Workshop Manajemen Risiko FE Sumut: Mengoptimalkan Pengelolaan Risiko untuk Ketahanan Pangan Nasional

Workshop Manajemen Risiko FE Sumut: Mengoptimalkan Pengelolaan Risiko untuk Ketahanan Pangan Nasional

Marves - Yogyakarta, Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Kemenko Marves) melalui Deputi Bidang Koordinasi Pengelolaan Lingkungan dan Kehutanan (Deputi PLK) menyelenggarakan Workshop Manajemen Risiko : Peningkatan Analisis Risiko untuk menunjang Manajemen Risiko Food Estate Sumatera Utara (FE Sumut) pada Kamis-Jumat (7-8 Agustus 2024) di Yogyakarta. Workshop ini diadakan dengan tujuan meningkatkan kemampuan dalam mengidentifikasi, mengelola, dan memitigasi risiko yang mungkin muncul dalam pelaksanaan program tersebut.

Asisten Deputi Planologi Kehutanan dan Tata Lingkungan pada Deputi PLK, Sugeng Harmono menekankan pentingnya manajemen risiko untuk memastikan FE Sumut sebagai salah satu program prioritas pemerintah berjalan lancar dan mencapai target. Pendekatan yang sistematis penting untuk mengelola risiko dengan baik. 

Workshop ini diharapkan dapat memberikan penguatan tentang analisis risiko dan manajemen risiko. Selanjutnya akan didorong pemanfaatan teknologi kecerdasan buatan untuk meningkatkan pelaksanaan manajemen risiko FE Sumut.” Ujar Asdep Sugeng.

Staf Khusus Menko Marves Bidang Ketahanan Pangan dan Ekonomi Hijau, Van Basten memberikan informasi mengenai perkembangan FE Sumut dan memberikan penekanan pada potensi risiko pada penyediaan layanan untuk mendukung FE Sumut seperti modal, benih berkualitas, infrastruktur terutama irigasi untuk mendukung pelaksanaan budidaya dan kepastian pasca panen.

Inspektur Kemenko Marves, Muhammad Jalu Wredo Aribowo menekankan pentingnya kolaborasi dalam manajemen risiko untuk program FE Sumut. Dia menjelaskan bahwa manajemen risiko yang bersifat lintas sektor ini harus terintegrasi secara optimal untuk mendukung pencapaian tujuan ketahanan pangan nasional.

"Kami menunggu pedoman pengelolaan manajemen risiko pembangunan nasional lintas sektor segera difinalkan agar implementasinya di tahun 2025 dapat berjalan dengan baik. Dalam konteks FE Sumut, semua kementerian/lembaga terkait harus bekerja sama secara efektif untuk memastikan program ini mencapai tujuan ketahanan pangan dan menjadi contoh bagi program food estate lainnya di Indonesia,” ungkap Inspektur Jalu.

Turut hadir dalam workshop ini, akademisi dari Fakultas Teknologi Pertanian, Universitas Gadjah Mada yakni Prof. Dr. Ir. Adi Djoko Guritno, MSIE dan Dr. Megita Ryanjani Tanuputri, M.Sc. Mereka memberikan penjelasan mengenai Manajemen Risiko, Analisis Risiko, Studi Kasus hingga secara langsung berdiskusi dan membimbing praktik analisis risiko.

Beberapa perwakilan dari Kementerian/Lembaga turut hadir dalam workshop kali ini yakni dari Kementerian PPN/Bappenas, Kementerian Pertanian, Kementerian PUPR, dan Pemerintah Daerah yang diwakilkan oleh Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Pakpak Bharat.

Food Estate Sumatera Utara (FE Sumut) adalah program peningkatan penyediaan pangan nasional yang mencakup sektor pertanian pangan, hortikultura, perkebunan, dan peternakan di wilayah Sumatera Utara. Program ini menerapkan teknologi pertanian berbasis ilmu pengetahuan dan teknologi tepat guna melalui pemanfaatan sumber daya secara optimal dan berwawasan lingkungan. Dikelola secara profesional oleh kelembagaan yang kuat serta sumber daya manusia yang berkualitas, pembangunan FE Sumut memerlukan manajemen risiko yang komprehensif untuk mengantisipasi dan mengelola berbagai risiko yang mungkin muncul.

No.SP-223/HUM/ROKOM/SET.MARVES/VIII/2024
 
Biro Komunikasi
Kemenko Bidang Kemaritiman dan Investasi