luhut Binsar Pandjaitan mengungkapkan keinginannya agar semua deputi dan segenap staf Kemenko Kemaritiman untuk bekerja lebih efektif dan kompak dengannya. Hal ini sesuai dengan pesan Presiden Joko Widodo saat melantik menteri kabinet yang baru di Istana Merdeka Rabu (27/7/2016) lalu. Sejarah mencatat keberadaan Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dimulai pada Kabinet Dwikora I (1964-1966). Saat itu bernama Menteri Koordinator Kompartemen Kemaritiman, membawahi Kementerian Perhubungan Laut, Kementerian Perikanan dan Pengolahan Laut dan Kementerian Perindustrian Maritim. Menteri Koordinator Maritim yang pertama adalah Ali Sadikin, dilanjutkan oleh Jatidjan dalam Kabinet Ampera I (1966-1967). Setelah Kabinet Ampera I, fungsi kementerian dialihkan ke Departemen/Kementerian Perhubungan. Hingga difungsikan kembali pada Kabinet Indonesia Bersatu. Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman mengoordinasikan 4 Kementerian, yaitu Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral, Kementerian Perhubungan, Kementerian Kelautan dan Perikanan, dan Kementerian Pariwisata. Pejabat-pejabat yang pernah menjadi Menko Kemaritiman adalah yang pertama Ali Sadikin, beliau menjabat pada Kabinet Dwikora I mulai 27 Agustus 1964 hingga 22 Februari 1966. Saat itu Instansi bernama Kementerian Koordinator Kompartemen Kemaritiman yang membawahi Menteri Perhubungan Laut, Menteri Perikanan  dan Pengolahan Laut, Menteri Perindustrian Maritim. Berlanjut pada kabinet Dwikora II, 22 Februari 1966 28 Maret 1966. Yang kedua, yaitu Jatidjan yang menjabat pada kabinet Ampera I. Mulai 25 Juli 1966 hingga 17 Oktober 1967. Nomenklatur saat itu berubah menjadi Kementerian Maritim. Pada Era Kepemimpinan Presiden Joko Widodo Kementerian Maritim kembali ditetapkan dengan Nomenklatur yang baru yaitu Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman. *** Untuk keterangan lebih lanjut, silakan hubungi     Lebih dekat dengan Luhut Binsar Pandjaitan Jenderal TNI (HOR) (Purn.) Luhut Binsar Pandjaitan (lahir di Simargala, Huta Namora, Silaen, Toba Samosir, Sumatera Utara, 28 September 1947) adalah Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Indonesia saat ini. Pernah menjabat sebagai Kepala Staf Kepresidenan Republik Indonesia sejak 31 Desember 2014 hingga 2 September 2015. Pada 12 Agustus 2015 ditunjuk oleh Presiden Joko Widodo menjadi Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan menggantikan Tedjo Edhy Purdijatno. Dalam reshuffle Kabinet Kerja tanggal 27 Juli 2016, dia diangkat menjadi Menteri Koordinator Kemaritiman menggantikan Rizal Ramli. Riwayat Pendidikan Pandjaitan adalah lulusan terbaik dari Akademi Militer Nasional angkatan tahun 1970. Pada Tahun 1967, Luhut masuk Akademi Angkatan Bersenjata Republik Indonesia (AKABRI) bagian Darat dan 3 tahun kemudian meraih predikat sebagai Lulusan Terbaik pada tahun 1970, sehingga mendapatkan penghargaan Adhi Makayasa. Karier militernya banyak dihabiskan di Kopassus TNI AD. Di kalangan militer dikenal sebagai Komandan pertama Detasemen 81. Berbagai medan tempur dan jabatan penting telah disandangnya; Komandan Grup 3 Kopassus, Komandan Pusat Kesenjataan Infanteri (Pussenif), hingga Komandan Pendidikan dan Latihan (Kodiklat) TNI Angkatan Darat. Ketika menjadi perwira menengah, pengalamannya berlatih di unit-unit pasukan khusus terbaik dunia memberinya bekal untuk mendirikan sekaligus menjadi komandan pertama Detasemen 81 (sekarang Sat-81/Gultor) kesatuan baret merah Kopassus, menjadi salah satu pasukan khusus penanggulangan terorisme terbaik di dunia. Pendidikan yang diikuti:
  • Masters in Public Administration, George Washington University, Washington DC, Amerika Serikat.
  • National Defense University, Amerika Serikat.
  • Akademi Angkatan Bersenjata Republik Indonesia (AKABRI), Penerima penghargaan Adhi Makayasa untuk lulusan terbaik AKABRI bagian Darat (1970).
  • Kursus Dasar Kecabangan Infanteri (SUSSARCABIF), Lulus Terbaik (1971).
  • Kursus Komando, Lulusan Terbaik, Meraih Penghargaan Sangkur Perak Komando (1971).
  • Kursus Lintas Udara, Lulusan Terbaik, Meraih Penghargaan Trophy Payung Emas (1971).
  • Kursus Lanjutan Perwira/SUSLAPA I (1976).
  • Kursus Lanjutan Perwira/SUSLAPA II (1978).
  • Sekolah Staf Komando Angkatan Darat (SESKOAD).
  • Sekolah Staf Dan Komando ABRI (SESKO ABRI)
  • Lembaga Ketahanan Nasional (LEMHANNAS)
Riwayat Pekerjaan: Jabatan Militer
  • Komandan Peleton I/A Group 1 Para Komando, Kopassandha (1971).
  • Komandan Peleton Batalyon Siliwangi Di Kalimantan Barat, Pada Operasi Pemberantasan Dan Penumpasan PGRS/Paraku (1972).
  • Komandan Kompi A Group 1 Para Komando, Kopassandha (1973).
  • Komandan Kompi A Pasukan Kontingen Garuda (KONGA VI) Wilayah Port Said, Port Fuad, Port Suez, Mesir (Desember 1973 - Oktober 1974).
  • Ajudan Pribadi Brigjen TNI Yogi S Memed (Komandan Brigade Selatan, Wilayah Terusan Suez) Kontingen Garuda (KONGA VI), Mesir (Desember 1973 - Oktober 1974). Komandan Tim C Group 1 Para Komando Satuan Lintas Udara Pada Operasi
  • Seroja, Kopassandha (1975).
  • Komandan Kompi Pasukan Pemburu Kopasshanda Pada Elemen Satgas Tempur Khusus, Pada Operasi Seroja (1976), Sekaligus Meraih Prestasi Dan Predikat Sebagai Komandan Kompi Terbaik Dalam Operasi Seroja.
  • Perwira Operasi Pada Pusat Intelijen Strategis/Pusintelstrat.
  • Perwira Operasi Pada Satuan Tugas/Satgas Intel Badan Intelijen Strategis (BAIS) ABRI.
  • Pendiri dan Komandan Pertama Detasemen 81 Anti Teroris Kopassus (1981).
  • Pendiri dan Komandan Pertama Proyek Rajawali Pada Pusat Intelijen Strategis/Pusintelstrat, BAIS ABRI (1983).
  • Komandan Satuan Pengamanan Presiden RI/VVIP Pada KTT ASEAN Manila, Filipina (1984).
  • Pendiri dan Komandan Pertama Proyek Charlie/Proyek Intelijen Teknik Pada Detasemen 81 Anti Teroris Kopassus (1985).
  • Pendiri Dan Komandan Pertama Sekolah Pertempuran Khusus (Sepursus).
  • Detasemen-81/Anti-Terror Kopassus Pada Pusat Pendidikan Pasukan Khusus (Pusdikpassus) (1986).
  • Komandan Satgas Tempur Khusus Pasukan Pemburu Kopassus (Detasemen-86) Di Sektor Tengah Khusus (Osu, Frekueike, Laisorobai) Timor-Timur (1986). Meraih Prestasi Dan Predikat Sebagai Komandan Satgas Tempur Terbaik Di Timor-Timur.
  • Komandan Sekolah Pusdik Para Lintas Udara Pusshandalinud/Pada Pusat Pendidikan Pasukan Khusus/Pusdikpassus, Kopassus (1987).
  • Asisten Operasi (Asops) Kopassus (1989).
  • Komandan Group 3 Sandhi Yudha Kopassus, (1990).
  • Komandan Pusat Pendidikan Pasukan Khusus (Pusdikpassus), (1993).
  • Komandan Korem 081/Dhirotsaha Jaya, Madiun, Jawa Timur, Meraih Prestasi Sebagai Komandan Korem Terbaik Di Indonesia (1995).
  • Wakil Komandan Pusat Persenjataan Infanteri.
  • Komandan Pusat Kesenjataan Infanteri (Pussenif) TNI-AD (1996-1997).
  • Komandan Pendidikan dan Latihan TNI Angkatan Darat (Kodiklat TNI AD) (1997-1998).
Jabatan dalam pemerintahan
  • Duta Besar RI Berkuasa Penuh Untuk Singapura (1999 - 2000).
  • Menteri Perindustrian dan Perdagangan RI pada Kabinet Persatuan Nasional (2000 - 2001).
  • Kepala Staf Kepresidenan RI (2014 - 2015).
  • Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, Dan Keamanan RI (2015 - 2016).
  • Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman (petahana).
Diolah dari berbagai sumber.