Spanyol Minati Wisata Bahari Indonesia

Spanyol Minati Wisata Bahari Indonesia

Maritim-Jakarta,  Forum Bisnis yang dihelat oleh Kedutaan Besar Republik Indonesia di Vigo, Spanyol pada hari Jumat (30-6-2017) dinilai telah berhasil menarik minat pelaku industry dan investor sektor kemaritiman serta perikanan Spanyol.

Sektor pariwisata, khususnya  wisata bahari sudah menjadi salah satu fokus pengembangan destinasi wisata pada era pemerintahan Presiden Jokowi. Berbagai lini telah diperkuat diantaranya dengan investasi galangan kapal pesiar, yacht, pelabuhan, marina, dan sea plane airport. Upaya KBRI Spanyol untuk menjaring para pelaku usaha sektor pariwisata pun mendapatkan apresiasi dari pemerintah Indonesia  melalui Menteri Pariwisata Arief Yahya.

“Kami sangat apresiasi upaya KBRI Spanyol, karena salah satu leading sector Kabinet Kerja Presiden Jokowi adalah sektor pariwisata, pangan, energy, infrastuktur dan maritim,” ujar Arif Yahya, Minggu (2-7-2017).

Menpar Arief Yahya juga mengungkapkan rasa bangganya dengan semangat KBRI Spanyol yang bekerja sama dengan Kantor Advokat Antonia Vinal & Co Abogados yang mempunyai banyak klien di kalangan pebisnis sektor turisme bahari dan kemaritiman Spanyol, guna menggelar Forum Bisnis. Ia juga menambahkan, Prinsip Businees Lead & Government Support selalu ia terapkan. Sinergi antara Pemerintah melalui Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) dan Kementerian terkait harus terus digalakkan agar mempercepat proses deal antar business to business dan industry to industry.

Sementara, Duta Besar Indonesia untuk Spanyol Yulli Mumpuni menuturkan, pihaknya memang sedang mencoba untuk menarik minat para pelaku usaha galangan kapal dan perikanan di Spanyol. Menurutnya, Vigo dipilih karena perana signifikan kota itu sebagai bursa ikan dan industry perkapalan terbesar di dunia.

“peluang ini harus bisa kita manfatkan bagi kepentingan nasional kita, saya yakin nantinya akan banyak peluang bisnis yang muncul di sektor maritime dan pariwisata, kami akan terus mendorong arus investasi Spanyol masuk ke Indonesia,” imbuhnya.

Dijelaskan Yulli, investasi Spanyol di sektor perikanan cukup banyak, hal itu terlihat pada beberapa produk industry pengolahan ikan beku yang diekspor kembali ke pasar Spanyol. Kontribusinya, sangat signifikan dengan nilainya yang mencapai USD 414 juta, walaupun tambah Yulli nilai tersebut belum mencerminkan kapasitas penuh kedua Negara.

Dilansir dari data (BKPM), realisasi investasi Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) dan Penanaman Modal Asing (PMA) pada Triwulan pertama tahun 2017 sebesar Rp 146,5 triliun dan realisasi investasi tersebut telah menyerap lebih dari 194.000 pekerja.

Diketahui, ada 10 destinasi prioritas, 7 destinasi diantaranya adalah wisata bahari yaitu, Tanjung Kelayang Belitung, Tanjung Lesung Banten, Kepulauan Seribu Jakarta, Mandalika Lombok, Labuan Bajo NTT, Wakatobi Sulawesi Tenggara dan Morotai di Maluku. Hanya 3 yang bergerak di non bahari, yaitu Danau Toba Sumatera Utara, Borobudur Joglosemar dan Bromo Tengger Semeru (BTS) di Jawa Timur.

Diharapkan, dengan adanya aliran investasi yang masuk khususnya dari Spanyol, akan memuluskan rencana Pemerintah Indonesia untuk membuat Minapolitan atau zona ekonomi terpadu yang terdiri dari pusat produksi dan perdagangan hasil produksi kelautan dan perikanan serta kompleks perumahan untuk nelayan. Konsep Minapolitan kan berbasis pendekatan dan pengembangan perikanan wilayah.***