Tingkatkan Kerja Sama Ekonomi Indonesia-Tiongkok Melalui Two Countries Twin Parks (TCTP)
Marves - Jakarta, Indonesia dan Tiongkok, sebagai mitra strategis dengan visi bersama untuk mewujudkan kerja sama ekonomi berkelanjutan, telah sepakat untuk mengimplementasikan Two Countries Twin Parks (TCTP). Hal tersebut diumumkan oleh Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves) Luhut B. Pandjaitan dalam acara China (Fujian) – Indonesia “Two Countries Twin Parks” Economic and Trade Cooperation Promotion Conference" yang diadakan di Jakarta pada Selasa (09/05/2023). Acara ini terlaksana berkat kerja sama High-Level Dialogue and Cooperation Mechanism (HDCM) RI-RRT dengan pihak Provinsi Fujian.
"Two Countries Twin Parks atau TCTP digagas dengan maksud untuk mempromosikan sinergi antara visi pembangunan prioritas kedua negara, yaitu 'Poros Maritim Dunia' dan 'Inisiatif Sabuk dan Jalan', dalam bentuk kerja sama kawasan industri," kata Menko Luhut.
Menko Luhut menyatakan bahwa sektor-sektor yang menjadi prioritas kedua negara dalam TCTP termasuk industri maritim, manufaktur pangan, material bangunan, elektronika, dan sektor lainnya yang telah disepakati oleh kedua negara. Sejak Memorandum Saling Pengertian ditandatangani oleh kedua negara pada 12 Januari 2021, pihak Indonesia dan Tiongkok mendorong kerja sama investasi di kawasan industri yang telah disepakati, yaitu, Yuanhong Investment Zone di RRT dengan kawasan industri di Bintan, Semarang, dan Batang di Indonesia.
"Kami terus membuka kesempatan bagi pelaku bisnis di berbagai sektor untuk terlibat dalam kerja sama ini," tambahnya.
Selama periode 2018 hingga 2022, nilai investasi Tiongkok di Indonesia mencapai USD 23,35 miliar, yang diimplementasikan dalam lebih dari 12.200 proyek. TCTP diharapkan dapat terus meningkatkan investasi Tiongkok di Indonesia, terutama dalam sektor industri.
"Selain itu, TCTP diharapkan dapat menjadi pendorong bagi kedua negara untuk meningkatkan pembangunan infrastruktur pendukung industri, seperti infrastruktur logistik maritim, dan mendukung kebijakan seperti kemudahan perizinan kepabeanan untuk produk-produk industri," ucapnya.
Untuk meningkatkan kualitas investasi dalam koridor TCTP, kedua belah pihak harus terus melakukan optimalisasi sumber daya alam, pembentukan lapangan kerja, peningkatan produktivitas, transfer pengetahuan dan teknologi, peningkatan daya saing, dan mengoptimalkan industri berorientasi ekspor.
"Pemerintah Indonesia akan terus bekerja sama dengan Pemerintah Republik Rakyat Tiongkok, terutama Pemerintah Provinsi Fujian, untuk meningkatkan kerja sama industri yang saling menguntungkan kedua negara dalam koridor TCTP," pungkas Menko Luhut.
Dalam pertemuan ini, telah dilaksanakan juga penandatanganan 21 proyek kerja sama bernilai kurang lebih RMB 43.2 Miliyar atau sekitar USD 6.36 Miliyar oleh 40 pelaku bisnis diantaranya China - Indonesia Cross-Border E-commerce Industrial Park antara Fuzhou Banxi Technology Co., Ltd dengan Sandratex dan 5G Fixed - Wireless - Access Network in Java, Indonesia antara Fujian Taikuk Technologies Investment Company Limited dengan PT. Solusi Sinergi Digital Tbk.
Selain Menko Luhut, acara ini juga dihadiri oleh Menteri Kelautan dan Perikanan RI Sakti Wahyu Trenggono, Sekretaris Partai Provinsi Fujian Zhou Zuyi, Duta Besar Republik Rakyat Tiongkok untuk Indonesia Lu Kang, Wakil Menteri I BUMN Pahala Mansury, Sekretaris Kemenko Marves yang sekaligus Sekjen HDCM RI-RRT Ayodhia G. L. Kalake, Sestama Kemeninves, Direktur Asia Timur Kemlu, Konjen RI di Guangzhou, Bupati Kabupaten Bintan, Sekda Provinsi Jawa Tengah, Sekda Kota Semarang, Asisten Administrasi Perekonomian dan Pembangunan, Provinsi Kepulauan Riau, Kepala Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Kabupaten Batang, serta pejabat terkait lainnya.
Biro Komunikasi
Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi
No.SP-91/HUM/ROKOM/SET.MARVES/V/2023