Sukses Digelar, Simak Hasil Pertemuan Tingkat Menteri AIS Forum 2022
Marves - Bali, "Dengan ini saya nyatakan Dokumen Luaran Pertemuan Tingkat Menteri Forum Negara Pulau dan Kepulauan disahkan!” demikian diumumkan Menteri Kelautan dan Perikanan RI Sakti Wahyu Trenggono siang ini (Selasa, 06-12-2022) di Bali selaku salah satu Pimpinan Pertemuan Tingkat Menteri Forum Negara Pulau dan Kepulauan (Archipelagic and Island States Forum – AIS Forum). Palu sidang pun dihentakkan satu kali. Dokumen kesepakatan langkah tindak lanjut kerja sama forum ini diterima dalam beberapa menit saja, tanpa ada satu pun sanggahan dari peserta sidang.
Keberhasilan ini tidak luput dari hasil kerja keras untuk menyatukan pandangan dan kepentingan semua perwakilan negara partisipan dalam Pertemuan Tingkat Pejabat Tinggi yang diselenggarakan di hari kemarin (05-12-2022), dipimpin Deputi Bidang Koordinasi Kedaulatan Maritim dan Energi, Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi, Jodi Mahardi.
Meskipun pertemuan politik Forum Negara Pulau dan Kepulauan sempat ditiadakan tahun 2021 karena Covid-19, Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves) Luhut B. Pandjaitan mengungkapkan bahwa pelaksanaan kerja sama konkret Archipelagic and Island State Forum (AIS Forum) tetap berjalan dengan sangat baik selama tahun-tahun terakhir: “Saya bangga kita sudah menghasilkan kemajuan dan hasil yang konkret. Pelatihan kewirausahaan di Fiji, Solomon Islands, Tonga, Samoa, and Vanuatu. Lebih dari 200 sesi pertukaran pengalaman, pelatihan, dan bantuan teknis. Engagement dengan lebih dari 1000 startups. Serta program riset, beasiswa, dan peningkatan kemampuan yang diberikan untuk lebih dari 300 calon pemimpin bidang kelautan di masa depan.”
Ini hanya sebagian kecil prestasi Forum AIS yang disampaikan Menko Luhut. Selain itu, Sekretariat AIS Forum yang berkantor di Jalan Thamrin Jakarta telah memfasilitasi negara-negara partisipan melaksanakan program-program kolaboratif di 31 negara pulau dan kepulauan, seperti Singapura, Filipina, Guyana, Papua Nugini, Inggris, Irlandia, dan Fiji. Harapannya, pengalaman baik yang dihasilkan kesuksesan program-program ini bisa membantu negara pulau dan kepulauan lain memecahkan problema serupa di negaranya dengan lebih efektif dan efisien.
“AIS Forum memang sempat ditiadakan karena Covid-19, namun semangat para negara yang terlibat masih baik, terlihat banyak (perwakilan negara partisipan – red) yang hadir, dan bahkan kami telah menyimpulkan beberapa kesepakatan progresif untuk lebih cepat melangkah ke depannya,” kata Menko Luhut di lokasi, Bali, Selasa (06-12-2022).
Lalu, apa sih langkah-langkah yang disepakati tersebut?
Merujuk Dokumen Luaran yang disepakati, terdapat beberapa rencana seperti meningkatkan kolaborasi dengan mitra strategis berupa organisasi internasional lain di tingkat regional dan internasional. Hal ini untuk mendorong upaya pemulihan pascapandemi Covid-19 dan pencapaian Tujuan Pembangunan Berkelanjutan, khususnya SDG 14.
Selain itu, disepakati untuk memperkuat kerja sama negara-negara pulau dan kepulauan dalam mengelola dan melindungi sumber daya kelautan dengan kerja sama yang dibangun di atas prinsip solidaritas, keadilan, dan timbal balik. Antara lain, direncanakan kerja sama penelitian dan pengembangan, mendorong kewirausahaan, untuk pemulihan ekonomi melalui ekonomi kelautan berprinsip ekonomi biru. Didorong pula pembangunan kapasitas kelembagaan dan sumber daya manusia, serta akses yang terbuka dan responsif terhadap ilmu pengetahuan, infrastruktur, teknologi, dan inovasi dalam empat tema utama area kerja sama Forum AIS.
Ada juga kesepakatan progresif untuk mengatasi tantangan sosial, lingkungan, dan pembangunan global; menerapkan solusi berbasis alam dan pendekatan berbasis ekosistem; dan untuk mempromosikan solusi inovatif yang berkelanjutan dan cerdas dengan secara kreatif memanfaatkan start-up inovatif.
Dalam menghadapi ancaman terbesar bagi penduduk di negara pulau dan kepulauan, dampak perubahan iklim, seperti kenaikan temperatur dan tinggi permukaan laut serta pengasaman laut, negara partisipan akan menggunakan Forum AIS sebagai sarana menggaungkan suara negara pulau dan kepulauan di berbagai forum internasional untuk mendukung upaya membatasi peningkatan suhu global 1,5 derajat Celcius dari pre-industrial level dan mencapai hasil aksi iklim dan lingkungan yang ambisius sesuai kesepakatan dalam kerangka UNFCCC dan CBD.
“Kami menyambut sangat baik (kesepakatan) Forum AIS ini. Semoga kebersamaan kita ini bisa terus berlanjut dan sampai bertemu di Pertemuan Tingkat Tinggi AIS Forum tahun depan,” pungkas Menko Luhut.
AIS Forum atau Forum Negara Pulau dan Kepulauan itu sendiri adalah platform kerja sama konkret untuk bersama-sama mengatasi tantangan dan permasalahan yang dihadapi, khususnya pada sektor pembangunan kelautan.
AIS Forum yang pendiriannya dideklarasikan di Manado, Indonesia, pada 2018 lalu, melibatkan 47 negara pulau dan kepulauan dari seluruh dunia. Sejak pendiriannya, negara partisipan AIS Forum telah bersepakat untuk menjalin kerja sama dalam empat isu pembangunan yang menjadi perhatian bersama, yaitu: i) mitigasi dan adaptasi perubahan iklim dan pengelolaan bencana, ii) pembangunan ekonomi biru, iii) penanganan sampah plastik di laut, dan iv) pengelolaan maritim yang baik.
Biro Komunikasi
Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi
No. SP-399/HUM/ROKOM/SET.MARVES/XII/2022