Tunjukkan Kepemimpinan, Indonesia Berikan Pelatihan Kemaritiman Bagi Anggota IORA

Tunjukkan Kepemimpinan, Indonesia Berikan Pelatihan Kemaritiman Bagi Anggota IORA

Maritim - Jakarta, Dalam gelaran hari kedua Second IORA Ministerial Blue Economy Conference bertema “Financing Blue Economy”, dihelat di Hotel Pullman, Jakarta 8 – 10 Mei 2017. Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman (Kemenko Maritim) diwakili oleh Deputi  Koordinator Bidang Koordinasi Kedaulatan Maritim Arif Havas Oegroseno menyatakan komitmen dan keseriusan Pemerintah Indonesia untuk memberikan berbagai training kepada Negara-negara anggota IORA.

Arif mengatakan, komitmen Pemerintah Indonesia untuk memberikan pelatihan kemaritiman seperti: Early Warning Tsunami, Pembuatan Peta Laut dan Manajemen Taman Laut kepada Negara-negara anggota IORA , juga menegaskan kepemimpinan dan kepeloporan Bangsa Indonesia serta semangat membangun kemitraan dengan negara-negara di kawasan Samudera Hindia dalam bidang maritim.

“Pertemuan hari ke dua ini membahas rekomendasi berdasar laporan ketua sidang masing-masing Negara anggota IORA, hasil rekomendasi ini  dituangkan dalam Jakarta Declaration of Blue Economy. Hasilnya nanti adalah komitmen Indonesia dalam IORA, misalnya kita akan memberikan training kepada negara di kawasan yang membutuhkan. Ini adalah kemampuan Indonesia yang telah dilakukan dan terus ditingkatkan, sehingga kita bisa menunjukkan kepemimpinan bangsa kita di kawasan Samudera Hindia,” ujarnya seusai memberikan laporan singkat dihadapan delegasi negara-negara peserta pertemuan dan tamu undangan lainnya.

Arif juga menambahkan, peluncuran program training pelatihan kepada negara-negara di kawasan Samudera Hindia telah dilakukan pada awal tahun ini dan direncanakan dilaksanakan juga pada tahun 2018 . Nantinya Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) memberikan training Early Warning Tsunami dan Pembuatan Peta Laut, dikarenakan BMKG adalah satu-satunya lembaga di kawasan Samudera Hindia yang menjadi sentral pelatihan bagi peringatan dini bahaya Tsunami tersebut. Sementara Kementerian Kehutanan dan Lingkungan Hidup (KLHK) akan  memberikan pelatihan Manajemen Taman Laut.

“Kita harus bangga, bahwa Bangsa kita sudah mempunya kemampuan dan keahlian dalam memberikan training di bidang maritim, sekali lagi ini menunjukkan kepemimpinan kita di kawasan Samudera Hindia,” imbuhnya.

Sementara untuk penanganan marine debris atau sampah laut, Arif mengungkapkan, untuk masalah penanganan sampah laut yang juga menjadi tema bahasan utama dalam pertemuan tingkat menteri i ini, Pemerintah Indonesia, sambung Arif menginginkan adanya investasi mengubah sampah menjadi energy (waste to energy), selain juga kerja sama melalui riset untuk melakukan tracking (pelacakan) wilayah-wilayah yang potensial menghasilkan sampah di daratan, dan langsung menanganinya sebelum masuk ke lautan.

” Mengenai sampah laut kita ingin ada investasi  dari Negara-negara anggota  IORA  lain yang punya teknologi, dan mitranya seperti  dari Jerman,Perancis, Inggris dan Amerika Serikat, yang sudah lebih dulu mempunyai teknologi waste to energy atau mengubah sampah atau limbah menjadi energi listrik berbasis Biomassa,” pungkas Arif.***